Tribun Lampung Selatan
Disdik Lampung Selatan Pastikan KBM di Rumah Masih Berlanjut hingga 30 November 2020
Dinas Pendidikan Lampung Selatan menegaskan, Belajar dari Rumah atau belajar daring masih akan berlangsung hingga 30 November 2020.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN – Dinas Pendidikan Lampung Selatan menegaskan, Belajar dari Rumah atau belajar daring masih akan berlangsung hingga 30 November 2020.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Thomas Americo mengatakan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Kasus baru positif Covid-19 untuk di Lampung Selatan pun masih muncul.
“Sekarang Covid-19 masih tinggi. Pembelajaran masih kita laksanakan secara daring,” ujar Thomas Americo kepada Tribunlampung.co.id melalui pesan WhatsApp, Minggu (11/10/2020).
Menurut Thomas, pihaknya masih belum bisa memastikan kapan untuk pembelajaran di sekolah secara tatap muka akan kembali dilakukan.
• Muridnya Tak Punya Ponsel Belajar Daring, Seorang Guru Terpaksa Pakai Nampan untuk Jadi Papan Tulis
• Gasak Barang-barang di Distro, 2 Remaja di Lampung Selatan Diringkus Polisi
Hal itu, kata dia, masih akan melihat kondisi perkembangan pandemi Covid-19.
“Kita tidak ingin nantinya ada klaster penyebaran Covid-19 di sekolah. Kita melihat situasi perkembangan pandemi Covid-19 nantinya,” kata Thomas Americo.
Terpisah, para orangtua wali murid mempertanyakan kemungkinan kembali dilakukannya pembelajaran dengan sistem tatap muka di sekolah.
Para orangtua wali murid, menilai sistem pembelajaran daring kurang efektif.
Materi yang disampaikan oleh guru, banyak yang kurang bisa dipahami oleh para siswa.
“Pembelajaran daring ini kan juga banyak kendalanya. Seperti gangguan sinyal. Juga komunikasi antarguru dan siswa tidak intens. Seperti di kelas,” ujar Sari, seorang wali murid kepada Tribunlampung.
Namun ibu tiga anak ini juga menyadari, kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Jika kasus positif Covid-19 masih tinggi, tentu beresiko untuk munculnya klaster penyebaran di sekolah.
“Ini memang kondisi dilematis. Satu sisi ada potensi penyebaran pandemi Covid-19. Tetapi di sisi lain, juga terlihat ada penurunan mutu pembelajaran,” kata Sari.