Berita Terkini Nasional

Barang Bawaan Ali Kalora Saat Mati Tertembak, Ada Senjata Api hingga Bom

Pentolan teroris Ali Kalora mati tertembak Satgas Madago Raya. Dalam konferensi pers, polisi menunjukkan 46 barang bawaan Ali Kalora dan rekannya.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: taryono
Insatagram/@bidhumaspoldasulteng
Ilustrasi barang bawaan Ali Kalora. Pentolan teroris Ali Kalora mati tertembak Satgas Madago Raya. Dalam konferensi pers, polisi menunjukkan 46 barang bawaan Ali Kalora dan rekannya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Setelah berhasil melumpuhkan pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora dan rekannya Jaka Ramadhan dalam aksi baku tembak, Satgas Madago Raya mengamankan sejumlah barang bawaan buronan tersebut.

Dalam konferensi pers, Polda Sulawesi Tengah menunjukkan daftar barang bawaan gembong teroris Ali Kalora dan rekannya di hadapan para awak media.

Terhitung ada 46 barang yang diamankan aparat.

Dari total puluhan barang tersebut, didapati sepucuk senjata M16, parang, gergaji, hingga bom tarik dan bom bakar.

Barang lain seperti pakaian, makanan, perlengkapan mandi, serta alat masak juga turut diamankan kepolisian.

Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi pun mengatakan bahwa dua korban yang mati tertembak adalah benar Ali Kalora dan rekannya, Jaka Ramadhan.

"Benar, dua orang itu adalah Ali Kalora dan Jaka Ramadhan," terangnya.

Ia pun berterima kasih kepada masyarakat yang telah membantu tim kepolisian untuk memburu keberadaan para target operasi tersebut.

"Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat yang sudah menerima kami, bekerja sama dengan kita semua untuk bisa berhasil mengungkap dua DPO yang selama ini kita cari," tambahnya.

Meski telah menaklukan pentolan teroris Ali Kalora beserta satu rekannya, Rudy mengatakan bahwa operasi ini belum selesai.

Sebab, anggota kelompok teroris MIT Poso tersebut masih belum seluruhnya dilumpuhkan.

Tercatat, masih ada empat orang lainnya yang diburu aparat.

Keempat orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) itu, di antaranya Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, serta Suhardin alias Hasan Pranata.

"Masih ada empat DPO lagi yang masih kita kejar."

"Kita akan cari terus sisa DPO sampai dapat," ungkapnya.

Selain itu, Rudy berharap bahwa wilayah kepimpinannya tersebut bisa segera terbebas dari aksi teror.

"Semoga Sulawesi Tengah terbebas dari aksi terorisme yang meresahkan masyarakat," terang Rudy.

Sebelumnya diberitakan Ali Kalora mati tertembak dalam baku tembak bersama Satgas Madago Raya.

Ia diketahui tewas bersama rekannya, Jaka Ramadhan pada Sabtu (18/9/2021) lalu.

Aksi baku tembak tersebut diterangkan Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf terjadi sekitar pukul 17.20 WITA.

Kini, polisi masih melakukan penyelidikan lanjutan terkait dengan dua jenazah anggota teroris tersebut.

Rencananya, mereka akan melakukan autopsi pada kedua jasad tersebut di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah.

Jejak teror kelompok teroris pimpinan Ali Kalora

Aksi teror MIT Poso di awal-awal pandemi dimulai saat Ali Kalora Cs diduga sebagai pelaku pembunuhan seorang petani bernama Daeng Tapo, Rabu (8/4/2020).

Korban tewas dibunuh saat berada di perkebunan Maitangi, Dusun Sipatuo, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.

Sebelum ditemukan tewas, Daeng Tapo dilaporkan hilang sejak Sabtu (4/4/2020).

Dua pekan kemudian, kelompok MIT kembali diduga menjadi otak kasus penembakan terhadap dua anggota polisi di Kabupaten Poso.

Dua personel polisi diserang saat sedang berjaga di Bank Syariah Mandiri Jl Pulau Irian Jaya, Poso Kota, Rabu (15/4/2020) pagi.

Akibat insiden itu, seorang polisi mengalami luka tembak dan harus dilarikan ke RSUD Poso.

Selang empat hari dari aksi penyerangan tersebut, warga Poso kembali dibuat geger.

Ali Kalora Cs diduga membunuh seorang petani warga Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Minggu (19/4/2020).

Korban bernama Ambo Ajeng alias Papa Angga tewas dengan luka benda tajam di bagian leher dan tubuh lainnya.

Sebelum dibunuh, Papa Ajeng diculik saat sedang beristirahat di pondok kebunnya di wilayah KM 09 Gunung Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Masih di wilayah Poso, Ali Kalora Cs kembali berulah dengan membunuh seorang warga di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Awalnya, kelompok MIT mencegat dua petani saat hendak ke kebun di wilayah Pegunungan Tahiti, Desa Sangginora, Sabtu (8/8/2020) pukul 17.30 Wita.

Namun satu di antaranya berhasil melarikan diri dan seorang lainnya bernama Agus Balumba tewas dengan luka senjata tajam.

Di malam harinya, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora kembali beraksi.

Korban mereka kali ini merupakan para pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Poso.

Ali Kalora Cs menghadang mobil rombongan pegawai Dinkes Poso yang hendak menuju Kota Poso di Jalan Trans-Sulawesi.

Beruntung tidak ada korban jiwa dari penghadangan tersebut.

Namun Ali Kalora Cs merampok sejumlah barang milik pegawai Dinkes Poso, seperti uang, snack dan satu buah jam tangan.

Di antara aksi teror MIT paling terkenal yakni saat membantai satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Jumat (27/11/2020).

Satu keluarga itu beranggotakan empat orang, yakni Yasa, Naka, Pedi dan Pinu.

Sebelum melakukan pembunuhan, Ali Kalora Cs juga diduga membakar satu rumah milik warga.

Sejumlah warga yang menyaksikan aksi pembunuhan tersebut dan tinggal di sekitar lokasi kejadian didera ketakutan.

Mereka berbondong-bondong lari ke arah hutan untuk menyelamatkan diri.

Aparat dipimpin Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso kemudian terjun ke lokasi melakukan penyelidikan dan pengamanan.

Pada kesempatan itu, Kapolda turun langsung melakukan perbaikan dan pembangunan kembali rumah warga yang dibakar.

Memasuki tahun 2021, aparat TNI-Polri tergabung dalam Operasi Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris paling dicari itu.

Aksi terakhir kelompok MIT diketahui terjadi di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Selasa (11/5/2021).

Ali Kalora Cs diduga membunuh empat petani masing-masing berinisial MS, S, P dan L.

Keempat korban ditemukan tewas di dua lokasi berbeda di perkebunan kopi Desa Kalimago.

Usai menghabisi nyawa para petani tersebut, Ali Kalora Cs mengambil uang dan barang lain milik korban. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Baca berita terkini nasional lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved