Lampung Barat

Mengintip Ritual Bersih Pusaka Pangku Paliare di Lampung Barat, Tradisi Adat Semende

Masyarakat di Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat, menggelar tradisi adat Suku Semende berupa ritual membersihkan pusaka Pangku Paliare.

HO/Tribunlampung.co.id
Suasana acara Pangku Paliare di Masjid Babussalam Pekon Mutar Alam, Way Tenong, Lampung Barat, Jumat (3/9/2021). Masyarakat di Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat, menggelar tradisi adat Suku Semende berupa ritual membersihkan pusaka Pangku Paliare. 

Terakhir tahap penutupan, yakni penyerahan benda pusaka untuk disimpan kembali, serta acara perayaan acara Pangku Paliare dengan diadakan pengajian yang dihadiri oleh seluruh masyarakat di Pekon Mutar Alam.

Tokoh Adat Semende setempat Alhajar Sahyan menuturkan, tradisi adat tersebut biasa digelar tiap 9 atau 25 Muharram bertepatan dengan momentum Tahun Baru Islam.

"Kami menyebut tradisi ini dengan istilah Pangku Paliare," kata Alhajar, Jumat.

Ia menyebutkan, dalam tradisi adat Semende itu, akan dilaksanakan acara puncak dengan menghaturkan doa bersama yang diikuti sejumlah tokoh.

Ritual yang disakralkan oleh masyarakat setempat itu, kata Alhajar, merupakan warisan budaya Semende yang masih terjaga hingga saat ini.

"Tradisi adat bersih pusaka Pangku Paliare ini merupakan warisan budaya yang masih terjaga dan terpelihara hingga sekarang dalam kehidupan adat Semende," ujarnya.

"Terlihat dari keberadaan pusaka-pusaka bukti sejarah ini yang kita keluarkan hanya di waktu tertentu," sambungnya.

Baca juga: 30 Pelanggar Prokes di Lampung Barat Terjaring Operasi Yustisi

Di samping merupakan tradisi adat, Pangku Paliare juga dijadikan ajang silaturahmi (Bada Balik) bagi anak cucu Puyang Awak.

"Karena suku Semende sudah banyak yang menyebar ke berbagai daerah," imbuh pria yang akrab disapai Kang Adang ini.

Camat Way Tenong Bambang Hermanto mengaku merasa bangga atas terpeliharanya tradisi adat Semende tersebut.

"Saya sangat bangga dengan tradisi adat Semende ini yang masih terjaga dan terpelihara dengan baik."

"Ini menunjukkan, betapa besar kecintaan suku Semende di sini dalam memegang teguh adat istiadat," katanya.

Bambang menilai, tradisi tersebut merupakan amanah yang diwariskan Puyang Awak sebagai washilah untuk menjaga persaudaraan antar suku Semende yang sudah tersebar di berbagai wilayah.

Sementara Pemuda Pecinta Adat dan Budaya Semende Deni Yuniardi menuturkan, tujuan penyelenggaraan Pangku Paliare oleh anak cucu Raje Mangkute dan masyarakat Semende Marge Way Tenung ini dalam rangka mengingatkan generasi muda akan asal usul mereka.

"Supaya mereka tidak kehilangan jati diri sebagai pewaris adat Semende," imbuh dia.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved