Advertorial

Pidato Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto tentang Demokrasi dan Kesejahteraan Jelang HUT Ke-50 CSIS

Airlangga mengatakan, tema ini sungguh sangat relevan untuk terus kita kemukakan agar arah bangsa menuju terwujudnya kesejahteraan rakyat yang menjadi

Editor: soni
dokumentasi
Pidato Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto tentang Demokrasi dan Kesejahteraan Jelang HUT Ke-50 CSIS 

Sebagai partai yang memiliki kursi terbesar kedua di parlemen, Partai Golkar juga mencoba untuk terus melakukan review terhadap berbagai regulasi yang menjadi kendala bagi terwujudnya iklim ekonomi yang sehat dan kondusif bagi kemajuan kesejahteraan masyarakat. 

Lahirnya UU Cipta Kerja dimana Partai Golkar menjadi bagian yang aktif dalam mengawalnya, menjadi babak baru transformasi struktural ekonomi kita untuk semakin terbukanya iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja.

UU tersebut sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektivitas birokrasi, memberikan perlindungan dan kemudahan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMK-M), serta menciptakan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi baru tetap memberikan perlindungan bagi para pekerja.  Kita terus mendorong bagi penciptaan iklim usaha dan ekonomi yang produktif dalam rangka pemulihan ekonomi agar segera keluar dari krisis

Untuk menghadapi Indonesia tahun 2045 ke depan, kita harus menghadapi berbagai tantangan atau mega tren untuk mewujudkan kesejahteraan, antara lain  perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan aging), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0, serta  kesempatan dan ketimpangan (ekonomi dan akses). 

Mega tren ini menjadi faktor penting yang menggerakkan perubahan masyarakat, mempengaruhi banyak hal dimana pembuat kebijakan harus melakukan respon yang tepat.

Manusia berinteraksi dengan mega trend ini dan saling mempengaruhi.

Masyarakat dapat melihat ini sebagai kesempatan, namun tidak jarang menjadi sumber ketimpangan bagi yang tidak bisa beradaptasi.

Tantangan perubahan iklim merupakan isu global yang harus kita hadapi. Pemanasan Global pada tahun 2017 sudah mencapai 1% level diatas pre- industrialisasi.

Diproyeksikan oleh para ahli dengan kecepatan polusi dan emisi gas seperti sekarang, maka bisa mencapai kenaikan hingga 2.5% pada tahun 2050 dan dampak kenaikannya akan sangat berat dan menjadi tidak terkendali lagi.

Dari aspek demografi, kita akan mengalami masalah kependudukan termasuk penuaan (aging) berasal dari penurunan tingkat fertilitas dan peningkatan usia manusia.

Secara umum dianggap masyarakat yang muda, dianggap kita memperoleh keuntungan demografi karena pekerja muda akan lebih produktif, sementara masyarakat usia lanjut dianggap menjadi beban.

Namun jika pada usia lanjut masyarakat tetap sehat dan produktif, maka bisa pintu kesempatan terbuka bagi masyarakat usia lanjutpun bisa tetap produktif.

Urbanisasi menjadi tantangan tersendiri yang harus kita hadapi. Pada tahun  2008, pertama kalinya lebih dari 50% penduduk tinggal di perkotaan. Diperkirakan ini akan naik hingga 70% pada tahun 2050. 

Urbanisasi masih akan terus berlanjut, termasuk di Indonesia.

Tantangannya adalah menyiapkan perumahan yang terjangkau, baik dan terawat untuk penduduk yang berimigrasi ke perkotaan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved