Tribun Bandar Lampung
Kisah Personel Brimob Lampung Dampingi Siswa SD Belajar Daring, Keliling Door to Door ke Rumah Siswa
Satuan Brimob Polda Lampung memfasilitasi siswa SD yang kurang mampu mengikuti sekolah online di masa pandemi Covid. Nama programnya BRAIN.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
"Setelah beberapa materi kami edit videonya dan nanti kami gunakan untuk disampaikan ke murid," ungkapnya.
Valian mengatakan ia mendampingi tiga orang murid yang duduk di bangku kelas 6 yang akan menghadapi ujian akhir.
"Kami targetkan jam 09.00 WIB sudah sampai di rumah murid, dengan menggunakan laptop kami berikan materi dari guru, lalu absensi dan menjawab pertanyaan guru secara online," terangnya.
Valian pun mengaku membatasi waktu permurid antara satu hingga dua jam karena ia harus bergantian ke rumah siswa-siswi.
"Ya tiga rumah murid, jaraknya lumayan antara lima hingga tiga kilometer dari sekolahan, di daerah Sidodadi Natar," sebut Valian.
Valian menambahkan saat pertama kali mendatangi rumah para murid awalnya pihak keluarga murid bingung.
"Respons awalnya bingung didatangi Brimob pakai seragam. Jadi kami didampingi guru, guru menjelaskan pada orang tua jika ada anggota Satbrimbo dari Polda Lampung akan memberikan fasilitas program BRAIN untuk mempermudah pembelajaran anak didik," terangnya.
Salah satu guru Ena Santiana mengaku, sangat terbantu dengan adanya program tersebut.
Ia menuturkan anggota Brimob membantu dengan memberikan fasilitas dari membuat hingga mengantarkan materi pembelajaran.
"Sangat membantu, apalagi ini banyak siswa yang terkendala soal perangkat," tandasnya.
Wadansat Brimob Polda Lampung AKBP Henry JP Siahaan mengatakan, melalui program Brimob Ramah Anak Indonesia pihaknya menginisiasi fasilitas daring door to door, ruang khusus di markas Brimob untuk belajar online dan ruang publik untuk lokasi belajar bersama online.
Pada program BRAIN door to door, personel Brimob mendatangi langsung rumah siswa SD sekitar 30 orang yang tidak memiliki alat dan prasarana belajar daring dengan penerapan protokol kesehatan.
"Perlengkapan daring dari laptop hingga hotspot disediakan lengkap untuk dipergunakan siswa tersebut," imbuhnya.
Begitu juga di ruang publik dan Mako, protokol kesehatan wajib diterapkan dan maksimal menampung 15 siswa setiap sesi daring.
"Layar proyektor hingga kursi belajar juga disediakan dan disterilkan sebelum digunakan," ucapnya.