Atas Perintah Trump Kapal Induk Nimitz Bergerak ke Teluk Persia, Angkut dan Pindahkan Persenjataan

Serangan ini dipastikan memicu reaksi tajam Iran, seperti halnya serangan udara AS pada 3 Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qassim Suleimani.

Editor: Romi Rinando
DailyMail via Tribunnews.com
Ilustrasi Kapal Induk USS Carl Vinson. Bawa Ratusan Jet Tempur F-18, 3 Kapal Induk Amerika Serikat 

Ledakan itu disusul rentetan tembakan yang melubangi kaca dan badan kendaraan yang ditumpangi korban. Para pengawal Fakhrisadeh memberi perlawanan, tapi penyerang lebih cepat bergerak.

Meski tak pernah merespon, Israel sejak lama mengincar sasaran-sasaran penting Iran, terutama yang mereka klaim terkait pengembangan senjata nuklir negara itu.

Dalam rekaman pidato PM Israel Benyamin Netanyahu pada 2018,  ia mengatakan intelijen Israel telah menyita berbagai dokumen terkait upaya Teheran mengembangkan persenjataan nuklir.

Ia menggambarkan Fakhrizadeh sebagai pemimpin program nuklir militer Teheran. Dikutip Al Masdar News, Netanyahu pada saat mengatakan, "Ingat nama ini, Fakhrizadeh".

Israel Sejak Lama Menempatkan Fakhrisadeh Sebagai Target

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Pada 2014 menurut Reuters, seorang diplomat barat merujuk peran ilmuwan ini dalam program nuklir Teheran.

Narasumber itu mengatakan, jika Iran memutuskan melakukan militerisasi (operasi pengayaan), Fakhrizadeh akan dikenal sebagai bapak bom nuklir.

Dalam laporan yang sama, Reuters mengutip sumber tinggi Iran mengonfirmasi Mohsen Fakhrizadeh memiliki tiga paspor dan melakukan banyak perjalanan ke luar negeri, terutama ke negara-negara Asia.

Ilmuwan ini berkomitmen untuk perkembangan teknologi Iran dan menikmati dukungan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.

Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif mengutuk pembunuhan ini oleh teroris. “Teroris membunuh seorang ilmuwan Iran terkemuka hari ini,” tulis Javad Zarif di akun Twitternya.

"Kepengecutan ini, dengan indikasi serius peran Israel, menunjukkan sikap putus asa dari para pelakunya,” lanjut Zarif. 

Diplomat berpendidikan Amerika, satu di antara tokoh Iran yang paling dikenal, menyerukan komunitas internasional , terutama Uni Eropa, harus mengakhiri standar ganda mereka .

Mantan pejabat tinggi kebijakan Timur Tengah Pentagon, Michael P Mulroy, mengatakan pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh kemunduran bagi program nuklir Iran.

“Dia adalah ilmuwan nuklir paling senior mereka dan diyakini bertanggung jawab atas program nuklir rahasia Iran,” kata Mulroy dikutip NYTimes.

“Dia juga seorang perwira senior di Korps Pengawal Revolusi Islam, dan itu akan memperbesar keinginan Iran untuk membalas (pembunuhan) secara paksa,” imbuh Mulroy.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved