Branti Layani Tes GeNose
Pemprov Lampung Apresiasi Pelaksanaan GeNose di Branti, Secepatnya di Pelabuhan Bakauheni
Pemerintah Provinsi Lampung mengapresiasi pelaksanaan tes cepat GeNose di lingkungan Bandara Radin Inten II Lampung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Pemerintah Provinsi Lampung mengapresiasi pelaksanaan tes cepat GeNose di lingkungan Bandara Radin Inten II Lampung.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung Bambang Sumbogo, Senin (19/4/2021).
Menurutnya pelayanan GeNose ini sangat efektif dan efisien dimana sangat membantu meringankan beban masyarakat.
Sehingga kedepannya diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelaku perjalanan khususnya transportasi udara.
"Saya berharap bahwa selain adanya layanan GeNose di terminal dan bandara, seluruh simpul transportasi di Lampung akan menyediakan layanan GeNose sebelum diberlakukannya periode larangan mudik nanti," ujar Bambang yang juga Pj Bupati Pesisir Barat ini.
Dirinya juga mengaku sengaja mencoba langsung layanan GeNose di Branti dan hasil negatif.
Ditambahkan oleh Kabid Pembinaan Keselamatan Transportasi Dishub Lampung Yudi Hendra mengatakan bahwa adanya pelaksanaan GeNose ini sangat membantu masyarakat.
Sebelumnya Tes GeNose dilaksanakan seminggu lalu di Terminal Rajabasa dan baru hari ini di Branti.
"Kalau penumpang AKDP yang akan melanjutkan perjalanan dimintakan GeNose secara gratis dan subsidi dari pemerintah," kata Yudi.
Adanya GeNose ini pihaknya pun mengatakan sangat membantu masyarakat dan terutama bagi penumpang di bandara.
Apalagi biaya PCR mencapai Rp 900 ribu, rapid antigen mencapai Rp 200 ribu.
"Jadi sangatlah terbantu adanya pemeriksaan GeNose dan tidak panjang perjalanan pemeriksaannya, " papar Yudi.
"Hanya meniupkan gelembung napas dan disimpan di kantung udara, sangatlah simpel pelaksanaannya," imbuhnya.
Kedepan akan ada dilakukan tes GeNose di Pelabuhan Bakauheni dalam waktu dekat.
Untuk di Terminal Rajabasa memang masih minim peralatannya hanya ada 2 unit saja.
Karena kondisi terminal penumpang sangatlah terbatas.
( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )