Berita Terkini Nasional

Bocah Korban Kecelakaan Merangkak dari Jurang, Gedor Rumah Warga Menangis Minta Tolong

Mobil Xenia yang ditumpangi 9 orang tersebut mengalami kejadian nahas terjermus ke dalam jurang sedalam 30 meter

sripoku.com/alan
Lokasi mobil yang jatuh ke jurang di kawasan Kabupaten OKU Selatan. Tampak warga tengah berupaya mengevakuasi mobil pada Senin (24/5/2021). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kecelakaan maut mobil Xenia masuk jurang di OKU Selatan, Sumatera Selatan menewaskan seorang penumpang bernama Heppi Efriani (39).

Mobil Xenia yang ditumpangi 9 orang tersebut mengalami kejadian nahas terjermus ke dalam jurang sedalam 30 meter di Jalan Raya Muaradua-Ranau, Desa Pelawi, Kecamatan Buay Rawan, Minggu (23/5/2021) pukul 18.30 WIB.

Peristiwa kecelakaan maut mobil Xenia masuk jurang terungkap setelah seorang anak 8 tahun yang juga penumpang mobil merangkak memanjat tebing jurang kemudian memberi tahu warga.

Bocah yang belum diketahui namanya tersebut menggedor rumah warga sambil menangis minta tolong.

Bocah tersebut merupakan satu dari sembilan penumpang yang ada di dalam mobil yang jatuh ke jurang tersebut.

Hal itu dibenarkan oleh Kades Pelawi, Asnawi.

Diceritakan Asnawi, entah apa yang membimbing anak berusia 8 tahun yang mampu naik memanjat ke bibir jurang dan menggedor pintu rumah warga untuk meminta pertolongan.

Baca juga: Mobil Masuk Jurang Sepulang Wisata di Pantai Krui, Heppi Tewas Tubuhnya Terpental

Lokasi mobil yang jatuh ke jurang di kawasan Kabupaten OKU Selatan. Tampak warga tengah berupaya mengevakuasi mobil pada Senin (24/5/2021).
Lokasi mobil yang jatuh ke jurang di kawasan Kabupaten OKU Selatan. Tampak warga tengah berupaya mengevakuasi mobil pada Senin (24/5/2021). (sripoku.com/alan)

Asnawi mengatakan, pasca pintu dibuka oleh warga anak tersebut langsung memeluk warga setempat meminta tolong mobil yang ditumpanginya jatuh ke jurang.

"Tidak tahu kalau namanya. Dia langsung memeluk lutut warga disini ibu-ibu, sembari mengatakan tolong-tolong mobil kami masuk ke jurang,"tiru Asnawi.

Padahal, pantauan di lokasi Senin (24/5/2021), jurang tempatnya jatuhnya kendaraan cukup dalam kisaran 30 meter dengan sekeliling dipenuhi pohon dan semak dan bambu yang mustahil dapat dipanjat oleh anak-anak berusia 8 tahunan.

Tak hanya itu, anak yang belum diketahui identitasnya tersebut berjalan kaki menyusuri aspal berkisar 100 meter dari pemukiman penduduk hingga menggedor pintu rumah salah seorang warga Desa Pelawi Kecamatan Buay Rawan meminta bantuan.

Pasca dilaporkan oleh anak tersebut warga melaporkan pada Sekdes hingga warga berdatangan membantu mengevakuasi para korban ke wilayah Pemukiman penduduk.

"Kejadiannya sekitar pukul 18.30, saat hujan ada salah satu korban masih anak-anak menggedor pintu meminta pertolongan mobil mereka masuk kejurang," ujar Reni warga Desa Pelawi, Senin (24/5/2021).

Tubuh Heppi terpental keluar mobil  

Kecelakaan maut mobil masuk jurang di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan menewaskan seorang wanita bernama Heppi Efriani (39).

Dalam musibah kecelakaan lalu lintas itu korban diduga terpental keluar dari mobil.

Korban yang duduk persis di belakang sopir terpental dari dalam mobil yang disopiri oleh Firdaus sehingga mengalami luka serius di sekujur tubuhnya.

Heppi mengalami kecelakaan maut sepulang dari berwisata di Pantai Pesisir Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung.

Menurut Navroni, anggota DPRD OKU yang masih kerabat dekat korban, Hevi dan teman-temannya reuni kecil-kecilan berangkat menggunakan tiga mobil secara beriringan (konvoi).

Waktu perginya lewat Bukit Kemuning baru berwisata di Pantai Pesisir Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung.

Saat kembalinya melalui Ranau OKU Selatan dan sempat mampir di obyek wisata danau Ranau.

Baca juga: Sekeluarga Jadi Korban Kecelakaan Maut di Tanjung Bintang, Warga Sebut 5 Orang Tewas

ilustrasi jenazah korban pembunuhan di Karawang.
ilustrasi jenazah. (kompas.com)

Dari Ranau menuju Muaradua mobil yang ditumpangi korban yang posisinya paling belakang dari konvoi 3 kendaraan itu mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang.

Dalam musibah kecelakaan lalu lintas itu korban diduga terpental keluar dari mobil.

Diduga korban yang duduk persis di belakang sopir terpental dari dalam mobil disopiri oleh Firdaus sehingga mengalami luka serius di sekujur tubuhnya.

Sementara sang sopir dan enam orang penumpang lainnya nyawanya berhasil selamat karena tetap berada di dalam mobil.

Korban sendiri sebelum dilarikan ke rumah sakit masih dalam kondisi bernafas, namun diduga diperjalanan ibu dua orang anak itu meninggal dunia.

"Saat tiba di rumah sakit, kakak sudah meninggal," kata Todi adik korban.

Heppi merupakan anak sulung dari empat bersaudara dan Heppi merupakan satu-satunya anak perempuan . Jenazah Heppi di makamkan di TPU Tanjungagung Kecamatan Baturaja Barat.

Pesan terakahir

Seperti sudah mengisyaratkan agar keluarganya bersiap-siap, sebelum mengalami kecelakaan Heppi Efriani (39).

Korban sudah menelepon ibunya dan meminta agar sang ibunda membukakan pintu rumahnya orang tuanya di Jalan Samratulangi Baturaja.

“Ma bukakan pintu rumah aku sampai jam 12.00 WIB,” kata bibi Heppi menirukan pesan yang disampaikan Heppi kepada ibundanya bernama Ny Ros Syarifuddin.

Menurut Miasalina yang merupakan bibi Heppi, waktu itu masih pukul 19.00 WIB namun entah kenapa ibu dua anak kembar ini sudah berpesan agar ibunya membukakan pintu.

Pintu yang disuruh dibuka juga pintu rumah orang tuanya bukan pintu rumahnnya di Komplek RSS Sriwijaya padahal Heppi bersama suami dan dua anak kembarnya tinggal dirumahnya di Kelurahan Sekarjaya.

Dikira ayahnya yang meninggal dunia

Banyak kerabat salah sangka saat melihat bendera duka di berkibar di rumah kediaman Syarifuddin.

Dikira Syarifuddin yang wafat sebab Syarifuddin  memang sudah bertahun-tahun sakit.

Namun ternyata  puteri satu-satunya yang lebih dahulu menghadap sang khalik.

“Banyak yang nyangko kakak yang ninggal, karena kakak sudah ado 5 tahun sakit sak biso bangun, dak tahunyo Hepi yang pegi lebih dahulu,” kata Misalina dengan suara khas habis menangis.

Kepergian sulung dari empat bersaudara ini meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga.

Apalagi anak wanita satu-satunya yang selama ini rajin membantu ibunya merawat sang ayah yang sudah sakit lama.

Biasanya  setelah kegiatan rutin beres, Hepi rajin mengontrol tempat yang disewakan untuk pusat kuliner yang berada dihalaman rumahnya.

Rumah kediaman orang tuanya yang berada di loaksi yang setrategis seberang Taman Kota Baturaja dijadikan pusat jajanan kuliner khas daerah.

Beberapa pengusaha kuliner khas Sumsel menjual aneka makanan seperti tekwan, pempek, model dan jajajan lainnya .

“Biasonyo yuk Hepi itulah yang rajin nyingok’i kami,” kata salah seorang pedagang model yang berjualan dihalaman rumah kediaman orang tua Hepi.

Hepi dikenang sebagai pribadi yang supel dan baik, pada pedagang yang menyewa di halaman rumah orang tua Hepi mengaku ikut kehilangan atas kepergian ibu muda yang memiliki anak kembar.

Artikel ini telah tayang di palembang.tribunnews.com
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved