Tribun Bandar Lampung

Idap Atresia Bilier, Balita di Lampung Butuh Rp 1 Miliar untuk Punya Hati Sehat

Untuk bisa bertahan hidup, bocah yang biasa disapa Dzili ini harus segera menjalani operasi transplantasi atau cangkok hati.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok keluarga
Muhammad Syadzili Meyzar Ibrahim mengidap atresia bilier. 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id V Soma Ferrer

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Bayi bernama Muhammad Syadzili Meyzar Ibrahim mengalami nasib kurang beruntung.

Bayi delapan bulan itu divonis mengidap atresia bilier atau penyempitan empedu.

Untuk bisa bertahan hidup, bocah laki-laki yang biasa disapa Dzili ini harus segera menjalani operasi transplantasi atau cangkok hati.

Yulizar Fadli, ayah Dzili, mengatakan, gejala tersebut sudah terlihat saat anaknya masih berusia dua bulan.

Baca juga: Putri Mayangsari Buka Suara soal Isu Hubungan Asmara Ibunya dengan Artis Adi Firansyah

Baca juga: Pengakuan Mantan Kekasih Hadiri Pesta Pernikahan hingga Membuat Pengantin Wanita Pingsan

"Awal-awal gejalanya belum diketahui. Baru mengalami buang air besar berwarna kuning pucat. Situasi awal pandemi saat itu juga membuat keluarga belum yakin untuk memeriksakan Dzili ke rumah sakit," ujar Fadli, Senin (14/12/2020).

Dalam perjalanannya, bayi yang lahir pada 21 Maret 2020 di Kotabumi, Lampung Utara itu telah diperiksa di sejumlah rumah sakit.

"Awalnya, berhubung masa pandemi, Dzili masih ditangani dari rumah. Karena saat itu juga pandemi Covid-19 baru mulai merebak di Lampung," kata Fadli.

"Dengan dorongan pihak keluarga, Dzili diperiksakan ke RS Handayani Lampung Utara. Saat itu belum diketahui penyakitnya," terusnya.

Setelahnya, Dzili akhirnya mendapatkan rujukan untuk melanjutkan pengobatan di RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

Baca juga: Arya Saloka Ungkap Kesan Pertama Bertemu Amanda Manopo: Harus Dibuka Dulu Baru Tahu Aslinya

Baca juga: Istri Curhat Mantan Kekasih Minta Balikan, Suami Naik Pitam Bunuh Korban di Tempat Tidur

"Anak saya dirawat di RSUD Abdul Moeloek dirawat selama 14 hari. Pada saat itu, Dzili belum juga mendapat kepastian diagnosa tentang penyakit yang diderita," jelasnya.

Fadli pun memutuskan untuk kembali meminta rujukan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Di RSCM, lanjut Fadli, Dzili diperiksa oleh dokter spesialis.

Akhirnya, Dzili divonis mengidap atresia bilier.

"Untuk kesembuhannya, Dzili harus dilakukan transplantasi atau cangkok hati. Pendonornya adalah saya sendiri sebagai ayahnya," sebut Fadli.

"Proses transplantasi hati untuk Dzili bisa dilakukan sekitar bulan Maret 2021. Karena di RSCM, proses transplantasi hati hanya dilakukan dua kali setiap bulannya," terangnya.

Terhitung sejak 26 Juli 2020 hingga saat ini, Fadli dan keluarganya masih berada di Jakarta.

Untuk biaya operasi transplantasi hati buah hatinya, pria yang berprofesi sebagai pekerja seni itu membutuhkan dana sebesar Rp 800 juta.

Di sisi lain, dia juga harus menanggung biaya sewa indekos selama di Jakarta.

"Kondisinya sekarang, baik saya ataupun Dzili, harus menjaga kesehatan dan cukup asupan gizi. Untuk Dzili sendiri kebutuhan gizinya harus cukup dan seimbang guna mempersiapkan diri untuk operasi tersebut," beber Fadli.

Agar transplantasi dapat terlaksana, sebagai pendonor, Fadli wajib menjalani pemeriksaan kesehatan atau screening yang juga menelan banyak biaya, yakni mencapai Rp 200 juta.

Biaya tersebut akan digunakan untuk menunjang transplantasi, pemeriksaan kesehatan atau screening pendonor, keperluan obat-obatan, dan susu khusus penunjang pengobatan pasien yang tidak ditanggung BPJS, dan biaya operasional.

"Biaya Rp 200 juta itu di luar biaya operasi transplantasi hati. Untuk biaya transplantasi hati sendiri sekitar Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar," rincinya.

"Yang dicover dari BPJS sebesar Rp 260 juta, dan sisanya dibantu RSCM dan penggalangan dana dari Kitabisa.com," lanjutnya.

Baca juga: Jadwal Pendaftaran CPNS 2021, Menteri Tjahjo Kumolo: Diperkirakan April hingga Mei 2021

Baca juga: Ibu Bunuh 3 Anak Kandung di Nias, Pelaku Mendadak Sakit setelah Ditangkap dan Tewas di RS

Bagi yang ingin memberikan donasi bagi kesembuhan Muhammad Syadzili Meyzar Ibrahim bisa menyalurkannya melalui https://kitabisa.com/campaign/syadzilisembuh. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved