Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Demam Berdarah dan Seperti Apa Gejalanya
Penyakit deman berdarah (DBD) masih menjadi penyakit yang banyak dialami masyarakat di Indonesia. Terutama kala curah hujan tinggi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Penyakit deman berdarah (DBD) masih menjadi penyakit yang banyak dialami masyarakat di Indonesia.
Terutama kala curah hujan tinggi di akhir dan awal tahun.
Penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus ini juga masih banyak menjadi penyebab penderita meninggal dunia.
Lalu sebenarnya apa itu demam berdarah?
Penyakit demam berdarah adalah masalah kesehatan yang disebabkan karena nyamuk betina Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Sinusitis dan Seperti Apa Gejalanya?
Kedua nyamuk ini juga diketahui membawa penyakit cikungunya, demam kuning, dan virus Zika.
Umumnya penyakit ini banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis.
Penyakit demam berdarah parah dapat menyebabkan pendarahan, turunnya tekanan darah secara mendadak, bahkan kematian.
WHO mengatakan bahwa kasus demam berdarah dalam beberapa dekade ini terus mengalami peningkatan.
Sekitar setengah dari populasi warga dunia pun terancam terserang penyakit demam berdarah.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu DBD dan Pencegahannya
Diperkirakan setidaknya 100-400 juta orang terinfeksi virus demam berdarah setiap tahunnya.
Dalam satu pemodelan pengukuran penyakit ini menunjukkan terdapay 390 juta infeksi virus demam berdarah per tahun (95% interval kredibel 284-528 juta), di mana 96 juta (67-136 juta) di antaranya disertai dengan penyakit parah lain.
Studi lain tentang prevalensi demam berdarah juga memperkirakan 3,9 miliar orang berisiko terinfeksi virus demam berdarah.
Meskipun risiko infeksi ada di 129 negara, tetapi 70% orang Asia terancam terserang penyakit demam berdarah.
Tercatat, jumlah kasus demam berdarah yang dilaporkan ke WHO meningkat lebih dari 8 kali lipat selama dua dekade terakhir.
Dari 505.430 kasus pada tahun 2000, menjadi lebih dari 2,4 juta pada tahun 2010, dan 5,2 juta pada tahun 2019.
Kematian yang dilaporkan antara tahun 2000 dan 2015 juga meningkat dari 960 menjadi 4032 kasus.
Sementara itu berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, terdapat 95.893 kasus di Indonesia pada tahun 2020.
Gejala demam berdarah
Dikutip dari Mayo Clinic, gejala demam berdarah seringkali tak terlihat.
Tanda tersebut biasanya akan terlihat sekitar empat hingga 10 hari setelah awal infeksi.
Dalam beberapa kasus, gejala yang muncul cenderung ringan dan mirip gejala flu atau infeksi penyakit lain.
Oleh karena itu, orang yang terinfeksi demam berdarah seringkali terkecoh dengan gejalanya.
Meski begitu, ada beberapa gejala demam berdarah yang umum terjadi, yaitu:
1. Demam tinggi secara tiba-tiba.
2. Sakit kepala parah.
3. Adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.
4. Nyeri sendi dan otot yang parah.
5. Muncul ruam pada kulit (di hari kedua dan kelima setelah demam awal).
6. mual dan muntah.
7. pendarahan dari hidung atau gusi.
8. memar ringan di kulit.
9. kejang demam.
Penyebab demam berdarah
Melansir Mayo Clinic, penyebab demam berdarah dapat disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue.
Virus ini tidak dapat ditularkan oleh orang yang terinjeksi virus tersebut, melainkan hanya melalui gigitan nyamuk.
Dua nyamuk yang terkenal menjadi penyebabnya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, virus itu akan masuk ke aliran darah dan berujung terserang penyakit demam berdarah.
Namun biasanya setelah seseorang sembuh dari demam berdarah, orang tersebut akan memiliki kekebalan jangka panjang terhadap virus yang menginfeksinya.
Akan tetapi mengingat penyebab demam berdarah itu ada empat virus, seseorang yang memiliki histori akan penyakit demam berdarah ini masih tetap bisa terserang kembali dengan jenis virus yang berbeda.
Faktor risiko
Seseorang memiliki risiko lebih besar terkena demam berdarah atau bentuk penyakit yang lebih parah jika:
1. Tinggal atau bepergian di daerah tropis.
Berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko terkena virus penyebab demam berdarah.
Terutama daerah berisiko tinggi termasuk Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik barat, Amerika Latin dan Afrika.
2. Pernah menderita demam berdarah.
Infeksi sebelumnya dengan virus demam berdarah meningkatkan risiko gejala parah jika seseorang kembali terkena demam berdarah.
Penanganan demam berdarah
Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus yang bisa mengatasi infeksi demam berdarah.
Saat didiagnosis terserang demam berdarah pun dokter akan memberikan resep obat sesuai dengan gejala yang muncul.
Namun tidak disarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen karena bisa mengakibatkan komplikasi pendarahan.
Dalam penanganan demam berdarah, disarankan untuk beristirahat cukup dan mengonsumsi banyak air guna mencegah dehidrasi.
Wanita yang terinfeksi demam berdarah selama kehamilan berpotensi menularkan virus ke bayi saat melahirkan.
Selain itu, bayi tersebut juga memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Kolesterol dan Seperti Apa Gejalanya
Oleh karena itu, penanganan demam berdarah ini perlu dilakukan oleh ahli medis agar bisa ditangani dengan tepat. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )