Berita Terkini Artis

Manajer Klarifikasi Kabar Tukul Arwana Meninggal, Sebut Hoaks

Pelawak Tukul Arwana sempat dikabarkan meninggal dunia. Pihak manajeman pun membantah kabar tersebut, sebut kabar itu hoaks.

Editor: Hanif Mustafa
Instagram @tukularwanaofficial
Ilustrasi. Manajer klarifikasi bantah kabar Tukul Arwana meninggal, sebut kabar tersebut hoaks. 

"Ini perlu kita klarifikasi tidak ada hubungan stroke pendarahan otak dengan vaksin Covid-19," jelas Mursyid.

Sudah Ada Potensi Kebocoran di Otak

Dr Mursyid menuturkan, penyebab terjadi stroke pendarahan otak adalah terjadi saat tidak kuatnya pembuluh darah di otak menahan tekanan darah yang tinggi sehingga ada kebocoran.

"Sudah ada potensi untuk bocor atau pecah, yang waktu tertentu tekanannya meningkat tidak kuat lagi menahan sehingga pembuluh darah itu pecah sehingga mengganggu fungsi otak di sekitarnya," jelas Mursyid Bustami.

Ia mengatakan, pasien stroke pendarahan sebelumnya tidak mengalami keluhan apa-apa.

Namun kemudian setelah terjadi pecah pembuluh darah maka 70 persen pasien mengalami gejala sakit kepala.

"Gejala lain juga mengalami penurunan kesadaran," tuturnya.

Sebelumnya, mengutip keterangan orang dekat Tukul Arwana, sang pelawak jarang sakit, hanya merasakan sakit kepala saja, 

Manajer Tukul Arwana, Rizky Kimun mengtakan selama ini, Tukul Arwana sama sekali tidak memiliki keluhan sakit yang parah, termasuk kabar mengenai pendarahan otak.

"Selama saya ikut sama beliau (Tukul) tidak ada sakit keras. Cuma pusing-pusing yang wajar aja, minum obat pusing ya hilang. Dia sehat-sehat aja," ucapnya.

Dokter Jelaskan Penyebab Tukul Arwana Alami Stroke

Direktur Utama dari RS PON, dr Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS mengatakan, apa yang dialami Tukul Arwana bagian dari penyakit stroke.

Ada dua jenis stroke, pertama stroke akibat penyumbatan pembuluh darah dan kedua stroke akibat penyumbatan pembuluh darah di otak.

"Setidaknya ada sekitar 20 persen stroke pendarahan otak dan yang lain adalah penyumbatan pembuluh darah," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Jumat (24/9/2021).

Dr Mursyid membeberkan, penyebab terjadinya stroke pendarahan otak.

"Stroke tidak sekonyong-konyongnya datang tanpa faktor yang mendasari.

Faktor risiko ada yang dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan," imbuhya.

"Bisanya faktor usia semakin tua maka semakin berisiko terhadap stroke," lanjut dr Mursyid.

Sementara untuk faktor yang dikendalikan, seseorang dapat mencegah pendarahan otak dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Seseorang yang berisiko mengalami pendarahan otak adalah pasien yang memiliki komorbid seperti Hipertensi, Diabetes Miletus, Kencing Manis, maupun pasien dengan gangguan pembekuan darah dan irama jantung serta kolestrol.

"Biasanya karena hidup tidak sehat misalnya tidak seimbang pola istirahat dan pola bergerak," ungkapnya.

Selain itu, pasien yang komorbid harus berobat dan melakukan pemeriksaan secara teratur dan terkontrol untuk menghindari risiko pendarahan otak.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved