Berita Nasional

Ingin Santet Moeldoko, Ini Profil dan Daftar Aksi Kontroversial Bupati Lebak Iti Jayabaya

Pernyataan kontroversial Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya viral hingga menuai beragam reaksi dari publik.

(Istimewa/kompas.com)
Moeldoko dan Bupati Lebak Iti Jayabaya 

Tanggal Lahir : Rabu, 4 Oktober 1978

Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM (lahir di Lebak, Banten, 4 Oktober 1978; umur 39 tahun) adalah Bupati Lebak periode 2018–2023.

Ia menempuh pendidikan terakhir untuk meraih gelar S2-ya di Fakultas Ekonomi Pascasarjana Usakti Jakarta, dan lulus pada tahun 2005.

Iti sebelumnya merupakan anggota DPR-RI.

Ia berangkat dari daerah pemilihan DPR Banten I.

Sebagai wakil lrakyat, Iti bertugas di Komisi XI dan Badan Anggaran.

Sebelumnya Iti merupakan salah satu anggota Partai Demokrat dengan nomor anggota A – 457.

Apa Saja Jenis Santet Banten ?

Ketua DPD Partai Demokrat Banten, Iti Jayabaya secara spontan berucap akan mengirim santet Banten kepada Moeldoko yang dipilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).

Iti Jayabaya yang kini menjabat sebagai Bupati Lebak itu dengan tegas menyampaikan sikap penolakannya terhadap hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deliserdang pada Jumat (5/3/2021).

Dalam pernyataannya, Iti Jayabaya bahkan siap mengirimkan santet Banten untuk Moeldoko.

"Banten tidak gentar. Kami tetap setia pada ketum (AHY) kami yang ganteng. Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko," ungkap Iti.

Dikutip dari karya disertasi kriminolog Universitas Indonesia, Tb Ronny Nitibaskara yang berjudul “Reaksi Sosial Terhadap Tersangka Dukun Teluh di Pedesaan Banten Jawa Barat (1985-1990)”, dijelaskan bahwa praktik ilmu santet atau teluh di wilayah Banten sudah dihayati dari masa ke masa sejak zaman Banten Lama atau sebelum masuknya Islam.

Menurut keyakinan penduduk Banten, terdapat bermacam ilmu teluh berdasarkan caranya: teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan. Dua yang pertama mengirim benda-benda seperti jarum, paku, dan beling (pecahan kaca) lewat angin dan air.

Teluh geni (api/baja) memberi hasil lebih cepat, dengan memasukkan pisau kecil ke dalam sebuah gelas, ditutup kain, dan dibacakan mantra-mantra; jika pisau hilang dan air menjadi merah pertanda korban sebentar lagi mengalami bencana.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved