Lampung Utara
Bocah Putus Sekolah di Lampung Utara Ikut Orangtua Memulung, Tubuhnya Dipenuhi Penyakit Kulit
di usia semuda itu, warga jalan Mangga Besar, Kotabumi Selatan tersebut tetap setia membantu ayahnya sebagai pemulung di wilayah Lampung Utara.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG UTARA - Seharusnya anak usia 8 tahun masih disibukkan dengan bersekolah.
Namun tidak dengan Rizki Aprilia.
Sebab di usia semuda itu, warga jalan Mangga Besar, Kotabumi Selatan tersebut tetap setia membantu ayahnya sebagai pemulung di wilayah Lampung Utara.
Meski kondisi tubuhnya dipenuhi penyakit kulit yang tampak mulai bernanah itu, tak lantas menyurutkan semangatnya dalam menemani sang ayah mengais rezeki demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan olehnya.
Sebab faktor ekonomi kedua orangtuanya lah yang memaksa kondisi itu digelutinya.
“Sebenarnya rasa sedih itu ada. Apalagi melihat kondisi badan Rizki. Tapi mau gimana mas. Jangankan untuk biaya berobat. Untuk bisa makan saja kami harus bekerja seperti ini (memulung),” ujar Guntoyo (58), yang merupakan orang tua Rizki, Rabu 24 Februari 2021.
Pelan namun pasti, Guntoyo mulai bercerita tentang kehidupan ekonomi keluarga dan sakit yang diderita sang anak.
Ia mengatakan, bahwa penyakit kulit yang dialami Rizki telah berjalan hampir kurang lebih empat tahun lamanya.
Namun lantaran keterbatasan ekonomi, diakuinya dengan terpaksa dirinya belum pernah sama sekali membawa Rizki untuk memeriksakan kesehatan ke pusat layanan kesehatan di wilayah tersebut.
“Iya mas, memang Rizki tidak pernah saya bawa berobat ke dokter atau semacamnya. Sebab lagi-lagi kendalanya ada pada ketersediaan uang. Hanya saja saya belikan obat salep, itu pun di apotek,” tuturnya.
Belakangan diketahui, Guntoyo bersama keluarga tinggal dan menetap di atas tanah milik pemerintah.
Itu pun hanya pada rumah kecil yang berdiding papan.
Mereka pun hanya pasrah dan terus berjuang bertahan hidup seadanya.
Walau terkadang dalam hati kecilnya, dirinya berharap adanya uluran tangan para dermawan yang mau membantu kesembuhan sang buah hatinya.
Rizki mengaku dirinya sehari-hari ikut memulung dengan ayahnya.
Ia jalan menyusuri jalan raya demi mendapatkan benda yang dikumpulkan untuk dijual kembali kepada pengepul rongsok.
“Saya cuma nemenin bapak. Gak sekolah,” katanya.
( Tribunlampung.co.id / Anung Bayuardi )