Rudy Kurniawan Keponakan Buronan Kakap Eddy Tansil Akan Dideportasi Usai Jalani Hukuman
Rudy Kurniawan dihukum 10 tahun penjara pada Juli 2014 setelah ditahan dua tahun sebelumnya atas tuduhan menjual paling tidak ribuan botol minuman ang
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Rudy Kurniawan keponakan buronan kelas kakap Eddy Tansil Dideportasi.
Prilaku Rudy Kurniawan Tak jauh berbeda dengan prilaku pamannya Eddy Tansil.
Jika Eddy Tansil pamannya merupakan koruptor dan pembobol uang Bank BNI, ponakannya merupakan seorang penipu ulung.
Rudy pria asal Indonesia ternyata memalsukan minuman anggur langka,
Rudy Kurniawan, dijadwalkan akan dibebaskan dari penjara di Texas Amerika Serikat, Sabtu (07/11/2020).
Berdasarkan hukuman yang diterimanya, Rudy, tahanan nomor 62470-112, dijadwalkan akan dideportasi setelah masa tahanan di penjara "federal CI Reeves I & II Correctional Facility in Pecos, Texas, yang berlangsung setidaknya hingga 7 November",
menurut keterangan Dian Ardhini Hapsari, pejabat di Konsulat Jendral Indonesia (KJRI) di Texas.
Dian mengatakan KJRI Houston akan berkoordinasi dengan US Immigration and Custom Enforcement/US ICE) mengenai deportasi Rudy, "dengan pendampingan petugas hingga ke negara asal."
"Apabila tahanan tersebut tidak memiliki paspor yang masih berlaku, ICE akan menghubungi Perwakilan negara asal tahanan untuk penerbitan paspor/SPLP," kata Dian dalam keterangan tertulis kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Istri Polisi Tersangka Penipuan Berkedok Arisan Online
Baca juga: Pasutri Tersangka Penipuan di Tulangbawang Barat Terancam 4 Tahun Penjara
Baca juga: Aksi Penipuan Bermula saat Korban Diimingi Pelaku Dapat Mengambil Uang Ghoib dalam Jumlah Besar
Sementara kuasa hukum Rudy, Jerome Mooney juga mengatakan kepada BBC News Indonesia, bahwa pria yang saat ini berusia 44 tahun itu juga akan dibebaskan.
"Kami kira dia akan diserahkan kepada imigrasi untuk dideportasi dari negara ini. Kapan dan bagaimana kami belum tahu...Dengan situasi Rudy saat ini, akses untuk bertemu sangat terbatas," kata Mooney.
Rudy Kurniawan dihukum 10 tahun penjara pada Juli 2014 setelah ditahan dua tahun sebelumnya atas tuduhan menjual paling tidak ribuan botol minuman anggur palsu dengan nilai setidaknya US$20 juta.
Rudy Kurniawan yang diduga lahir dengan nama Zen Wang Huang di Jakarta, bertolak ke Amerika Serikat dengan visa pelajar pada tahun 1990-an.
Para penyelidik dalam film dokumenter Sour Grapes yang ditayangkan di Netflix pada 2016, mengungkap keluarga Rudi termasuk ibunya yang bernama Lenywati Tan, dan tinggal dengannya di Los Angeles.
Film itu juga mengungkap paman Rudy, Eddy Tansil, buronan Interpol - sejak kabur dari penjara Cipinang pada 1996. Namun sejumlah media sempat menyebut dia terlihat di China pada 2013.
Produsen minuman anggur di Burgundy Prancis, Laurent Ponsot yang membantu Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat, FBI, menangkap Rudy Kurniawan mengatakan walau bebas, cerita soal penipuan ini masih jauh dari berakhir.
Ponsot mengatakan tidak mungkin Rudi melakukan pemalsuan ribuan botol minuman anggur berkualitas tinggi - termasuk Bordeaux, grand cru Burgundy - seorang diri.
Ribuan botol ini membanjiri pasar minuman anggur, dengan korban termasuk Bill Koch, pengusaha super kaya Amerika yang mengaku dia menjadi korban penipuan Rudy.
"Anda tidak bisa sendiri membuat 1.500 botol Bordeaux (merek anggur) dan tiba-tiba menjadi Pétrus, Haut-Brion (merek lain)," kata Ponsot kepada Club Oenologique, majalah ekslusif yang banyak mengangkat soal minuman anggur.
"Tidak mungkin hanya Rudy Kurniawan melakukan semua ini di dapurnya. Ia punya gudang di suatu tempat di luar Los Angeles, dan dia punya orang yang bekerja untuknya," tambahnya.
"Juga, ia tidak bisa belajar semua tentang minuman anggur dalam waktu satu bulan atau setahun. Pasti ada orang yang mengajarinya tentang anggur. Ia punya komplotan," tambahnya lagi.
Ponsot sendiri mengatakan ia melakukan penyelidikan sendiri dan pergi ke Indonesia.
Ia mengatakan tengah menyusun buku tentang usaha keluarga minuman anggur Domaine Ponsot dan mencakup hasil penyelidikannya tentang Rudi.
Tetapi Ponsot mengatakan tidak akan menyebut nama dalam bukunya itu.
"Saya tahu saya tidak bisa menyebut nama di atas kertas, karena tak ada bukti dan saya akan dipenjara," katanya.
Dalam wawancara dengan majalah Amerika Wine Spectator, Ponsot juga mengatakan masih ada uang hasil penipuan Rudi itu.
"Setelah itu (dibebaskan), saya tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Saya tahu ada uang di suatu tempat dan bila ia lihai, ia akan ambil uang itu dan menghilang," katanya.
Ia juga mengatakan Rudy memiliki "sembilan identitas, termasuk identitas seorang perempuan,"
Namun Ponsot mengatakan curiga perempuan yang tinggal bersama Rudy bukan ibunya.
Ia juga mengklaim sertifikat kelahiran Rudi yang diberikan ke pihak berwenang palsu.
"Saya tidak dapat membuktikannya, namun semua tentang Rudi adalah palsu."
Ponsot mengatakan bukunya - baru tiga bab dari rencana 31 bab - akan mengungkap rincian yang dia ketahui dari hasil penyelidikannya.
Mencegah lelang minuman palsu
Pada tahun 2008, Ponsot mendapat telpon dari jaksa di New York dan kolektor minuman anggur terkait lelang 90 botol minuman usaha keluarganya Domaine Ponsot 1945.
Minuman itu akan dilelang di Acker Merrall & Condit di restoran Cru New York.
Sehari setelah berhasil mencegah lelang itu, Ponsot bertemu dengan Rudy, tanpa mengetahui apakah dia adalah korban atau pelaku.
Ponsot kemudian bertemu dengan Rudy dua kali di Los Angeles dan menuduh Rudy melakukan pemalsuan.
Selama lima tahun, kasus ini menjadi pekerjaan sampingannya, bekerja sama dengan penyelidik federal dan melakukan penyelidikan sendiri.
Langkahnya bersama FBI mengungkap penipuan besar minuman anggur yang akhirnya berhasil membuat Rudy dijatuhi hukuman penjara 10 tahun.
Namun semua rincian investigasi sendiri ini, kata Ponsot, akan diungkap dalam bukunya.
Yang jelas - kata Ponsot lagi - setelah bukunya selesai, ia tidak akan pernah mau membicarakan tentang Rudy lagi dan akan memfokuskan pada minuman anggur.
Wartawan BBC News di New York, Michelle Fleury, yang meliput sidang Rudy di Manhattan New York pada 2014 menulis saat itu bahwa di rumahnya di California, FBI menemukan tempat penyimpanan dan pembuatan minuman palsu ini ternyata di dapurnya.
FBI menemukan laci-laci penuh dengan label minuman anggur palsu serta tutup anggur.
Ada pula berbagai alat untuk membuat botol seolah lama dan terlihat asli.
Rudy mendapatkan botol-botol kosong ini dari restoran-restoran yang kemudian dia proses ulang dengan label palsu.
Penipuan ini dilakukan Rudy selama delapan tahun.
"Salah seorang yang saya tanya membandingkan Rudy dengan pemalsu barang seni, yang bangga atas apa yang ia lakukan," tulis Fleury,
Rudy adalah orang pertama yang diadili dan dihukum karena menjual minuman anggur palsu di Amerika Serikat.
Pihak berwenang saat itu menemukan ribuan label minuman anggur mahal Burgundy dan Bordeaux serta botol-botol yang belum diberi label.
Pada tahun 2006 saja, Rudy diduga berhasil menjual 12.000 botol dalam lelang.
Sebelum dijatuhi hukuman 10 tahun pada 2014, jaksa sempat mengatakan bahwa Rudy pantas dihukum lebih lama karena dia memamerkan hasil penipuannya dengan "pembelian barang mewah termasuk minuman anggur asli, mobil mewah, rumah besar di Beverly Hills, terbang dengan pesawat pribadi, jam-jam dan baju mewah, koleksi seni dan banyak lagi."
"Dia tidak menyesal atas apa yang dia lakukan, dia menyesal karena tertangkap, dan harusnya pengadilan tidak memberikan keringanan," kata jaksa saat itu.
Label dan tutup botol yang disita kepolisian di rumah Rudy Kurniawan di Los Angeles pada 2013. (bbc)
Rudy Kurniawan pernah dijuluki satu diantara penjual wine langka paling berpengaruh di dunia, bergabung dalam lingkaran di mana sebotol anggur merah harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Rudy Kurniawan -- yang juga dijuluki “Dr Conti” dan “Mr 47” -- adalah kolektor karya seni kontemporer mahal, arloji Patek Philippe dan memiliki deretan mobil mewah termasuk Lamborghini.
Jaksa penuntut mendakwa , sejak 2004 hingga Februari 2012, Rudy Kurniawan melakukan penipuan dan pemalsuan canggih kepada orang lain lewat cara yang sebetulnya sederhana.
Tipuan Sederhana
Kolektor kaya mempercayai reputasinya untuk keahlian yang tidak tertandingi, sehingga diduga yang dia lakukan hanyalah mencetak label palsu dan mengisi botol asli yang sudah kosong dengan anggur yang dibeli di toko.
Dari sana, yang dia butuhkan hanyalah kemampuan persuasif sebagai seorang salesman, menipu milyarder Amerika seperti Bill Koch, yang menggugat Kurniawan dalam kasus penipuan anggur terpisah di pengadilan yang sama.
Dituduh mengubah rumahnya di California menjadi sebuah “laboratoriun anggur palsu,” Kurniawan “mencampur dan menyatukan wine dengan harga yang lebih murah sehingga rasanya mirip dengan karakter anggur langka yang harganya jauh lebih mahal,” kata jaksa.
“Kurniawan menuangkan kreasinya ke dalam botol-botol kosong dari wine langka dan mahal,” demikian isi surat dakwaan yang dibacakan, lalu “menciptakan produk jadi: menyegel botol dengan gabus dan menempeli botol-botol itu dengan label anggur palsu.”
Diantara anggur palsu yang dijual Kurniawan adalah Chateau Petrus 1947 yang dia jual per botol seharga hampir Rp 300 juta pada tahun 2005 dan Domaine de la Romanee-Conti 1934 yang dia jual hampir Rp 130 juta per botol pada tahun berikutnya.
Jejak Mencurigakan
Tapi “sentuhan emas” Kurniawan ternoda pada April 2008, saat dia mencoba melelang 97 botol anggur yang dia klaim berasal dari pabrik Burgundy Domaine Ponsot Prancis, di sebuah balai lelang New York.
Botol-botol anggur milik Kurniawan itu ditarik dari pelelangan setelah ketahuan -- wine itu diberi label produksi tahun 1929, sementara Domaine Ponsot baru mulai menjual anggur itu pada tahun 1934.
“Setidaknya 84 dari 97 botol Domaine Ponsot itu palsu,” demikian isi surat dakwaan.
Pada Februari 2012, Kurniawan dituduh mencoba menjual Domaine de la Romanee-Conti dan Domaine Comte Georges de Vogue di sebuah balai lelang di London, dengan perkiraan nilai hampir Rp 1 milyar.
Namun banyak kalangan skeptis dan memperingatkan rumah lelang yang akhirnya membatalkan sebagian besar anggur itu dari pelelangan.
Pada saat ditangkap di kediamannya, FBI menemukan pasokan botol, label, segel gabus, dan berbagai peralatan lain yang diduga dipergunakan untuk membuat wine palsu. (bbc news/dw indonesia)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Penipu Ulung Rudy Kurniawan, Ponakan Buronan Eddy Tansil Dideportasi, Sepak Terjangnya Mengerikan