Atas Perintah Trump Kapal Induk Nimitz Bergerak ke Teluk Persia, Angkut dan Pindahkan Persenjataan

Serangan ini dipastikan memicu reaksi tajam Iran, seperti halnya serangan udara AS pada 3 Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qassim Suleimani.

Editor: Romi Rinando
DailyMail via Tribunnews.com
Ilustrasi Kapal Induk USS Carl Vinson. Bawa Ratusan Jet Tempur F-18, 3 Kapal Induk Amerika Serikat 

Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh menurutnya memberi implikasi luas bagi pemerintahan Joe Biden-Kamala Harris.

s

 
US NAVY

FILE - Kapal induk AS USS Nimitz dikabarkan berlayar ke Teluk Persia di tengah meningkatnya ketegangan menyusul pembunuhan seorang ilmuwan Iran, Jumat (27/11/2020). 

Serangan ini dipastikan memicu reaksi tajam Iran, seperti halnya serangan udara AS pada 3 Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qassim Suleimani.

Pembunuhan ini dapat memperumit upaya pemerintahan AS berikutnya yang kemungkinan akan memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015, seperti yang telah dia janjikan.

Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018, meninggalkan sejumlah Negara lain yang terlibat perjanjian ini.

Kesepakatan nuklir Iran 2015 dirancang Presiden Barack Obama. Keputusan Trump itu mengisolasi AS dari sekutu barat yang mencoba mempertahankan perjanjian tersebut.

Trump kemudian menjatuhkan sanksi ketat pada Iran dalam upaya untuk memaksanya kembali ke meja perundingan, tawaran yang ditolak Iran.

Israel sejak lama menentang kesepakatan nuklir ala Obama itu. Mereka mengkhawatirkan pencapaian Iran atas teknologi militer yang mampu mencapai negara mereka.

Aljazeera dalam ulasan terbarunya menilai, pembunuhan Fakhrisadeh ini benar-benar akan menyulitkan Biden dan AS di masa mendatang.

Joe Biden akan kesulitan memulai kembali diplomasi Washington dan Teheran, seperti dijanjikannya di masa kampanye. 

Biden-Harris akan resmi menjabat sebagai pemimpin AS pada 20 Januari 2021. Janjinya kembali ke kesepakatan nuklir Iran membalikkan tekanan keras pemerintahan Trump atas Iran.

Meskipun masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Fakhrizadeh di luar Teheran, para pejabat Iran menuding Israel.

Tindakan keras kemungkinan bisa diambil Iran dalam waktu dekat. “Iran akan melakukan sesuatu seperti ini terhadap Israel atau terhadap AS sendiri,” kata Trita Parsi, Wakil Presiden Eksekutif Quincy Institute, lembaga pemikiran  di Washington DC.

Parsi mengatakan pembunuhan Fakhrizadeh, menciptakan situasi "win-win" bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved