Tribun Bandar Lampung
Viral Dokter Asal Lampung Barat Lulus CPNS Kemenkumham RI, Ortu Biayai Kuliah dari Bertani dan Buruh
Dalam pengumuman CPNS, 30 Oktober lalu, namanya nangkring di urutan keenam dari total 47 peserta yang lolos CPNS formasi dokter.
"Orangtua saya (ayah dan ibu) tidak ada yang lulus SD. Untung bisa membaca dan menulis, dan alhamdulillah anaknya bisa jadi CPNS kedokteran," sambungnya.
Pengalaman mengikuti tes CPNS pun merupakan yang pertama kali bagi Ahmad.
Pria kelahiran Lambar, 30 Juni 1991, itu bersyukur bisa langsung lulus pada kesempatan pertama.
"Semua yang saya capai tidak lepas dari jerih payah orangtua. Mudah-mudahan pencapaian ini bisa membuat mereka bangga," kata ayah dari dua putra, Abdullah Gibran Ar Rafir Ahmad dan Abdillah Virendra Ahmad, ini.
Menabung
Bukan hal mudah bagi Ahmad, khususnya kedua orangtuanya, membiayai perkuliahan kedokteran.
Pada 2009, biaya kuliahnya mencapai Rp 6 juta per semester.
"Selalu naik lima persen tiap semesternya. Belum lagi biaya fasilitas pendukung belajar," ujar Ahmad.
Lalu, ketika mengambil pendidikan profesi dokter, biaya per semesteran bahkan mencapai Rp 9 juta sampai Rp 11 juta selama total empat semester.
Namun demikian, kedua orangtua mendukung pilihan Ahmad berkuliah kedokteran di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur.
"Bapak ibu sudah menabung sejak saya masih dalam kandungan untuk rencana pendidikan. Tidak pernah menyangka anaknya bakal kuliah kedokteran," katanya.
Suami dari Dewi Arum Yonitri ini percaya Tuhan telah mengatur rezeki dengan usaha giat orangtuanya mencari nafkah sebagai petani dan pedagang.
"Terbukti selama kuliah, apa yang saya minta untuk keperluan kuliah bisa terpenuhi. Termasuk beli buku yang tergolong mahal bagi keluarga kami tanpa harus berutang," tuturnya.
Sempat Tak Lulus
Soal keinginannya kuliah kedokteran, anak pertama dari dua bersaudara ini mengungkap semuanya bermula saat duduk di bangku SMA Negeri 1 Liwa sebagai sekolah berstandar internasional.