Lampung Barat
Tak Laku di Pasaran, Agen Sayuran di Lampung Barat Buang Tomat Busuk
Sejumlah Agen sayur di Lampung Barat membuang tomat yang tidak laku di pasaran.
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: Reny Fitriani
Hal tersebut, menurut dia, dilakukan para agen sayur demi meraih kepercayaan dari para petani sayur.
"Biasanya ketika stok melimpah, harga barang akan turun," ungkapnya.
"Ketika harga barang turun, kemudian kita gak mau menerima barang dari petani lagi atau membatasinya, maka ketika harga mahal petani gak akan mau lagi menjual hasil panennya ke kita para agen," jelasnya.
Jika sudah demikian, Robin meneruskan, para agen akan kesulitan mencari barang ketika harga pasaran naik.
Padahal, menurutnya, itu merupakan suatu keuntungan bagi para agen saat harga naik.
"Makanya agar para petani mau menyetorkan hasil panennya ke kita, ya harus kita tampung baik itu saat harga mahal maupun murah, baik itu saat stok melimpah, maupun saat terjadi kelangkaan stok," terang Robin.
Robin menjelaskan, kerugian dalam membuang stok barang yang membusuk akibat hasil panen melimpah masih lebih baik ketimbang kehilangan kepercayaan dari para petani.
Selain hasil panen melimpah, kasus pembuangan barang, dalam hal ini tomat sebagai contoh, Robin mengungkapkan, adanya suplai barang juga dari luar daerah.
"Contohnya dari Medan, Jawa, dan lain sebagainya," sebut dia.
"Padahal stok di Lampung juga melimpah, khususnya di Lampung Barat ini," terusnya.
Ia berharap, pemerintah setempat dapat memberikan solusi berupa kebijakan yang melindungi para agen sayur dan petani setempat.
"Misalnya ketika stok melimpah, ya jangan boleh masuk suplai dari daerah lain," pinta dia.
"Kecuali saat kekurangan stok, maka suplai dari daerah lain dipersilakan masuk," sambungnya.
Masalah seperti ini, Robin mengaku, seringkali terjadi, sementara pemerintah setempat tidak pernah memberikan solusi terbaik hingga saat ini.
( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani )