Berita Terkini Nasional
VIDEO Suami Istri Pengantin Baru Meninggal Tragis di Kamar, Ranjang Penuh Darah
Pasangan suami istri pengantin baru meninggal di dalam kamar dengan kondisi mengenaskan di Aceh. Penyebab pengantin baru meninggal itu masih misteri.
Penulis: ari wibowo prakoso | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pasangan suami istri pengantin baru meninggal di dalam kamar dengan kondisi mengenaskan.
Sang ayah sempat mendengar suara namun tidak bisa membuka pintu kamar.
Kedua korban bernama Abdul Karim (34) dan Kartini (34).
Mereka tewas dengan luka di leher.
Menurut kesaksian keluarga, ranjang suami istri tersebut sudah dipenuhi darah saat ditemukan.
Baca juga: Demokrat Tanggapi Wacana Duet Cak Imin-AHY di Pilpres 2024
Penyebab pasangan pengantin baru meninggal itu pun masih misterius.
Peristiwa suami istri meninggal di kamar itu terjadi di Desa Cot Jabet, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Jenazah keduanya ditemukan pada kamis (3/6/2021) seusai Subuh.
Menurut pengakuan orangtua Kartini, M Hasan (66), anaknya baru dua minggu menggelar pesta kawin di rumahnya atau dalam bahasa Aceh disebut preh linto baro.
Keduanya tampak akur.
Baca juga: Satu Keluarga Idap Sindrom Langka Viral di TikTok
Karena itu, M Hasan sama sekali belum bisa menduga motif atau penyebab anak dan menantunya meninggal secara tragis.
M Hasan didampingi keluarga lainnya mengaku proses perkawinan mereka mulai dari peminangan hingga pesta perkawinan sesuai adat masyarakat Aceh berjalan lancar.
Bahkan saat pesta itu, M Hasan memotong satu lembu.
Sedangkan, mengantar pengantin atau intat dara baro ke Meureudu tepatnya ke Desa Meuraksa belum dilaksanakan.
Rencananya pesta di rumah Abdul Karim atau dalam Bahasa Aceh disebut Tueng Dara Baro ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Namun sebelum acara mengantar pengantin ke Meureudu, keduanya sudah meninggal dunia dalam kamar
rumah orangtuanya dengan luka gorok di leher.
M Hasan yang beristrikan Ti Hasanah kepada Serambinews.com ( grup Tribunlampung.co.id ) mengaku, anak dan menantunya itu tidak ada masalah selama ini.
Ti Hasanah mengatakan, menantunya itu memang belum bekerja.
Dan setelah selesai pesta perkawinan, ia sering pulang ke rumah.
“Selama ini biasa saja dan tidak ada masalah sama sekali,” ujarnya.
Kartini merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara.
Informasi diperoleh Serambinews.com, kedua korban ditemukan meninggal tergeletak di ranjang tidur kamar mereka, ranjang dipenuhi darah.
“Saya tidak berani melihat lagi setelah melihat banyak darah berceceran di kamar mereka,” ujar seorang keluarga Kartini.
Pantauan Serambinews.com, rumah duka dipadati ratusan warga, termasuk Camat Gandapura Bireuen, Mirza Fahmi SST MS, anggota DPRK Bireuen, M Yusuf Adam dan ratusan kaum ibu desa setempat.
Pada pintu kamar rumah semi permanen tempat ditemukan kedua korban, kedua jendela sudah dipasang garis polisi.
Kronologi saat ditemukan
Diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri meninggal di dalam kamar.
Kedua korban bernama Abdul Karim (34), asal Meureudu, Pidie Jaya, dan istrinya bernama Kartini (34) asal Cot Jabet, Gandapura Bireuen.
Pasangan pengantin baru meninggal itu ditemukan di rumah orangtua Kartini di Desa Cot Jabet, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Kamis (3/6/2021) seusai Subuh.
Keduanya tewas dengan kondisi luka di leher.
Keduanya masih pengantin baru karena baru dua minggu lalu melangsungkan pesta perkawinan.
Informasi diperoleh Serambinews.com sekitar pukul 05.00 WIB, orangtua Kartini bernama Hasan (66) mendengar ada suara seperti suara mengigau.
M Hasan kemudian mendekati kamar anaknya yang tergolong luas itu.
M Hasan kemudian mendekati pintu kamar dan menanyakan ada apa dan meminta anaknya untuk membuka kamar.
Berhubung pintu kamar tidak dibuka, maka ia keluar rumah dan mendobrak jendela samping, dengan senter di
tangan ia melihat banyak darah di leher suami anaknya (Abdul Karim).
M Hasan bergegas memberitahukan tetangga dan keluarga lainnya.
“Saat itu saya mendengar suara seperti orang mengigau, saya ke pintu dan meminta pintu dibuka, pintu tidak dibuka, saya keluar dan merusak jendela."
"Ketika saya lihat saat saat menyenter, banyak darah di leher anak saya dan suami anak saya,” ujarnya.
M Hasan panik dan sejumlah warga berdatangan termasuk keluarga lainnya, setelah kamar dibuka keduanya diduga sudah meninggal dunia.
Informasi musibah tersebut disampaikan kepada kepala desa dan meneruskan ke Polsek Gandapura.
“Saya mendapat informasi dari keluarga korban dan segera menghubungi Polsek Gandapura,” ujar Maulidar, Keuchik Desa Cot Jabet, Gandapura Bireuen.
Tim medis dari Puskesmas Gandapura bersama PMI Ranting Gandapura membawa keduanya yang sudah meninggal dunia dengan luka gorok di leher ke RSUD dr Fauziah Bireuen.
Amatan Serambinews.com di kamar mayat, Kartini mengalami luka gorok di leher, begitu juga Abdul Karim
mengalami luka hampir serupa.
Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Amir Addani M Kes mengatakan, kedua korban dibawa dari Gandapura dan akan di visum oleh dokter forensik.
Kedua mayat dibalut plastik di kamar mayat rumah sakit tersebut, tim dari Polsek Gandapura, Polres Bireuen sudah turun ke rumah korban dan sudah memasang police line di rumah tersebut.
Kapolres Bireuen, AKBP Taufik Hidayat SH SIK dan anggotanya serta Kapolsek Gandapura, Ipda Safrizal Ariga SH bersama anggotanya sudah turun ke rumah korban.
Kapolres Bireuen AKBP Taufik Hidayat SH SIK MSi melalui Kasat Reskrim AKP Fadila Aditya Pratama SIK mengatakan, tim sedang melakukan penyelidikan di lokasi kejadian pasangan suami istri meninggal tersebut.
"Kami sedang menyelidiki, memintai keterangan dari sejumlah saksi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kasus Meninggal Sepasang Pengantin Baru di Gandapura dengan Leher Tergorok di Kamar Masih Misterius