Berita Luar Negeri

Remaja Putri di India Tewas Dianiaya Kakek dan Pamannya, Diduga karena Dirinya Memakai Jeans

atu kejadian tragis terjadi di India. Seorang rejama putri yang masih berusia 17 tahun tewa setelah dianiaya oleh kakek dan pamannya pada pekan lalu.

Editor: Dedi Sutomo
JITET
Ilustrasi. Satu kejadian tragis terjadi di India. Seorang rejama putri yang masih berusia 17 tahun tewa setelah dianiaya oleh kakek dan pamannya pada pekan lalu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Satu kejadian tragis terjadi di India. Seorang rejama putri yang masih berusia 17 tahun tewa setelah dianiaya oleh kakek dan pamannya pada pekan lalu.

Mirisnya, penganiayaan dilakukan kakek dan pamannya diduga karena remaja putri tersebut mengenakan celana jeans.

Sang ibu Devi Paswan mengatakan, putrinya Neha Paswan (17) dipukuli hingga tewas menggunakan tongkat oleh kakek dan paman.

Kejadian sadis itu diduga terjadi hanya karena celana jeans. Keluarga besar Paswan tak suka melihat Neha mengenakan celana tersebut..

Sebelum tewas dengan cara tak wajar, Neha sempat adu argumen mengenai pakaiannya yang dianggap tak pantas oleh keluarga besar.

Percekcokan tersebut terjadi di rumah mereka, tepatnya di Desa Savreji Kharg, Kota Deoria, India.

"Dia (Neha) telah menjalankan puasa sepanjang hari. Tetapi di malam hari saat melakukan ibadah, Neha memakai celana jeans."

"Kakek dan neneknya keberatan dengan pakaiannya, tapi Neha bilang kalau jeans itu dibuat untuk dikenakan dan dia bersikeras akan memakai celana jeans," ujar Shakuntala Devi Paswan, dilansir dari BBC (27/7/2021).

Baca juga: Bocah Tewas Dibunuh Orangtua, Terdakwa Divonis 65 Tahun Penjara

Baca juga: Orangtua di Amerika Serikat Bunuh Anaknya, Hakim Menjatuhkan Hukuman 65 Tahun Penjara

Sayangnya, kegigihannya itu menyebabkan Neha menjadi korban kekerasan keluarga.

Lebih lanjut dikatakan Shakuntala, putrinya itu mengalami cedera kepala serius serta pingsan usai dipukuli kerabatnya.

Saat Neha tak sadarkan diri, mertuanya memanggil bajaj dan mengatakan mereka akan segera membawanya ke rumah sakit setempat.

Shakuntala pun tak diperkenankan menemani anak gadisnya.

"Mereka tidak mengizinkan saya menemani mereka," tambahnya.

Lantas, ia pun mengabarkan kerabatnya yang lain, meminta bantuan untuk mencari keberadaan putrinya di rumah sakit setempat.

Sayang, kerabat Paswan tak berhasil menemukan Neha.

"Setelahnya saya mengabari kerabat lain untuk mencari Neha, tapi dia bilang putri saya itu tidak ada di rumah sakit," sambung Shakuntala.

Keesokkan harinya, wanita India itu kemudian mendengar kabar adanya penemuan tubuh seorang gadis yang menggantung di jembatan Sungai Gandak.

Tragisnya saat diperiksa, tubuh yang mengantung tersebut tak lain merupakan tubuh putrinya, Neha Paswan.

Baca juga: Seorang Remaja di Florida Amerika Serikat Tewas Mengenaskan, Korban Mendapatkan 114 Luka Tusuk

Dilaporkan Independent (27/7/2021), kepolisian setempat menduga bahwa tubuh remaja tewas itu awalnya akan dihilangkan, tetapi gagal karena mayat tersangkut di pagar jembatan.

Pasca kejadian itu, sebanyak 10 orang anggota keluarga Paswan dilaporkan tengah diselidiki atas kasus pembunuhan dan penghancuran barang bukti.

Kesepuluh orang tersebut termasuk kakek, nenek, paman, bibi, sepupu dan pengemudi bajaj yang seharusnya membawa Neha ke rumah sakit.

Namun sejauh ini, kepolisian telah menangkap empat dari kesepuluh orang tersebut.

Sementara tersangka lainnya masih akan terus diburu polisi.

Keluarga besar Paswan, termasuk paman dan kakeknya diketahui begitu gigih dalam menentang pilihan yang dibuat oleh Neha.

Bahkan mereka juga menyuruh remaja itu untuk berhenti sekolah.

Padahal ayah Neha banting tulang sampai rela tinggal di kota terpisah untuk membiayai sekolah anaknya.

Selain itu, Neha pun sering ditegur karena kerap terlihat mengenakan pakaian modern, alih-alih baju tradisional India.

Kematian Neha itu lantas membuat ibunya bersedih.

Terlebih dirinya mengingat impian Neha untuk menjadi polisi tak bisa terwujud karena dirinya telah berpulang di usia muda.

Sejumlah warganet pun kemudian memberikan penghormatan kepada korban remaja tewas dibunuh keluarga itu.

"Maaf Neha, kami mengecewakanmu," kata salah seorang warganet.

Kejadian remaja dianiaya keluarga ini juga bukan pertama kalinya.

Dalam empat tahun terakhir, kejahatan terhadap perempuan di India telah meningkat.

Data terbaru menyebutkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan di Uttar Pradesh, tempat Paswon tewas menunjukkan ada lebih dari 66 persen.

Diketahui sebelumnya seorang gadis 20 tahun dipukuli ayahnya karena melarikan diri dari mertuanya yang kejam sebulan yang lalu.

Adapula kejadian dua gadis dipukuli keluarga karena berbicara di telepon dengan sepupu laki-lakinya di Kota Dha.

Kalangan pegiat India mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan oleh keluarga itu sudah biasanya terjadi di masyarakat yang kental dengan budaya patriarki.

Bahkan, kekerasan itu sering direstui oleh tetua dalam keluarga di India.

Kalangan gadis dan perempuan di negeri tersebut kini tengah menghadapi ancaman serius, termasuk berisiko dibunuh sejak masih dalam kandungan.

Hal itu karena banyak keluarga India yang lebih memilih menginginkan kehadiran anak laki-laki.

Baca juga: Air Danau di Argentina Berubah Warna, Dampak Limbah Pabrik Ikan

Sehingga, para perempuan muda pun berujung jadi korban diskriminasi dan penelantaran.

Kekerasan dalam rumah tangga itu pun telah merajalela di India dan rata-rata sebanyak 20 perempuan tewas dibunuh setiap harinya. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Baca berita luar negeri lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved