Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Malaria dan Siapa yang Rentan Terinfeksi
Sebanyak 229 juta orang di dunia terserang malaria pada tahun 2019 dan 409 ribu di antaranya meninggal dunia. Lalu apa itu malaria?
Penulis: Virginia Swastika | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Penyakit malaria menjadi satu di antara momok bagi warga dunia.
Sebab, World Health Organization (WHO) menyebutkan terdapat 229 juta kasus malaria di dunia pada 2019.
Bahkan penyakit ini pun telah membunuh 409 ribu orang di tahun yang sama.
Lalu sebenarnya apa itu malaria?
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dari nyamuk Anopheles.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Demam Berdarah dan Seperti Apa Gejalanya
Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk dan menginfeksi sel darah merah.
Umumnya, penyakit ini mudah ditemukan di negara tropis dan subtropis.
Mengutip laman Dinas Kesehatan Kulon Progo, daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan lokasi dengan angka kejadian malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik.
Selain itu, 90% kematian terjadi di Afrika, khususnya pada anak-anak.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Demam Berdarah, Gejala dan Penanganannya
Gejala malaria
Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza.
Akan tetapi, bila tidak diobati segera dan dengan tepat dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Biasanya gejala malaria ini berkembang dalam kurun waktu 10-30 hari setelah infeksi terjadi.
Namun pada beberapa kasus, gejalanya baru terlihat setelah beberapa bulan terinfeksi.
Dikutip dari Kompas.com, berikut gejala malaria:
1. Menggigil ringan hingga berat
2. Demam tinggi (lebih dari 38 derajat Celcius)
3. Banyak berkeringat
4. Sakit kepala
5. Muntah
6. Nyeri otot
7. Diare
8. Sakit perut
9. Anemia
10. Kejang-kejang
11. Koma.
12. Feses berdarah.
Penyebab malaria
Penyakit ini diketahui dapat terjadi berkat gigitan nyamuk Anopheles betina.
Kemudian nyamuk itu akan menyalurkan parasit ke dalam darah dan akan berkembang biak.
Terdapat lima jenis parasit Plasmodium yang bisa mengakibatkan penyakit malaria.
Selain itu, malaria juga dapat menyebar melalui paparan darah yang telah terinfeksi, seperti:
1. ibu terhadap janinnya;
2. transfusi darah;
3. berbagi jarum suntik.
Faktor Risiko
Malaria banyak ditemukan di negara tropis dan subtropis, termasuk:
1. Afrika dan Asia
2. Amerika Tengah dan Selatan
3. Haiti dan Republik Dominika.
4. Timur Tengah
5. Kepulauan Pasifik
Namun tingkat risiko malaria ini tergantung pada masing-masing negara, perubahan musim malaria, juga tindak pencegahan yang disiapkan untuk menghindari gigitan nyamuk.
Adapun orang-orang yang rentan terkena malaria adalah bayi dan anak-anak, wisatawan dari daerah tanpa malaria, ibu hamil dan janinnya, serta pasien HIV/AIDS.
Banyak juga negara dengan tingkat risiko malaria tinggi diperburuk dengan kondisi kesulitan memperoleh akses untuk tindak pencegahan, penanganan medis, dan informasi.
Komplikasi
Jika malaria tidak ditangani dengan segera dan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, antara lain:
1. Anemia berat.
2. Masalah pernapasan seperti sulit bernapas.
3. Gagal organ
4. Gula darah rendah
5. Malaria selebral yang menyebabkan kejang dan koma.
Pencegahan malaria
Untuk pencegahan, Anda bisa berkonsultasi pada dokter dan meminta obat pencegahan saat akan bepergian ke daerah rawan malaria.
Bahkan obat itu harus diminum sebelum, selama, dan setelah perjalanan tersebut.
Selain itu bisa pencegahan malaria juga bisa dilakukan melalui:
1. Gunakan obat nyamuk dengan DEET (diethyltoluamide) pada kulit
2. Gunakan kelambu di tepat tidur
3. Pasang tirai di jendela dan pint
4. Rawat pakaian, kelambu, tenda, dan kain lainnya dengan obat nyamuk permetrin.
5. Gunakan celana dan baju lengan panjang. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )