UMKM Lampung

Supriyadi Buat Replika Senjata Tradisional Lampung

Supriyadi mengatakan, replika senjata tradisional khas Lampung yang ia buat merupakan peninggalan dari kerajaan Tulang Bawang.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Deni
Supriyadi memperlihatkan replika senjata tradisional khas Lampung, Kamis (11/3/2021). Supriyadi Buat Replika Senjata Tradisional Lampung 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Perajin replika senjata tajam tradisional warisan budaya leluhur Lampung ikut terdampak pandemi Covid 19.

Bagaimana tidak, usaha pembuatan replika seperti badik dan laduk yang berdiri sejak 2018 silam ini, hanya mampu menjual lima bilah saja dalam satu bulan.

Padahal sebelum pandemi mewabah, badik dan laduk buatan Supriyadi Maliki (40), bisa terjual lebih dari 30 bilah senjata per bulannya.

"Sekarang paling tidak laku cuma tiga sampai lima badik, ya kira-kira turun sekitar 70 persen," kata Supriyadi, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: Saputra Jaya Sulap Limbah Kayu Jadi Karya Seni Pirografi

Baca juga: Kuliner Lampung, Segarnya Sruput Milkshake Bandar Lampung, Cocok Diminum Setelah Berolahraga

Supriyadi mengatakan, replika senjata tradisional khas Lampung yang ia buat merupakan peninggalan dari kerajaan Tulang Bawang.

Maka tak jarang pelanggan yang datang ke rumah produksi sekaligus galeri di Jalan Pajajaran, Gang Haji Rajam, Jagabaya II, Bandar Lampung kebanyakan kolektor benda antik.

Selain menjual langsung di galeri miliknya, Supriyadi juga biasa menjual lewat media sosial. Ia menyebut, meski kebanyakan pelanggan dari Lampung, namun tak sedikit datang pesanan dari provinsi lain yang ada di Indonesia.

"Untuk luar Lampung itu bisa kita kirim lewat jasa kurir," kata Supriyadi.

Supriyadi meyakini replika senjata tradisional buatannya punya kualitas.

Selain menggunakan baja khusus, gagang yang digunakan dari kayu pilihan seperti sonokeling dan kayu kemuning.

Baca juga: Nasib Sepakbola Lampung di Tengah Pandemi, Banyak Kendala Tapi Itu Penting

Baca juga: Prakiraan Cuaca Lampung Hari Ini 12 Maret 2021, Hujan Ringan hingga Sedang di Sejumlah Wilayah

Satu buah badik ataupun laduk biasa dikerjakan dalam waktu dua hari.

Untuk harga cukup bervariasi, tergantung ukuran dan ukirannya.

Satu bilah badik beserta sarungnya biasa ditawarkan Rp 250 ribu - Rp 500 ribu.

"Ada yang sudah jadi, tapi bisa juga kami kerjakan sesuai dengan pesanan," kata Supriyadi.

Di sisi lain, Supriyadi mengaku replika tersebut ditujukan untuk melestarikan peninggalan bersejarah dari para leluhur.

Maka tak jarang, Supriyadi hadir dalam pameran ataupun festival kebudayaan baik dalam maupun di luar Lampung.

"Sering ikut festival, jadi bisa sekalian promosi untuk pemasaran juga," pungkasnya.

( Tribunlampung.co.id / muhammad jovitter )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved