Tribun Bandar Lampung

Belanja Online di Lampung Capai Rp 111 M, Transaksi di Market Place Naik Meski Pandemi

transaksi belanja online pada triwulan II tahun ini mencapai Rp 36 miliar dan meningkat signifikan pada triwulan III menjadi Rp 111 miliar.

Editor: Reny Fitriani
Intisari online
ilustrasi belanja online - Belanja Online di Lampung Capai Rp 111 M, Transaksi di Market Place Naik Meski Pandemi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Di tengah pandemi Covid-19, transaksi penjualan produk secara online atau e-commerce di Provinsi Lampung meningkat tajam.

Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung pada Jumat (6/11/2020) menyebut, transaksi belanja online pada triwulan II tahun ini mencapai Rp 36 miliar dan meningkat signifikan pada triwulan III menjadi Rp 111 miliar.

Dari sisi volume barang yang terjual juga meningkat tajam.

Jika pada triwulan II atau April-Juni 2020 ada sebanyak 770 ribu produk terjual, maka pada triwulan III (Juli-September) meningkat jadi 3,09 juta produk.

Volume penjualan dari kuartal II ke III ini meningkat hingga 4 kali lipat.

Kepala BPS Provinsi Lampung Faizal Anwar mengatakan, data e-commerce tersebut bersumber dari BPS Pusat dengan memperhatikan pergerakan transaksi pada market place.

“Jadi ini bukan survei BPS, ini adalah salah satu alternatif atau usaha BPS dalam ikut memotret perkembangan arah pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya, Jumat (6/11/2020).

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Lampung Nurul Andriana menambahkan, metode yang digunakan dalam menganalisa market place dengan cara scrapping atau pemantauan dari market place yang akunnya berlokasi di Lampung.

Namun apakah produk yang dijual tersebut secara keseluruhan berasal dari Lampung atau ada juga yang dari luar Lampung, BPS tidak menganalisa sejauh itu.

"Akun tokonya adalah di Provinsi Lampung, siapapun yang beli kita tidak tahu. Termasuk produk yang dijual apakah semua dari Lampung atau tidaknya, tidak sampai ke situ," ungkap Nurul.

Alami Peningkatan

Sejumlah pelaku usaha online mengakui jika penjualan barang meningkat signifikan selama pandemi Covid ini.

Salah satunya diungkapkan Owner @tapis_q Ria Caradila yang berjualan di market place Shopee.

Ria mengatakan, sejak April 2020, penjualan kaus Tapis di tapis_q naik hingga 30-40 persen dalam sebulan.

Para pembeli berasal dari Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Surabaya, dan ada juga dari seputaran Lampung.

"Saya tidak menyangka bisa naik penjualan, karena sebelumnya saya sempat pesimis. Saya pikir bakal turun penjualan karena Covid, tapi ternyata sebaliknya," kata Ria Caradila.

Ia menjelaskan, selama Covid ini ia juga menawarkan promo potongan harga.

Ini agar para konsumen semakin tertarik untuk membeli produknya.

Selain itu, kata Ria, harga barang yang ia tawarkan relatif terjangkau.

Untuk kaus anak-anak dibanderol Rp 70 ribu dan dewasa Rp 100 ribu-Rp 110 ribu.

"Selama pandemi orang banyak di rumah. Jadi banyak orang belanja dari rumah secara online. Kaus Tapis ini banyak digunakan warga untuk membuat video-video menarik di Tik Tok atau Instagram," kata dia.

Owner @lacuisine.bdl dr Zaraz Obella juga mengakui adanya peningkatan transaksi online.

Bahkan sejak dua minggu terakhir, penjualan produk makanan onlinenya meningkat hingga 100 persen.

"Kami baru saja mengeluarkan menu baru yaitu nasi syurga kulit ayam, nasi syurga paru, dan nasi syurga campur yang masing-masing harganya Rp 20 ribu per porsi. Sebelumnya ada nasi kebuli Rp 30 ribu per porsi, beef kare Rp 30 ribu per porsi, dan beef pasta Rp 15-25 per porsi," kata dr Obel.

Menurutnya, kehadiran menu baru ini menambah daya tarik pembeli.

Selain itu, karena pandemi Covid, banyak orang khawatir keluar rumah.

Sehingga belanja dan memesan makanan secara online.

Jasa Pengiriman Naik

Naiknya penjualan barang online juga terlihat dari meningkatnya volume pengiriman barang maupun barang yang masuk di perusahaan jasa pengiriman barang.

Branch Manager PT Citra Van Titipan Kilat (BM TIKI) Provinsi Lampung Kukuh Rizal Pratama mengatakan, selama pandemi Covid ini volume pengiriman barang meningkat signifikan hingga 60 persen.

Saat ini ada sekitar 1.000 pieces barang keluar dari Lampung setiap harinya.

Sementara barang yang masuk dari luar Lampung mencapai 2.000 pieces perhari.

Sebelum pandemi, barang yang keluar Lampung tidak sampai 1.000 dan yang masuk ke Lampung hanya sekitar 1.200 pieces.

"Selama pandemi ini geliatan ekonomi di sektor jasa online shop memang tumbuh dengan tajam. Mungkin karena masyarakat enggan keluar rumah khawatir tertular Covid, sehingga banyak melakukan belanja secara online," katanya, kemarin.

Tiki juga memberikan layanan penjemputan paket yang ingin dikirim ke rumah.

Sehingga, para pelaku usaha yang berjualan online juga tidak perlu repot-repot datang ke kantor/gerai TIKI.

Pimpinan Cabang JNE Lampung Ahmad Junaidi juga mengakui, volume pengiriman barang dari transaksi online meningkat selama pandemi Covid.

"JNE memang ada kerjasama dengan UMKM dalam memasarkan produk mereka. JNE juga memiliki promo single tarif untuk kiriman se-Provinsi Lampung Rp 7.000 /kg dalam kota dan tarif Rp 12 ribu/kg ke seluruh Kabupaten di Lampung," katanya.

Ia mengatakan, banyaknya warga yang beraktivitas di rumah membuat transaksi belanja juga banyak dilakukan secara online.

Menurutnya, hampir semua jenis produk termasuk makanan dijual dan dibeli secara online. (Tribunlampung.co.id/lis/din/byu)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved