Lampung Barat
Kisah Sedih Anggota Paskibraka asal Lampung Barat, Citra Ayu Septina Tak Diberi Uang Jalan
Citra Ayu Septina, anggota Paskibraka Lampung 2021 asal Lampung Barat, tak diberi uang jalan ke Bandar Lampung
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: taryono
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Nanda Yustizar Ramdani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Citra Ayu Septina, anggota Paskibraka Lampung 2021 asal Lampung Barat, mengalami kejadian menyedihkan.
Pasalnya, Citra Ayu Septina mengklaim tak mendapatkan perhatian serius Pemkab Lampung Barat.
Misalnya saja, saat Citra Ayu Septina berangkat ke Bandar Lampung untuk mewakili nama Lambar, Citra Ayu diminta berangkat sendiri dan tak diberi uang transportasi untuk pulang pergi.
Beda dengan utusan dari Pemkab Kabupaten Tanggamus.
Seperti apa ceritanya? Simak penuturan ayah Citra Ayu Septina berikut ini.
Terlihat seorang gadis remaja membawakan sejumlah gelas berisi kopi hangat untuk para tamu di rumahnya.
Ia menyajikan kopi-kopi itu dengan penuh sopan santun kepada para tamu di rumahnya.
Sang gadis duduk dengan posisi bertumpu pada kedua lututnya sembari meletakkan kopi hangat itu di atas meja satu per satu ke hadapan para tamu.
Baca juga: Kisah Sukses Paskibraka Wanita Kini Jadi Perwira Polisi dan Tentara
Tak lupa, ia juga membawakan sajian lainnya berupa dua piring kue bolu.
Sejumlah tamu tersebut merupakan para kuli tinta yang hendak membuat sebuah karya tulis dari kisah sedih si gadis.
Meski tinggal di sebuah rumah besar berlantai dua yang nampak mewah dan terlihat mencolok di antara rumah-rumah sekelilingnya, rupanya tersirat sedikit raut kesedihan dari wajahnya.
Gadis yang bernama Citra Ayu Septina itu merupakan satu di antara Anggota Paskibraka Lampung tahun 2021 yang berasal dari Lampung Barat.
Selain Citra, ada dua rekannya lagi sesama Anggota Paskibraka Lampung tahun 2021 sebagai utusan dari Kabupaten Lampung Barat.
Di balik kesuksesan pengibaran bendera merah putih pada Upacara Peringatan HUT ke-76 RI yang dilaksanakan di Lapangan Korpri halaman Kantor Gubernur Lampung, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, terselip sebuah kisah pilu dari seorang gadis bernama Citra itu.
Kisah ini berawal ketika gadis yang bersekolah di SMA Negeri 1 Liwa itu terpilih sebagai anggota Paskibraka Lampung tahun 2021 ini.
Ayahnya yang bernama Khoirul Umur menyampaikan kisah itu secara detail dan berturutan.
Khoirul menceritakan mengenai sikap Pemkab Lampung Barat dan SMA Negeri 1 Liwa yang nyaris tak menaruh perhatian terhadap anaknya yang terpilih sebagai Anggota Paskibraka Lampung 2021 itu.
"Awalnya, anak saya ini kan ikut seleksi Paskibraka Kabupaten Lampung Barat dan ia lolos," kata Khoirul mengawali ceritanya, Kamis (19/8/2021).
"Bahkan anak saya ini masuk enam besar," tambahnya.
Berkat anaknya yang berada di peringkat 6 besar teratas, pria yang bekerja sebagai PNS itu melanjutkan, anaknya akan diikutsertakan untuk mengikuti seleksi di tingkat Provinsi Lampung.
"Pemkab Lampung Barat melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menginformasikan, anak saya terpilih sebagai Anggota Paskibraka Lampung tahun 2021," jelas Khoirul.
Tak lama berselang, Kadisporapar Lampung Barat Tri Umaryani mengeluarkan Surat Penetapan Tugas (SPT) kepada anaknya untuk mengikuti karantina di Hotel Kurnia Dua yang beralamat di Jalan Raden Intan Nomor 75, Kota Bandar Lampung.
Usai mengetahui hal tersebut, Khoirul menghadap Tri Umaryani guna mempertanyakan perihal teknis keberangkatan putrinya menuju Bandar Lampung untuk mengikuti karantina selama 10 hari.
"Kata Ibu Kadis, pihaknya kami disuruh untuk berangkat sendiri menuju lokasi karantina," ungkap Khoirul.
"Maksudnya berangkat sendiri itu seperti apa Bu? Dia kan berangkat atas nama kabupaten dan sekolahnya," sambungnya.
Maka, Khoirul menanyakan perihal uang transportasi kepada Tri Umaryani.
"Kalau memang atas nama kabupaten, maka ada lah uang transportasi untuk antar jemputnya. Beliau menjawab, tidak ada, itu gak dianggarkan oleh dinas," sambungnya.
Khoirul lantas menanyakan kepada Tri Umaryani mengapa anaknya berserta dua rekannya diberikan SPT untuk mengikuti karantina itu, kalau untuk transportasi saja tidak dianggarkan.
"Ibu Kadis kekeh dengan jawabannya, bahwa dinas memang tidak menganggarkan," kata dia.
Merasa tidak puas usai menghadap Kadisporapar Lampung Barat, Khoirul beranggapan, Pemkab setempat tidak menaruh perhatian kepada anaknya beserta kedua rekannya.
"Saya bilang ke mereka bertiga itu, udah kalian bertiga mundur aja. Ini tidak ada sumbangsih dari kabupaten," ujarnya.
Tumpahlah air mata Citra mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut ayahnya.
Melihat siswi SMA kelahiran 5 September 2004 itu menangis, membuat hati Khoirul terenyuh.
"Ya sudah, ayo ayo kita berangkat," cerita Khoirul saat menenangkan anaknya.
Kemudian, Citra pun berangkat dengan didampingi oleh orang tuanya menuju Hotel Kurnia Dua.
Sesampainya di Hotel Kurnia Dua, seorang panitia menghampiri Khoirul menanyakan mengenai Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).
"Pak, bawa SPPD," kata Khoirul menirukan panitia tersebut.
"Saya gak ada SPPD, adanya SPT yang dipegang anak," terang Khoirul kala menjawab pertanyaan dari panitia itu.
Hatinya bertambah miris, kala ia bertanya kepada satu di antara pendamping anggota paskibraka yang berasal dari Kabupaten Tanggamus.
"Saya tanya, maaf pak, ini anaknya," katanya ketika melontarkan pertanyaan kepada pendamping tersebut.
"Bukan, jawab dia. Kami dari dinas mengantar utusan dari kabupaten," terus Khoirul.
Mendengar jawaban tersebut, dalam hatinya Khoirul berujar, 'Apa salah saya, semiskin apa Kabupaten Lampung Barat tidak bisa mengantar dan menjemput anak tiga ini'.
Tak sampai di situ, Khoirul mengisahkan, saat menjemput putrinya di Hotel Kurnia Dua seusai pembubaran Paskibraka Lampung tahun 2021, ia mengalami kebingungan.
Pasalnya, Kota Bandar Lampung saat itu sedang menerapkan PPKM Level 4 yang menyebabkan adanya penyekatan di sejumlah jalan utama.
Sementara, ia mengaku, tidak begitu paham mengenai alternatif jalan lain untuk menuju Hotel Kurnia Dua.
"Sekitar pukul 09.00 WIB saya masih ada di Pasar Tengah," ungkapnya.
"Karena kita nyari-nyari jalan alternatif, akhirnya nyampe di Hotel Kurnia Dua itu sekira pukul 12.00 WIB," tambah Khoirul.
Setibanya di Hotel Kurnia Dua, Khoirul yang saat penjemputan itu didampingi Kepala Sekolah MAN 1 Liwa menyaksikan pemandangan di mana ada sejumlah pegawai pemkab dari berbagai kota dan kabupaten yang melakukan penjemputan.
Sementara untuk anaknya, jangankan pihak Pemkab Lampung Barat, pihak SMA Negeri 1 Liwa saja tidak ada yang ikut dalam penjemputan tersebut.
Beruntungnya bagi kedua rekan Citra yang berasal dari MAN 1 Liwa ada inisiatif dari kepseknya untuk melakukan penjemputan.
Pria yang menjabat sebagai Kepala UPT Kebun Raya Liwa (KRL) itu menerangkan, perhatian dari pihak SMA Negeri 1 Liwa hanya berupa pemberian uang saku sebesar Rp 300.000.
Uang saku tersebut diberikan pada saat acara pelepasan Anggota Paskibraka Lampung 2021 di Kabupaten Lampung Barat.
Citra yang berdiri di samping Khoirul saat diwawancara, membenarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh ayahnya
"Ya cuma uang saku Rp 300.000 itu," kata siswi yang masih duduk di bangku kelas XI itu.
Lebih lanjut, Citra mengisahkan, jelang keberangkatannya menuju Kota Bandar Lampung untuk mengikuti tahapan seleksi Anggota Paskibraka Lampung 2021 di tingkat provinsi, ia diperintahkan oleh dinas setempat untuk menunggu di sekolahnya.
"Saya nunggu di depan gerbang hanya didampingi kakak pembina dari Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Lampung Barat," cerita ia.
"Dari sekolah sama sekali gak ada yang hadir apa lagi dari dinas," terusnya.
Sebelum keberangkatan, gadis yang bercita-cita menjadi Polwan itu sempat mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan dari pihak sekolahnya.
Kala itu, Citra hendak meminta berkas-berkasnya terkait paskibraka tersebut untuk ditandatangani Kepala SMA Negeri 1 Liwa.
Sebelum ditandatangani, siswi SMA asal pekon Way Empulau Ulu, Balik Bukit, Lampung Barat itu diperintahkan oleh seorang guru di sekolahnya untuk memfotokopi berkasnya terlebih dahulu.
Lantaran kepala sekolahnya yang belum tiba, maka Citra berinisiatif memfotokopi berkasnya itu terlebih dahulu.
"Saya malah dibentak sama Waka Kesiswaan," terangnya.
"Katanya saya gak ada adab," imbuh Citra.
Saat di lokasi karantina pun Citra mendapati pemandangan yang menyayat hatinya.
Pasalnya, kebanyakan anggota paskibraka yang mengikuti karantina tersebut, diantar oleh pemkab atau sekolah di daerahnya masing-masing.
"Saya sedih kalau dengar cerita teman-teman yang diantar oleh dinas atau sekolahnya," kisah gadis yang bertugas di pasukan 8 Paskibraka Lampung 2021 itu.
"Mungkin yang cuma diantar oleh orang tuanya hanya tiga sampai empat orang, termasuk saya," ulasnya.
Saat menjalani masa karantina, anak kedua dari empat bersaudara itu menceritakan, dirinya melakukan perbincangan dengan rekan-rekannya yang lain soal jumlah uang saku yang diberikan baik dari dinas maupun sekolah.
"Ada temen saya yang dikasih Rp 1 juta dari sekolahnya, ada yang dikasih Rp 700 ribu dari dinas," beber Citra.
Ayahnya berharap, agar kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Semoga ini jadi bahan evaluasi agar ke depannya tidak terulang lagi," harap ayah empat orang anak itu.
Khoirul juga menyampaikan, ia tidak mengharapkan pemberian berupa uang atau materi lainnya, baik dari Disporapar Lampung Barat ataupun dari SMA Negeri 1 Liwa.
Tetapi, yang terpenting baginya adalah bentuk perhatian untuk anaknya selaku anggota paskibraka yang membawa harum nama Kabupaten Lampung Barat di tingkat Provinsi Lampung.
Terpisah, Kadisporapar Lampung Barat Tri Umaryani memberikan tanggapannya terkait persoalan di atas.
Ia mengaku ada kekeliruan yang dilakukan pihaknya, sehingga ia menyampaikan permohonan maafnya.
"Saya mewakili Disporapar Lampung Barat menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, bila dalam proses tahapan kurang sempurna," kata Tri pada acara penyambutan Anggota Paskibraka Lampung 2021 di Kantor Disporapar Lampung Barat, Jumat (20/8/2021).
"Meskipun kami telah menjalankan sesuai prosedur," sambungnya.
Tri menyampaikan, terkait persoalan Citra dan kedua rekannya, ia tidak menyalahkan siapapun.
"Karena kita tidak mencari siapa yang salah," ujar dia.
Tri menganggap, kejadian yang menimpa Citra dan dua rekannya, akan menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya.
"Ke depan juga akan kita perbaiki lagi mengenai persoalan ini," kata Tri.
Dalam penugasan paskibraka di tingkat provinsi, Tri mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki kewenangan.
"Itu semua sudah kewenangan Pemprov Lampung, segala hal terkait akomodasi ketiganya," ungkapnya.
"Dan juga terlampir di dalam SPT," terus Tri.
Ia mengakui adanya kegagapan dalam menangani persoalan tersebut, karena situasi dan kondisi saat ini yang masih di tengah-tengah pandemi Covid-19.
"Bisa dibilang kita mengalami kegagapan karena berbagai kegiatan yang dilaksanakan diera New Normal ini," jelas Tri.
"Jadi kami mesti melakukan berbagai penyesuaian," tambahnya.
Maka, Tri memerintahkan guru dari MAN 1 Liwa untuk mendampingi ketiga anggota paskibraka tersebut untuk mengikuti kegiatan karantina.
Ia berharap, kejadian tersebut dapat menjadi hikmah dan bahan evaluasi khususnya bagi pihaknya.
Kegiatan penyambutan Anggota Paskibraka Lampung 2021 itu, dikatakannya, sudah pihaknya rancang jauh-jauh hari.
"Rencananya, akan dilaksanakan pada Senin (23/8/2021)," ungkapnya.
"Namun, karena kami kemarin merasa tidak bisa memfasilitasi, maka pelaksanaan dimajukan di Jumat (20/8/2021) ini," sambung dia.
Tri melanjutkan, meskipun pihaknya telah menjalankan segala tahapan sesuai prosedur seperti sebelum-sebelumnya, ia menyadari harus ada perubahan yang lebih baik.
"Tentu semakin ke depan, kita harus ada perubahan yang lebih baik," katanya.
Tri meminta keihklasan dan kelapangan dada kepada semua pihak agar persoalan tersebut tidak diperpanjang lagi.
"Krena kita selaku manusia biasa, tentu tidak luput dari salah," ujar dia.
Baca juga: Viral Bapak-Bapak Jadi Paskibraka Upacara Bendera di Semarang
Tak lupa, Tri Umaryani juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga anggota paskibraka tersebut.
Sebagai bentuk apresiasi, ia memberikan sebuah cinderamata kepada masing-masing anggota.
(Tribunlampung.co.id/Nanda Yustizar Ramdani)