Bandar Lampung
Kasus Pencurian di 2 Toko di Pasar Tengah Masih Diselidiki Polisi
Jajaran Polsek Tanjungkarang Barat masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pencurian dua toko di Pasar Tengah.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Jajaran Polsek Tanjungkarang Barat masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pencurian dua toko di Pasar Tengah.
Peristiwa pencurian terjadi di dua toko di Pasar Tengah, Jalan Kartini, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Jumat (30/4/2021).
Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol David Jeckson Sianipar menyatakan, kedua toko yang menjadi sasaran maling tersebut yakni toko Batik Indonesia dan Toko Arifin.
Saat ini pihaknya masih melakukan analisis terhadap bukti rekaman CCTV milik toko yang berada di sekitar lokasi kejadian.
"Masih dalam tahap penyelidikan berdasarkan bukti bukti yang berhasil anggota kami kumpulkan," kata Kompol David Jeckson Sianipar, Senin (3/5/2021).
David memastikan, berdasarkan laporan korban ada dua toko yang menjadi sasaran pelaku pencurian.
Baca juga: Polisi Selidiki Pencurian 3 Toko di Pasar Tengah Bandar Lampung
Sedangkan total kerugian yang disebabkan aksi pencurian tersebut, dilaporkan mencapai Rp 50 juta.

"Dari laporan dua toko yang menjadi korban, total kerugian sekitar Rp 40 juta sampai Rp 50 juta," kata David.
Sebelumnya, pelaku pencurian toko berhasil menggasak uang senilai puluhan juta usai beraksi dengan menggunakan modus membuat gorong gorong sebagai akses masuk toko.
Karyawan toko Batik Indonesia, Shihab (20) mengatakan, pristiwa itu diperkirakan terjadi Jumat sekira pukul 04.00 WIB.
Baca juga: Pelaku Pencurian Motor di Tanggamus Ternyata Residivis di Lampung Selatan
Namun dirinya baru mengetahui hal tersebut saat akan membuka toko sekitar pukul 08.00 WIB.
Diduga pelaku yang beraksi seorang diri tersebut memanfaatkan gorong-gorong yang ada di bawah lantai toko sebagai akses keluar masuk setelah melubangi lantai toko.
“Saya kaget waktu datang, tahu-tahu lantai di toko sudah berlubang. Lubangnya lumayan besar cukup untuk satu orang, sekitar 50 centimeter,” kata Shihab.
Shihab menambahkan, pelaku hanya mengambil DVR CCTV milik toko Butik Indonesia.
Diduga, pelaku yang tidak menemukan apapun di toko tersebut kemudian pergi ke lantai tiga dan menyeberang ke toko yang ada di sebelah toko Butik Indonesia melalui flapon atau celah ventilasi.
Hal itu diketahui lantaran toko Candy yang berada tepat di samping toko Batik Indonesia mengaku kehilangan sejumlah minuman serta es krim yang tersimpan di sana.
“Pelaku nggak ambil uang, hanya dvr cctv saja. Setelah itu, mungkin ke lari ke lantai tiga dan pergi ke toko sebelah lewat plafon di lantai tiga,” kata Shihab.
Setelah menyebrang ke toko Arifin, pelaku akhirnya menggasak sejumlah uang tunai yang tersimpan di laci toko tersebut. Hal itu dibenarkan penasihat hukum toko Arifin, Fitra Zuli.
Dia mengatakan, sebelum kejadian tersebut kliennya sempat mengambil uang tunai senilai Rp 50 juta untuk keperluan zakat. Uang tersebut kemudian ditinggalkan di laci toko tersebut.
“Awalnya klien saya tidak tau kalau uangnya hilang. Karena tidak ada tanda-tanda toko yang dirusak, begitu dengar kabar kalau toko Butik Indonesia kemasukan maling, klien saya langsung cek laci dan ternyata uangnya sudah tidak ada," kata Fitra Zuli. ( Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter )