Lampung Tengah
Gasak Mesin Pompa Air Sekolah, Tiga Pemuda Diciduk Anggota Polsek Rumbia Lampung Tengah
Tiga pemuda diciduk anggota Polsek Rumbia Lampung Tengah setelah gasak mesin pompa air milik Sekolah Dasar Negeri 3 Kampung Reno Basuki.
Penulis: syamsiralam | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Tiga pemuda diciduk anggota Polsek Rumbia Lampung Tengah setelah nekat gasak mesin pompa air di halaman Sekolah Dasar Negeri 3 Kampung Reno Basuki.
Ketiga pelaku yang ditangkap yakni Danu (20) warga Seputih Banyak, Riki (21) warga Rumbia dan Ari (20) warga Bumi Nabung.
Ketiga ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya masing-masing pada Sabtu (17/7/2021) lalu.
Kapolsek Rumbia Iptu Heri Susanto mewakili Kapolres AKBP Wawan Setiawan menjelaskan ketiga pelaku diamankan bersama barang bukti mesin pompa air merk Nasional.
"Aksi pencurian itu dilakuan oleh ketiga pelaku di SDN 3 pada Senin 5 Mei 2021 lalu. Modus pelaku mencongkel mesin pompa yang berada di bagian belakang sekolah," terang Iptu Heri Susanto, Jumat (23/7/2021).
Dilanjutkan Eko Heri, pihaknya menemukan barang bukti mesin pompa air merk Nasional dari rumah pelaku Danu.
"Jadi awalnya kami mendapat informasi bahwa ada yang ingin menjual menjual mesin pompa air, kemudian kami selidiki dan ternyata mesin itu hasil curian," imbuhnya.
Dan diduga kuat mesin pompa air yang akan dijual merupakan milik pihak sekolah SDN 3 Kampung Reno Basuki.
Baca juga: Polda Lampung Bakal Tahan Penyebar Video Hoaks Metro Pasca Jadi Tersangka
Para pelaku dan barang bukti satu unit mesin pompa air Nesional kemudian diamankan di Polsek Rumbia.
Pelaku Danu, Riki dan Ari dikenakan Pasal 363 KUHPidana dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
Korban S menjelaskan, ia mendapat laporan penjaga sekolah jika mesin pompa air milik sekolah hilang.
"Sekitar pukul 21.00 WIB saya cek tenyata mesin sudah hilang, dan ada bekas potongan paralon, dan baut menempel mesin," katanya.
Baca juga: Truk Curian Diamankan di Pringsewu Lampung
Menurutnya, para pelaku kemungkinan masuk ke dalam sekolah dengan cara memanjat tembok sekolah, dan dilakuan sekitar pukul 18.00 WIB.
Terpisah pelaku Ari mengatakan mereka bertiga berbagi tugas dengan cara menggergaji paralon, memotong kabel listrik, serta mencabut mesin dari tempatnya.
"Kami masuk dengan naik dinding sekolah pada waktu magrib. Setelah itu ke bagian sumur sekolah, dan kami potong dengan gergaji baut-bautnya," jelas Ari.
Setelah berhasil mendapatkan mesin pompa air, para pelaku kemudian keluar sekolah dengan cara memanjat dinding, lalu menyimpan mesin di rumah pelaku Danu sambil menunggu pembeli. ( Tribunlampung.co.id / Syamsiralam )