Berita Nasional

Penyebab Siti Raisa Tidur hingga 7 Hari Terungkap, Orangtua Beberkan Diagnosa Dokter

Dokter RSUD kemudian mengungkap penyebab sakit yang selama ini diderita Siti Raisa.

(KOMPAS. com/ANDI MUHAMMAD HASWAR)
Echa, pelajar asal Banjarmasin tertidur pulas di rumahnya selama 7 hari. Echa diduga mengidap sindrom tidur. (KOMPAS. com/ANDI MUHAMMAD HASWAR) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Siti Raisa pernah dibawa berobat ke rumah sakit karena kebiasaannya yang bisa tidur selama berhari-hari.

Menurut keterangan orangtuanya, Siti Raisa dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Ansari Saleh Banjarmasin.

Dokter kemudian mengungkap penyebab sakit yang selama ini diderita Siti Raisa.

Oleh dokter di sana, Siti Raisa alias Echa didiagnosis mengidap penyakit epilepsi.

Orangtua akhirnya membawa Echa pulang, dari pada tidur berhari-hari di rumah sakit.

"Selama dia di rumah sakit, dia hanya diinfus. Mending kami bawa pulang dan rawat di rumah," tutur Mulyadi.

Setibanya di rumah, kondisi Echa tak berubah.

Dia terus saja tertidur pulas.

Siti Raisa Miranda tertidur pulas selama tujuh hari terakhir.

Pelajar asal Banjarmasin hanya dibangunkan saat hendak disuap makan dan minum serta buang air.

"Kami coba bangunkan kalau kami suap agar dia tak kelaparan. Buang air juga begitu," kata Mulyadi, ayah Echa. 

Diketahui, pelajar berusia 16 tahun itu sudah tertidur sejak Kamis (1/4/2021) lalu.

Raisa atau yang akrab disapa Echa ini diduga mengalami sindrom putri tidur.

Mulyadi, ayah Echa menuturkan, anaknya memang kerap tertidur pulas selama berhari-hari.

"Kami memang menduga seperti itu (mengidap Sindrom tidur). Kalau sudah tertidur bisa berhari-hari," ujar Mulyadi kepada Kompas.com, Kamis (8/4/2021).

Hari ini merupakan hari kedelapan Echa tertidur pulas.

Khawatir akan kondisi anaknya, kedua orang tuanya sempat membawa Echa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Ansari Saleh Banjarmasin.

Oleh dokter di sana, Echa didiagnosis mengidap penyakit epilepsi.

Dari pada berhari-hari di rumah sakit, Echa akhirnya dipulangkan oleh orang tuanya.

"Selama dia di rumah sakit, dia hanya diinfus. Mending kami bawa pulang dan rawat di rumah," tutur Mulyadi.

Setibanya di rumah, kondisi Echa tak berubah.

Dia terus saja tertidur pulas.

Echa akan terpaksa dibangunkan jika hendak disuap makan dan minum, itupun dalam kondisi lemas karena kantuk yang sangat.

Echa yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA ini mulai terkena sindrom tidur sejak umur 13 tahun.

Sejak itu, Echa sering tertidur pulas walaupun kadang sembuh dan hidup normal seperti orang kebanyakan.

"Kalau tidak kena sindrom itu normal aja. Sekolah, main sama temannya. Selama pandemi belajar online dan kerjakan tugas juga lancar, tapi kalau sudah tidur seperti ini, ya begini," ucapnya.

Mulyadi berharap, Echa dapat sembuh dari sindrom putri tidur dan menjalani hidup normal seperti anak sebayanya.

sumber: Kompas.com

Baca berita terkait di sini .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved