Berita Terkini Nasional
Fakta Bocah Seberangi Sungai Naik Styrofoam, Kades Sebut Mau Main Bukan Sekolah
Satu video viral di media sosial memperlihatkan seorang bocah SD seberangi sungai dengan naik kotak styrofoam.
Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Satu video viral di media sosial memperlihatkan seorang bocah SD seberangi sungai dengan naik kotak styrofoam.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video mulai menjadi bahan perbincangan setelah diunggah oleh akun TikTok @azzmaulana.
Warganet tersebut membagikan 7 video yang memperlihatkan bocah berseragam tengah menyeberangi sungai.
Bocah-bocah ini menaiki kotak styrofoam berwarna putih.
Untuk alat penggeraknya, mereka menggunakan tangannya sebagai dayung.
Baca juga: Sosok Kakek Hidup Sebatang Kara Punguti Ceceran Beras di Jalan, Hatinya Miris
Sehingga, kotak styrofoam yang dinaiki dapat bergerak dan dikendalikan arah lajunya.
Bocah-bocah ini juga terlihat mengenakan seragam pramuka serta membawa tas.
"Seorang anak kecil yang mau berangkat sekolah dengan naik busa karena tidak ada akses jembatan demi menuntut ilmu," kata perekam video.
Hingga Jumat (24/9/2021), video ini sudah hampir satu juta kali, tepatnya 983,4 ribu kali.
Warganet juga memberikan komentar yang beragam.
Baca juga: Viral Mantan Menikah dengan Kakak Kandung: Pacarannya Sama Aku, Nikahnya Sama Kakakku
Baca juga: Potongan Anting Emas dan Tali Rafia Jadi Bukti Korban Julia Meninggal Dibunuh
@Mandor: Semoga kelak jadi anak yang sukses dik.
@banggilang97: Viralkan biar pemerintah kita tahu...biar mata mereka melihat senidiri...
@heri los: yang begini harusnya viral, biar cepat dapat akese jalan...semoga cepat dapat tanggapanya.
@haejeje: Takut busanya kebalik.
@yunirindi: Yang sekolahnya deket malah males-malesan, lihat disana mau sekolah perjuangannya.
Belakangan terungkap, video viral ini diambil Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).
Camat Tulung Selapan, Jemmy, membenarkan kejadian tersebut.
"Kalau informasi dari Kades di sana memang benar anak kecil yang naik busa itu warga kita (Desa Kuala Dua Belas)," jelasnya, dikutip dari TribunSumsel.com, Jumat.
Jemmy menyebut, anak-anak di sana harus melewati sungai dengan transportasi seadanya untuk pergi ke sekolah dikarenakan tak adanya akses jembatan penyebrangan.
"Memang di sepanjang sungai yang memiliki lebar sekitar 20 meter itu memang tidak ada akses menyebrang berupa jembatan," ujar dia.
"Setahu saya selama ini anak-anak sudah biasa menggunakan perahu getek."
"Mungkin karena lagi tidak ada perahu, jadi mereka gunakan busa tersebut," imbuh Jemmy.
Kata kepala desa
Kepala desa (kades) Kuala Dua Belas, Hartoni, membenarkan daerahnya tidak ada jembatan.
Hal ini mengingat fasilitas itu bukan prioritas utama.
Masyarakat di desa tersebut menjadikan sungai sebagai perlintasan utama dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
"Kami yang berada diperairan seperti ini terbiasa menggunakan transportasi air karena lebih mudah aksesnya," ucapnya, dikutip dari TribunSumsel.com.
Hartoni melanjutkan, lokasi pengambilan video tepatnya berada di Dusun Buntuan Desa Kuala Sungai Dua Belas.
Desa Kuala Sungai 12 terdiri dari beberapa dusun dengan jumlah penduduk mencapai 540 Kepala Keluarga (KK).
Sebagian besar warga menetap di daratan sementara sebagian lain menyebar di kuala-kuala atau muara laut Selat Bangka tersebut.
Bagi warga yang menetap di kuala transportasi utama meraka adalah perahu sampan, getek maupun speedboat.
"Ada sekitar seratusan KK yang menetap di kuala tersebut. Mata pencaharian mereka adalah nelayan dan sarang burung wallet."
"Tranportasi utama mereka melalui jalur air. Secara ekonomi mereka cukup sejahtera dari hasil laut dan burung wallet," katanya.
Bukan berangkat ke sekolah
Hartoni membenarkan terkait aktivitas anak yang menyeberang melewati sungai.
Di desa ini terdapat dua Sekolah Dasar (SD), yaitu di Dusun Darat dan Dusun Buntuan.
"Siswanya paling banyak di SD Darat, sebagian di Dusun Buntuan tadi," terangnya.
Menurutnya, styrofoam yang digunakan siswa untuk menyeberang tersebut umumnya digunakan sebagai wadah membawa hasil tangkapan laut yang dibekukan, seperti udang maupun ikan.
Tambahnya lagi, anak-anak memang terbiasa menggunakan styrofoam tersebut untuk bermain-main di sungai.
"Jadi itu bukan mau berangkat sekolah. Tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti di sini."
"Kalau sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah dan orang tuanya orang mampu, bahkan punya speedboat," terangnya.
Simak berita terkini Tribun Lampung lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Bocah Seberangi Sungai Naik Styrofoam, Kades: Bukan Mau Berangkat Sekolah tapi Bermain
( Tribunlampung.co.id / Wahyu Iskandar )