Kesehatan
Halo Dokter, Apa itu Rhinosinusitis Penyakit yang Menyerang Hidung
Berikut ini penjelasan dari apa itu rhinosinusitis. Penyakit rhinosinusitis adalah salah satu penyakit yang bisa menyerang manusia di area hidung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Simak berikut ini penjelasan dari apa itu rhinosinusitis.
Penyakit rhinosinusitis adalah salah satu penyakit yang bisa menyerang manusia.
dr Khairani, Sp THT-KL mengatakan, rhinosinusitis adalah reaksi inflamasi hidung dan sinus paranasal.
Dikatakan paranasal, karena tejadinya bukan hanya disatu atau dua tempat.
Tapi bisa di sekitar hidung, dekat mata, dahi, dan dekat tempurung kepala.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Sinusitis
"Gejala rhinosinusitis adalah sakit kepala, hidung terkadang mampet, terkadang pilek, dan terkadang disertai dengan hidung yang berbau," kata dokter yang praktek di Rumah Sakit Urip Sumoharjo itu.
Penyebab rhinosinusitis bisa karena bakteri maupun virus.
Selain itu bisa juga karena rhinitis alergi dan gigi yang berlubang walaupun gigi berlubangnya sudah tidak terasa sakit lagi.
Untuk memastikan seseorang mengalami rhinosinusitis, dokter harus melakukan pemeriksaan berupa CT Scan, rontgen, atau endoskopi.
Jika sudah dipastikan mengalami rhinosinusitis, dokter akan memberikan obat minimal 4 minggu.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Facial Oksigen?
Jika tidak ada perubahan maka akan dilakukan tindakan operasi.
"Selama ini masih banyak orang yang berpikir kalau satu satunya pengobatan rhinosinusitis adalah operasi. Padahal tidak seperti itu. Berikan obat dulu, kalau tidak ada perubahan baru operasi," ucap dr. Khairani
Setelah itu rhinosinusitis akan sembuh total.
Agar rhinosinusitis tidak kambuh lagi maka harus dilakukan pencegahan.
Misal untuk rhinosinusitis karena rhinitis alergi, harus bisa menghindari semua hal yang bisa menyebabkan alerginya kambuh dan rajin olahraga supaya daya tahan tubuh meningkat.
Kemudian untuk rhinosinusitis karena gigi berlubang, harus dicabut gigi berlubangnya.
"Jika rhinosinusitis dibiarkan, bisa menyebabkan dimatanya bisa keluar bisul atau abses yang bisa menekan bola matanya. Akibatnya mata bisa mengalami kebutaan," ujar dr Khairani.
Sinusitis
Dalam kedokteran, Sinusitis adalah kondisi peradangan pada hidung, tepatnya di area sinus.
Sinusitis ini dapat menyerang siapapun. Akan tetapi, orang yang memiliki alergi, polip hidung, asma, serta kelainan struktur hidung lebih rentan mengalaminya.
Dikutip dari Kompas (1/10/2021) sinus merupakan rongga yang berada di bagian frontal atau dahi dan rongga di bawah mata sejajar dengan hidung.
Fungsinya tak lain untuk melembabkan udara yang dihirup, meringkankan tengkorak, dan menjadi tempat resonasi suara.
Saat tubuh terkena Sinusitis, umumnya kondisi ini akan menyebabkan penumpukan cairan berupa lendir di rongga sinus dan menghambat udara yang masuk.
Sayangnya, hal tersebut kemudian menyebabkan bakteri dengan mudah berkembang.
Peradangan ini diketahui dapat terjadi karena terinfeksi virus, bakteri, atau jamur.
Sementara untuk penyebabnya, bisa karena flu ringan, adanya polip pada hidung, pergeseran rongga hidung, hingga pembengkakan lapisan hidung akibat alergi.
Kebiasaan merokok juga tenyata dapat meningkatkan risiko seseorang terserang Sinusitis.
Gejala Sinusitis
Dikutip dari Healthline, Sinusitis secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Sinusitis akut dan kronis.
Sinusitis akut berlangsung dalam waktu singkat, sekitar kurang dari empat minggu.
Umumnya, Sinusitis akut ini merupakan bagian dari flu atau penyakit pernapasan lainnya.
Sementara itu, Sinusitis kronis adalah jenis Sinusitis yang berlangsung lebih lama, yaitu lebih dari 12 minggu.
Terkait gejala, berikut gejala Sinusitis secara umum.
1. Nyeri di sinus
Gejala nyeri ini merupakan gejala yang umum terjadi pada kasus penyakit Sinusitis.
Biasanya peradangan tersebut terjadi di area dahi, kedua sisi hidung, rahang atas dan gigi, bahkan di antara mata.
Kondisi ini juga akan terasa menyakitkan karena tekanan yang tumpul dan bisa menyebabkan sakit kepala.
2. Keluarnya cairan dari hidung
Saat mengalami infeksi sinus, hidung akan terus mengeluarkan cairan berwarna keruh, hijau, atau kuning.
Cairan itu dapat melewati hidung dan mengaliri bagian belakang tenggorokan.
Jika hal tersebut terjadi, biasanya akan terasa geli, gatal, hingga sakit tenggorokan.
Kondisi ini pun bisa menyebabkan batuk dan suara serak di malam hari saat berbaring dan pagi saat terbangun dari tidur.
3. Hidung tersumbat
Kondisi tubuh yang terserang Sinusitis ini juga dapat membatasi seberapa baik pernapasan lewat hidung.
Infeksi ini biasanya bisa menyebabkan pembengkakan di area sinus dan saluran hidung kita.
Pembengkakan itu yang kemudian menghambat indera penciuman tersumbat dalam menjalankan fungsinya.
4. Sakit kepala
Ciri-ciri atau gejala Sinusitis selanjutnya adalah sakit kepala.
Umumnya, sakit kepala ini akan semakin parah saat pagi hari sebagai imbas terkumpulnya cairan sepanjang malam.
Namun bukan itu saja, peradangan ini bisa menyebabkan sakit telinga, gigi, serta nyeri di bagian rahang serta pipi.
5. Batuk dan radang tenggorokan
Saat cairan dari sinus mengalir ke bagian belakang tenggorokan, hal itu dapat menyebabkan iritasi, terutama dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini dapat menyebabkan batuk terus-menerus dan mengganggu yang dapat menjadi lebih buruk saat berbaring atau di pagi hari setelah bangun dari tempat tidur.
Itu juga bisa membuat sulit tidur. Tidur tegak atau dengan kepala ditinggikan diyakini dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas batuk kita.
Sementara itu, untuk gejala Sinusitis akut bisa ditandai dengan:
1. Sakit atau tekanan pada wajah.
2. Hidung tersumbat.
3. Pilek.
4. Kehilangan penciuman.
5. Batuk atau hidung tersumbat.
6. Demam.
7. Bau mulut.
8. Kelelahan.
9. Sakit gigi
Sedangkan untuk gejala sinus kronis di antaranya:
1. Rasa tersumbat atau sakit pada wajah.
2. Hidung buntu atau tersumbat.
3. Nanah di rongga hidung.
4. Demam.
5. Pilek dan cairan ingus yang berwarna.
Cara obati Sinusitis
Penanganan Sinusitis dapat dilakukan dengan meminta bantuan dokter dan juga secara mandiri di rumah dalam waktu bersamaan.
Penanganan mandiri di rumah dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penahan rasa sakit, obat pilek, dan beristirahat.
Jika keluhan Sinusitis terus berlanjut setelah tiga hari penanganan mandiri, sebaiknya segera temui dokter spesialis THT, atau dokter spesialis bedah.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga diperlukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis Sinusitis.
Pemeriksaan lanjutan yang biasa dilakukan, yakni:
1. Pemeriksaan penunjang seperti nasoendoskopi (endoskopi hidung, rontgen sinus paranasal).
2. CT-scan sinus paranasal dengan atau tanpa kontras.
Apabila Anda terdiagnosis mengalami Sinusitis, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti antibiotik, obat pilek, obat pengencer lendir, dan obat cuci hidung untuk mengurangi gejala
Jika terapi pengobatan tidak menunjukkan hasil yang bermakna, dokter mungkin akan memperhitungkan untuk melakukan tindakan pembedahan.
Operasi sinus dapat dilakukan dengan cara functional endoscopic sinus surgery (FESS).
Namun adapula cara yang bisa diterapkan dalam menangani Sinusitis ini.
Beberapa hal tersebut di antaranya dengan berhenti merokok dan hindari asap rokok, sering mencuci tangah dan tak sering menyentuh wajah.
Menghindari penyebab alergi juga bisa diterapkan dalam cara obati Sinusitis, mengingat alergi merupakan bagian dari penyebabnya. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika / Jelita Dini Kinanti)