Bandar Lampung
Disuruh Eva Dwiana Pakai GeNose C19, Banyak Warga Bandar Lampung Menolak
Ketiga GeNose itu ditempatkan di tiga lokasi, yakni Mal Pelayanan Satu Atap Pemkot Bandar Lampung, RSUD A Dadi Tjokrodipo, dan Dinas Kesehatan.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemerintah Kota Bandar Lampung menyediakan tiga unit GeNose C19.
Ketiga GeNose itu ditempatkan di tiga lokasi, yakni Mal Pelayanan Satu Atap Pemkot Bandar Lampung, RSUD A Dadi Tjokrodipo, dan Dinas Kesehatan Bandar Lampung.
GeNose C19 tersebut sudah mulai bisa digunakan untuk masyarakat umum mulai hari ini, Senin (28/6/2021).
Sayangnya, banyak warga yang menolak untuk menggunakan GeNose C19 yang disediakan.
Baca juga: Terminal Rajabasa Ajukan Penambahan Kantung GeNose ke Kemenkes RI
Seperti yang terpantau di Mal Pelayanan Satu Atap Kantor Pemerintahan Kota Bandar Lampung, dalam satu jam tercatat hanya 10 warga yang menggunakan GeNose C19.
Sementara warga lainnya menolak.
Padahal, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana sudah ikut menyosialisasikan penggunaan alat tersebut kepala masyarakat yang datang.
"Enggak dulu deh, Mas. Terima kasih," ucap beberapa pengunjung.
Selain banyak yang enggan menggunakan alat itu, hasil GeNose C19 juga dinilai kurang akurat.
Baca juga: Ada 2 Pos Pemeriksaan Genose di Pelabuhan Bakauheni
Hal ini terlihat saat beberapa warga harus melakukan pemeriksaan lebih dari satu kali.
"Saya meniup plastiknya sampai tiga kali," kata Putri, salah seorang pengunjung.
Menurutnya, uji ulang tersebut dilakukannya akibat dari hasil tiupannya yang tidak bisa terdeteksi di sistem komputer GeNose C19.
Pengulangan uji tersebut juga dibenarkan oleh petugas yang berjaga.
"Memang GeNose C19 ini tingkat sensitivitasnya sangat tinggi," Yosep Fauzi, Kepala Cabang Indofarma Global Medika Bandar Lampung.
Ia menjelaskan, sensitivitas juga dipengaruhi akibat sensor yang terganggu bau-bau lain selain embusan napas, seperti parfum dan pengharum ruangan.
"Termasuk untuk tidak makan paling tidak setengah jam sebelum dites," kata dia.
"Kalau persentase akurasinya, saya izin saya belum berani menjawab, karena saya di sini sebagai distributor," lanjutnya.
( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )