Berita Terkini Nasional

Paskibraka Sulawesi Barat Dituding Pakai Orang Dalam: Ditelepon saat Sedang di Sawah

Seorang anggota Paskibraka asal Sulawesi Barat (Sulbar) dituding menggunakan orang dalam demi jadi anggota Paskibraka nasional.

Kompas .com
Kristina (tengah), anggota Paskibraka asal Sulbar yang gagal berangkat saat mendatangi kantor Dispora Mamasa, Rabu (28/7/2021). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang anggota Paskibraka asal Sulawesi Barat (Sulbar) dituding menggunakan orang dalam demi jadi anggota Paskibraka nasional.

Siswi anggota Paskibraka Sulawesi Barat dibully warganet karena menggantikan siswi dari sekolah lain yang gagal berangkat ke Istana Negara karena hasil tes Covid-19 reaktif.

AFT adalah siswi salah satu SMA negeri di Mamasa, Sulawesi Barat yang mendapat serangan dari warganet karena dirinya ditunjuk jadi pengganti siswi lain yang gagal berangkat.

Anggota Paskibraka yang gagal berangkat adalah Kristina, siswi yang juga berasal dari Sulbar.

Karena alasan tes Covid-19, Kristina tak jadi berangkat untuk mengikuti upacara sebagai Paskibraka ke Istana Negara.

Baca juga: Akhir Kasus Paskibraka Lampung 2021 Citra Ayu Septina, Maaf yang Sebesar-besarnya

Panitia kemudian menunjuk AFT sebagai Paskibraka pengganti Kristina.

AFT mengaku menjadi bulan-bulanan netizen gara-gara ditunjuk sebagai anggota Paskibraka Nasional menggantikan Kristina.

AFT dituduh menggunakan orang dalam untuk jadi anggota Paskibraka nasional.

Terkait semua tudingan itu, AFT akhirnya buka suara.

Baca juga: Insiden Memilukan Paskibraka saat Upacara, Kaki Tertusuk Paku dan Bendera Gagal Berkibar

Sedang di sawah

Dilansir dari Kompas.com, pelajar berusia 16 tahun ini mengatakan, penunjukkan saat itu begitu tiba-tiba.

Kabar menjadi anggota Paskibraka Nasional diketahui AFT ketika sedang berada di sawah membantu ibunya memanen padi sekitar pukul 15.00 WITA, Sabtu (24/7/2021).

Pihak dari Dispora menghubunginya melalui sambungan telepon dan memberikan kabar baik itu.

Permintaan itu langsung disetujui karena AFT menilai penunjukkan merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai anggota Paskibraka.

"Saya menganggap bahwa itu bagian dari tanggung jawab saya sebagai anggota paskibraka untuk ditugaskan kapan saja dan di mana saja," kata AFT, melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8/2021).

Kendala kemudian terjadi ketika usaha AFT untuk berangkat ke Jakarta menemui kebuntuan dari segi biaya.

Pasalnya, sebelum berangkat AFT masih harus melakukan tes swab dengan biaya sendiri.

Hal ini terasa berat mengingat kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai petani. Namun dukungan keluarganya terus mengalir.

Setelah berembuk, orangtuanya pun harus meminjam uang untuk biaya chek up dan tes PCR di Kota Makassar.

Sebagian pinjaman itu juga digunakan AFT, ayah, dan pamannya untuk biaya perjalanan ke Makassar beberapa jam setelah dia dihubungi Dispora Sulbar.

"Saat itu hasil PCR saya di (Lab) Prodia Makassar hasilnya negatif Covid-19 dan hasil check up nya baik. Saya (lalu) menghubungi Dispora dan Dispora melaporkan nama saya beserta pasangan saya yang ada di Polman ke Kemenpora," ujar AFT .

AFT akhirnya berangkat ke Jakarta pada 27 Juli 2021 bersama dengan Juandy dengan pesawat melalui Bandara Makassar.

Setelah melakukan serangkaian latihan, dia bersama perwakilan pelajar dari provinsi lain pun berhasil melaksanakan tugasnya sebagai anggota paskibraka pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dia pun heran mengapa ada orang yang menuduhnya menggunakan orang dalam.

"Saya hanya bisa mendoakan mereka karena saya percaya mereka menghujat saya karena mereka tidak tahu apa yang saya alami dan juga tidak mengetahui kehidupan saya yang sebenarnya," ucap AFT.

Untuk diketahui, polemik mengenai terpilihnya AFT sebagai anggota paskibraka nasional bermula ketika Dispora Sulbar menunjuknya untuk menggantikan Kristina, siswi asal Mamasa yang dinyatakan positif Covid-19 usai hasil PCR keluar pada 24 Juli 2021.

Polemik ini terjadi karena Dispora Sulbar tidak menunujuk cadangan Kristina yakni Aliyah, siswi asal Pasangkayu.

Tapi malah AFT yang disebut tidak ada dalam list peringkat.

Selain itu, keluarga Kristina juga tidak terima dengan hasil PCR, di mana mereka menduga Kristina dicovidkan agar tidak lulus ke Jakarta.

Keyakinan keluarga Kristina bertambah usai Kristina melakukan tes PCR ulang di Mamasa yang hasilnya negatif.

Kadispora Sulbar Muhammad Hamzih saat itu berdalih dia terpaksa menunjuk AFT karena Kemenpora ingin perwakilan dikirim secepatnya.

Hamzih berkata mustahil menujuk kembali Kristina karena harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

Pihak Ombudsman RI Perwakilan Sulbar pun turut menyelidiki polemik kejanggalan pemilihan anggota paskibraka nasional ini.

Ketua Ombudsman Sulbar Lukman Umar mengatakan, setelah memeriksa saksi dan turun langsung ke lapangan, mereka menilai Dispora Sulbar melakukan malaadministrasi dalam pemilihan tersebut.

Malaadministrasi itu berupa kelalaian Dispora Sulbar dalam menunjuk pengganti Kristina yang bukan dari cadangannya.

Hal ini kata Lukman bertentangan dengan Permenpora Nomor 14 Tahun 2017 tentang perubahan atas peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga.

"Maladministrasi itu misalnya tidak patut dilakukan oleh Dispora dan penyimpangan prosedur. Mestinya kan haknya cadangan, tapi kok orang lain yang diambil," kata Lukman.

Saran Ombudsman

Terkait kasus itu, Ombudsman meminta Pemprov Sulbar melalui Dispora menyarankan upaya pendisiplinan di jajaran Dispora.

Selain itu, ada upaya persuasif dan solutif bagi keluarga Nuraliyah yang hak-haknya dihilangkan sebagai peserta calon Paskibraka.

"Bentuknya apa, kita persilakan pemprov untuk melakukan langkah-langkah itu agar tercermin asas pelayanan publik secara berkeadilan," ujar Lukman.

Ombudsman berarap dalam waktu 30 hari Pemprov Sulbar bisa menyelesaikan masalah tersebut. Meski demikian, kata Lukman, saran ini tidak wajib dan mengikat.

Baca juga: Ucapkan Terima Kasih kepada Paskibraka, Bupati Paser Ajak Generasi Muda Kobarkan Semangat Perjuangan

Selidiki hasil tes positif Covid-19

Lukman saat ini sedang menyelidiki dugaan kejanggalan status positif Covid-19 yang dikeluarkan tim Satgas Covid-19 Sulbar terhadap Kristina dan Arya Maulana Mulya yang juga gagal lolos menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara.

Menurut Lukman, kedua siswa dari Mamasa dan Majene itu sebelumnya diperiksa di Puskesmas Binanga Mamuju yang hasilnya dikeluarkan BPPOM.

Baca juga: Insiden Upacara Bendera Banjir Air Mata Paskibraka, Rok Melorot hingga Merah Putih Terbalik

Lalu, kedua siswa ini dinyatakan positif. Namun, kedua siswa itu tidak ditangani layaknya orang yang terpapar virus corona.

"Ini sudah turun tim saya untuk mencari keterangan Puskesmas Binanga lalu BPPOM termasuk tim Covid-19 Sulbar. Jadi belum ada kesimpulan. Persoalan pergantian kita akan sesuaikan proporsi waktu," ujar Lukman. (*)

 

Artikel ini telah tayang di kaltim.tribunnews.com

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved