Bandar Lampung

Gerai Bakso Sony di Bandar Lampung Disegel Semua, Pihak Manajemen Tak Gelisah

Janji Bakso Sony pamit dari Kota Bandar Lampung rupanya hanya angin lalu. Alhasil Pemerintah Kota Bandar Lampung turun tangan dengan menyegel 18 gerai

Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung.co.id/Soma
Ilustrasi. Pihak manajemen Bakso Sony, Haji Son saat memberikan keterangan. Pemerintah Kota Bandar Lampung turun tangan dengan menyegel 18 gerai. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Janji Bakso Sony pamit dari Kota Bandar Lampung rupanya hanya angin lalu.

Hingga janji akan pamit dari Bandar Lampung diumumkan pada tanggal 3 Juli 20201, sejumlah gerai masih beroperasi.

Alhasil Pemerintah Kota Bandar Lampung turun tangan dengan menyegel 18 gerai Bakso Soni.

Pemkot Bandar Lampung akan menutup gerai hingga pihak manajemen Bakso Soni menyelesaikan tunggakan pajaknya.

Pada hari Senin, (20/9/2021) 12 gerai yang masih beroperasi juga disegel karena hal yang sama.

Pernyataan yang dilontarkan manajen Bakso Sony itu pun masih melekat di setiap gerainya.

"Kami dari manajemen Bakso Son Haji Sony akan memfokuskan perkembangan usaha di luar Kota Bandar Lampung. Outlet yang ada di Bandar Lampung akan segera ditutup dan dipindah alihkan ke luar kota," tulis informasi tersebut menerangkan.

Baca juga: Bakso Sony Hari Ini Ditutup Paksa, 18 Gerai di Bandar Lampung Disegel dan Dilarang Jualan

Kemplang Pajak Hingga 10 Miliar

Mulai hari ini, Senin (20/9/2021), konsumen penggemar bakso dan mi ayam tak bisa lagi menyantap sedapnya produk-produk yang dijual Bakso Sony di Bandar Lampung.

Pemerintah Kota Bandar Lampung memutuskan untuk menyegel seluruh gerai Bakso Sony yang berada di Bandar Lampung.

Penyegelan dilakukan Senin (20/9/2021).

Usutnya, penyegelan dikarenakan mekanisme pembayaran pajak yang tidak sesuai dengan aturan pemerintah setempat.

Berdasarkan pantauan, pada hari tersebut, sebanyak 12 gerai dari 18 gerai Bakso Sony yang ada di Bandar Lampung disegel dengan menggunakan garis kuning milik pemerintah dengan keterangan "Garis Pemerintah Kota Dilarang Melintas/Goverment Line Town Do Not Cross".

Untuk diketahui, dengan ditutupnya 12 gerai tersebut, genap sudah seluruh gerai yang ada tidak lagi beroperasi.

Dimana  6 diantaranya sudah terlebih dahulu dilakukan hal yang sama.

Baca juga: Janji Bakso Sony Hengkang dari Bandar Lampung Tak Kesampaian, Keburu Disegel Total

Bakso Sony kemplang pajak Rp 10,8 miliar

Bakso Sony diduga mengemplang pajak dengan nominal yang luar biasa.

Tidak tanggung-tanggung, angkanya mencapai Rp 10,8 miliar.

Bakso Sony disebut telah mempermainkan pajak sejak 2018 lalu.

Saat itu, pengelola tidak mempergunakan alat perekam pendapatan yang telah disediakan Pemkot Bandar Lampung guna mengukur besaran pajak penghasilan.

"Memang sejak terpasangnya tapping box di Bakso Sony, mereka tidak menggunakannya," kata Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Bandar Lampung Yanwardi, Senin (5/7/2021). 

Dalam kurun waktu tiga tahun ini, Yanwardi menyebut Bakso Sony telah merugikan Pemkot Bandar Lampung miliaran rupiah.

Menurut dia, pajak yang seharusnya dibayarkan oleh Bakso Sony mencapai angka Rp 450 juta per bulan.

"Selama ini mereka hanya setor Rp 150 juta. Itu paling besar. Kadang Rp 120 juta-Rp 130 juta," kata dia.

Artinya, kata dia, ada selisih sekitar Rp 300 juta per bulan.

"Jadi memang berkurang hingga Rp 300 juta sebulan. Kalau tiga tahun berarti sudah berapa," lanjut dia.

Yanwardi mengatakan, pihaknya telah berulang kali melakukan upaya pendekatan persuasif agar pengelola Bakso Sony mau menggunakan tapping box sesuai dengan amanat undang-undang.

"Sebelum bulan kemarin dilakukan penyegelan dan penutupan sementara. Kita sudah berulang melakukan upaya persuasif secara lisan, tulisan, maupun surat pemanggilan," jelas dia.

Sejatinya, Pemkot Bandar Lampung telah memberikan kesempatan kepada Bakso Sony untuk mencari jalan tengah.

Namun, kata Yanwardi, pihak Bakso Sony menolaknya.

Pemkot Bandar Lampung telah menutup enam gerai Bakso Sony.

Sebagai balasannya, Bakso Sony malah akan menutup seluruh gerainya yang ada di Bandar Lampung.

Kabar tersebut mencuat setelah terjadi polemik antara manajemen Bakso Sony dengan Pemkot Bandar Lampung terkait pajak.

Tak Keberatan

Haji Son, sang pemilik Bakso Sony, dalam konferensi pers menyatakan tidak keberatan atas penyegelan yang dilakukan Pemkot Bandar Lampung.

Ia hanya memikirkan karyawannya yang bakal kehilangan pekerjaan.

"Saya sih senang-senang aja, gak gelisah. Tapi yang saya pikirkan adalah karyawan-karyawan. Di bawah mereka ada keluarga mereka masing-masing," kata Haji Son.

"Apakah kalau disegel pemkot bangga?" imbuhnya.

Haji Son secara tegas akan mengambil jalur hukum atas tindakan Pemkot Bandar Lampung.

Terkait tudingan Bakso Sony mengemplang pajak, ia membantahnya.

"Setiap bulan saya merasa selalu membayar pajak. Mengenai penggunaan tapping box (alat pencatat pendapatan), itu selalu digunakan. Memang itu untuk makanan non-kemasan," jelas Haji Son.

"Kita punya satu lagi mesin pencatat untuk audit internal, karena makanan kemasan itu pajaknya berbeda," lanjutnya.

Sayangnya, ia tidak mau mengomentari isu pemindahan gerai Bakso Sony miliknya dari Kota Bandar Lampung.

"Itu dibicarakan nanti," kata Haji Son.

Konsumen Setia Kecewa

Atas kabar yang beredar tersebut, sejumlah konsumen setia Bakso Sony kecewa.

Mereka menyayangkan rencana penutupan gerai bakso legendaris ini di Kota Bandar Lampung tersebut.

Fitri, warga Kedaton, Bandar Lampung, mengatakan, ia merupakan pelanggan setia Bakso Sony.

"Tentu sangat disayangkan ya, berawal dari persoalan pajak masak sampai memilih menutup gerai," ujar ibu dua anak ini kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (3/7/2021).

Menurutnya, sebaiknya masalah pajak dengan Pemkot Bandar Lampung diselesaikan daripada memilih menutup gerai.

"Terlebih pajak yang ditagih memang yang konsumen bayarkan saat membeli bakso," kata Fitri.

Senada diungkapkan warga Bandar Lampung lainnya, Putra Dianto.

Ia sangat menyayangkan jika hendak makan Bakso Sony harus keluar Bandar Lampung lebih dulu.

"Terlebih sebagai ibu kota Provinsi Lampung, ikonnya Lampung, tapi mau cari makanan khas justru harus melipir keluar Bandar Lampung," ujar karyawan swasta itu.

Dia berharap ada langkah dan jalan terbaik antara Pemkot Bandar Lampung dengan pengelola Bakso Sony, sehingga masyarakat tidak menjadi korban.

"Apalagi pajak yang ditagih setahu saya memang yang sudah dibayarkan konsumen saat beli Bakso Sony," tandasnya.

Di gerai yang disegel Pemkot Bandar Lampung, pihak pengelola memasang pengumuman terkait penutupan seluruh gerai Bakso Sony yang ada di Bandar Lampung.

Pemberitahuan atas nama pegawai dan pengurus Bakso Son Haji Sony itu ditujukan kepada seluruh pelanggannya.

"Kepada Yth pelanggan setia kami, kami dari manajemen Bakso Son Haji Sony ingin memberitahukan bahwa Bakso Son Haji Sony akan memutuskan pengembangan usaha di luar Kota Bandar Lampung dan gerai yang ada di Bandar Lampung mungkin akan segera ditutup dan dipindahkan aliran ke luar kota," tulis pengumuman tersebut.

Manajemen Bakso Son Haji Sony juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan pelanggan selama kurun waktu 40 tahun terakhir.

Sebelumnya, sebanyak enam gerai Bakso Son Haji Sony di Bandar Lampung disegel Pemkot Bandar Lampung.

Rinciannya, satu gerai pusat dan lima gerai cabang.

Inspektur Bandar Lampung M Umar mengatakan, manajemen Bakso Son Haji Sony masih kekeuh hendak menggunakan alat pencatat pendapatan yang mereka miliki.

"Sedangkan aturannya tidak boleh ada alat perekam pendapatan lain selain yang telah disediakan pemerintah," tegas M Umar beberapa waktu lalu.

Ia menyebut pemerintah dan manajemen Bakso Son Haji Sony telah mencoba menyatukan pokok pikiran pada persoalan yang terjadi.

"Mereka sudah sempat datang, saat ini masih kami cari formulasinya," kata dia.

Untuk mendapatkan keterangan dari manajemen Bakso Son Haji Sony, wartawan Tribunlampung.co.id telah berulang kali mencoba mendatangi kantor pusatnya di Jalan Wolter Monginsidi.

Hanya, tak juga ada kesempatan untuk menemui pihak manajemen. Hanya ada karyawan yang bekerja di sana.

"Pengurus tidak di sini, Mas. Hanya yang kerja yang ada," kata salah seorang karyawan di sana. 

Kondisi tersebut tak hanya satu kali percobaan.

Beberapa waktu sebelumnya, wartawan Tribunlampung.co.id juga melakukan hal serupa dan dengan respons yang sama. ( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved