Tegal Mas Lampung

Bos Tegal Mas Thomas Azis Riska Ultah Ke-49, Ucap Syukur Sekeluarga Bisa Bertahan Melawan Covid-19

Bos Tegal Mas, Puncak Mas, dan Bukit Mas, Thomas Azis Riska, berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021, langsung sungkem ke kaki ibunda.

Editor: Andi Asmadi
Istimewa
Bos Tegal Mas Thomas Azis Riska (kanan) berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021. Ia sungkem kepada ibundanya, sosok perempuan yang ia anggap sebagai pahlawannya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Bos Tegal Mas, Puncak Mas, dan Bukit Mas, Thomas Azis Riska, berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021 ini.

Thomas merayakan hari jadi dengan acara sederhana, yakni berkumpul bersama keluarga besarnya.

Dari sekian banyak anggota keluarga yang berkumpul sejak Minggu (10/1/2021) malam, ada satu sosok perempuan yang pertama kali didatanginya.

Perempuan itu adalah ibundanya, Hj Shofia Hatawati.

Thomas sungkem kepada ibundanya dengan berlinang air mata.

Thomas Azis Riska berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021. Thomas (kiri belakang) bersama keluarganya.
Thomas Azis Riska berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021. Thomas (kiri belakang) bersama keluarga. (Istimewa)

“Beliau adalah pahlawan saya, yang begitu sabar dan telaten membesarkan saya dan semua saudara saya hingga kami tiba pada titik sekarang ini,” paparnya dengan mata memerah.

Barulah setelah itu istri dan anak-anaknya datang memeluknya, saudara-saudaranya, serta anggota keluarga lainnya.

Thomas lahir di Tanjung Karang, 11 Januari 1972 dari kedua orangtua, H Mas Thohir (almarhum) dan Hj Sofia Hattawati.

Ia merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara.

Thomas mengungkapkan, motivasi utama dalam kehidupannya adalah keluarga.

"Doa dan dorongan yang sangat kuat saya rasakan dari ibu kandung saya, istri saya, dan anak-anak. Bahkan dengan melihat anak-anak, membuat saya lebih kuat," ujarnya.

Tak hanya itu, saudara-saudara dan kerabat lain juga sangat membantunya.

Thomas Azis Riska berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021. Thomas (tengah) bersama saudara-saudaranya.
Thomas Azis Riska berulang tahun ke-49 pada Senin 11 Januari 2021. Thomas (tengah) bersama keluarga. (Istimewa)

"Kekompakan kami 8 bersaudara juga faktor utama bagi saya dalam melakoni hidup ini, dengan segala kelebihan dan kekurangan kami masing-masing," tambahnya.

Di hari ulang tahunnya, Thomas memanjatkan syukur tak terhingga kepada Allah.

“Saya bersyukur atas segala perlindungannya sehingga keluarga besar kami bisa bertahan menghadapi Covid-19 ini,” ujarnya.

Ia juga memanjatkan syukur atas rahmat dan karunia Allah sehingga sekeluarga bisa menjalani dan melewati masa-masa berat selama pandemi Covid-19.

Thomas dikenal sebagai salah satu pejuang yang gigih melawan Covid.

Bukan hanya berjibaku membantu jika ada anggota keluarganya yang terkena Covid.

Ia bahkan pernah menjadi ketua tim relawan untuk pemakaman korban Covid di awal-awal pandemi.

Ketika itu, masyarakat masih resisten terhadap korban Covid sehingga tidak mengizinkan korban dimakamkan di sekitar wilayah pemukimannya.

Thomas bersama Sekprov Fahrizal Darminto dan sejumlah relawan hingga tengah malam sampai tiga kali berpindah lokasi hingga akhirnya berhasil memakamkan korban Covid di sekitar kawasan Kota Baru.

Thomas adalah owner dari tiga tempat wisata favorit di Lampung. Yakni, Tegal Mas, Puncak Mas, dan Bukit Mas.

Yang pertama ia kelola adalah Bukit Mas. Setelah itu, lahan yang berada di puncak bukit di belakang Bukit Mas ia kembangkan hingga menjadi destinasi wisata yang sangat populer.

Dari situ, ia kemudian membangun Pulau Tegal Mas yang dulunya hanya merupakan kawasan yang sepi dan tak dilirik orang untuk berwisata.

Berkat tangan dinginnya, kini Tegal Mas menjadi salah satu objek wisata paling hits di Lampung.

SUNGKEM - Owner Tegal Mas, Thomas Azis Riska, berulang tahun ke-48 pada Sabtu 11 Januari 2020. Ia mendatangi kediaman orangtua lalu sungkem kepada ibundanya.
SUNGKEM - Owner Tegal Mas, Thomas Azis Riska, berulang tahun ke-48 pada Sabtu 11 Januari 2020. Ia mendatangi kediaman orangtua lalu sungkem kepada ibundanya. (ISTIMEWA)

Tiga Tahun Lalu

Pada momen ulang tahun, kata yang paling tepat bagi Thomas adaah bersyukur kepada Allah.

Mengapa? Karena tiga tahun lalu ia nyars mati di tengah laut sendirian, dan berkat pertolongan Allah ia bisa terus hidup hingga sekarang ini.

Bagaimana ceritanya?

Dia mengaku sangat menekankan kata "syukur" karena Allah masih memberinya kehidupan hingga saat ini.

"Bagaimana tidak, dua tahun lalu saya hampir mati dimakan hiu di tengah laut," katanya.

Bagaimana ceritanya?

Thomas mengatakan, kejadian 11 Januari 2018 tepat di hari ulang tahun ke-46 menjadi peristiwa yang tak akan bisa dilupakannya.

Siang itu itu, ia menggunakan jetski sendirian tanpa pengawalan, mengarungi laut di Teluk Lampung.

Ia ingin introspeksi dan mengevaluasi diri di hari ulangtahunnya. Ia ingin jauh dari segala hiruk pikuk, ia ingin sendirian.

Saat berada di perairan antara Tanjungputus dan Kota Agung Tanggamus, tiba-tiba mesin jetski rusak dan meledak. Waktu itu sekitar pukul 12.00 WIB.

"Mungkin mesinnya terlilit kawat atau benda lain sehingga meledak dan mati total. Saya terlempar ke laut," ceritanya. Untungnya, ketika itu dia memakai pelampung.

Sekuat tenaga ia berenang, dalam pikirannya daratan pasti dekat dari lokasinya. Ternyata, setelah beberapa lama, tak ada daratan yang terlihat. Semua laut.

Thomas pun dilanda kepanikan. Apalagi, ia tahu, laut di sekitar Tanjungputus banyak hiu.

Dan, benar, saat tak berdaya terombang-ambing di laut, dia melihat di sekelilingnya banyak sirip hiu di permukaan.

Dalam hatinya Thomas berkata, "Habislah saya."

Ia pun memasrahkan diri kepada Allah. "Saat itu yang ada di pikiran saya, kalau Allah menghendaki saya mati pada saat itu juga, saya ikhlas," katanya.

Dengan tubuh yang sudah melemah, terlihat sirip hiu mulai mendekat. Bahkan beberapa yang menabrak tubuhnya.

Owner Tegal Mas, Thomas Azis Riska, baca puisi didampingi Pemred Tribun Lampung Andi Asmadi dan disaksikan Senen dari Radar Lampung dan Hensilyana Berthy.
Owner Tegal Mas, Thomas Azis Riska, baca puisi didampingi Pemred Tribun Lampung Andi Asmadi dan disaksikan Senen dari Radar Lampung dan Hensilyana Berthy. (TRIBUN LAMPUNG/IKHSAN DWI NUR SATRIO)

"Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya, hiu itu tidak mengigit tapi hanya menabrak saya," kenangnya.

Entah kenapa, hiu tutul di kawasan itu yang terkenal ganas tidak memangsanya. Setelah beberapa lama, gerombolan sirip yang terlihat di permukaan akhirnya menjauh.

Thomas mengenakan jam tangan yang bisa mengukur kedalaman laut. Terlihat kedalamannya hingga 60 meter.

Yang paling menyiksanya adalah suhu terik di siang hari. Dengan cepat dia mengalami dehidrasi. Tubuhnya hanya bisa mengambang, tidak bisa berenang lagi.

Thomas benar-benar tak berdaya. Hanya karena ada pelampung yang melekat, tubuhnya masih bisa mengambang. Kakinya sudah keram, tidak bisa digerakkan lagi.

Tubuhnya terus terombang-ambing di tengah laut. Dalam kondisi lemah tak bertenaga, ia sempat memejamkan mata lalu tertidur. Lalu bangun lagi. Lalu tertidur lagi, bangun lagi.

Thomas tak tahu berapa lama ia terombang-ambing di laut, hingga samar-samar ia mendengar deru mesin kapal mendekat.

"Allah masih menyayangi saya. Ternyata itu kapal pemancing yang secara kebetulan lewat dan melihat ada tubuh manusia yang terombang-ambing di tengah laut," ujarnya.

Singkat cerita, ia ditolong oleh sekelompok orang di kapal tersebut. Ia masih ingat betul nama kapal itu, KM Berdikari 09. Ia diangkat naik ke kapal menjelang petang.

"Di atas kapal itu saya menangis sejadi-jadinya. Di situlah saya memanjatkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah, atas pertolongan dan perlindungannya saya masih bisa hidup," katanya.

Untuk kondisi normal, Thomas belakangan tahu bahwa sebenarnya dia sudah "lewat". Sebab, ternyata ia terapung tanpa daya sekitar 5,5 jam. Dalam keadaan dehidrasi pula.

"Ini semua karena Allah. Saya juga selamat dari hiu-hiu ganas di lokasi itu tentu berkat perlindungan-Nya," ujar Thomas dengan mata memerah.

Thomas mengatakan, Allah menolongnya melalui 11 orang yang berada di atas KM Berdikari 09. Kepada mereka, Thomas sangat berterima kasih. Hingga sekarang, nama-nama penolongnya disimpan di memori HP-nya, di depan nama ditambahi kata "Malaikat".

Mereka awak kapal bersama karyawan PT Bukit Asam dan tamu perusahaan dari DPRD Muara Enim.

Mereka menyewa kapal untuk memancing di tengah laut, dan secara kebetulan lewat di lokasi Thomas mengalami kecelakaan.

Dari atas KM Berdikari 09 itu Thomas dievakuasi dan dibawa ke RS Bumi Waras. Thomas menolak untuk menjalani rawat inap. Dia merasa cukup kuat untuk kembali ke rumahnya.

Ia nekat meninggalkan rumah sakit, karena malamnya ia ditunggu di Puncak Mas oleh istri dan anak-anaknya serta keluarga besarnya yang mengadakan tumpengan ulangtahun.

Saat kembali berulangtahun ke-49 pada Sabtu 11 Januari 2021, ia kembali memanjatkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah.

"Hidup mati saya pasrahkan kepada-Nya, semoga dalam perjalanan hidup saya bisa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat," katanya.(*)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved