Berita Terkini Nasional

Kejanggalan Tewasnya SF, Orang Tua: Bagaimana Mungkin Kecelakaan di Bagian Kepala

Kejanggalan tewasnya SF diungkap orang tuanya yang masih belum menerima jika polisi sebut meninggal karena kecelakaan.

TribunJatim.com / Willy Abraham
Sujiadi (kanan) menaburkan bunga di atas aspal Jalan Raya Tenaru, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Minggu (3/10/2021). Di lokasi tersebut anaknya ditemukan meninggal dunia. Kejanggalan tewasnya SF diungkap orang tuanya yang masih belum menerima jika polisi sebut meninggal karena kecelakaan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, GRESIK - Kejanggalan tewasnya SF diungkap orang tuanya yang masih belum menerima jika polisi sebut meninggal karena kecelakaan.

Diketahui, seorang ibu mendatangi lokasi anaknya saat ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di jalan raya Tenaru, Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.

Ibu bernama Sumartin tak percaya anaknya meninggal karena kecelakaan lalu lintas seperti disampaikan polisi pada keluarganya.

Dengan membawa foto sang anak semasa hidup, Sumartin meminta polisi menyelidiki penyebab kematian anaknya.

Di atas jalan aspal bekas jenazah anaknya ditemukan tergeletak tak bernyawa, Sumartin tak kuasa menahan tangis.

Baca juga: Momen Terakhir Mahasiswi Kecelakaan Terjun di Tol, Posting Video hingga Minta Dipeluk

Baca juga: Istri Dengar Jeritan Suami sebelum Tewas Diterjang Banjir Bandang: Halo, Tidaak, Toloong!

Dengan membawa foto SF semasa hidup dan kertas bertuliskan permohonan agar penyebab kematian buah hatinya terungkap, Sumartin mendatangi lokasi kejadian anaknya meninggal bersama sang suami.

Di sana, Sumartin tak kuasa menahan tangis.

Bekas cat semprot putih di bahu jalan itu merupakan tanda ditemukannya SF, putra kedua Sumartin yang tewas dengan luka di kepala pada Minggu (12/9/2021) lalu.

Sumartin bersama sang suami, Sujiadi masih terbayang-bayang kepergian sang anak yang telah dibesarkan selama belasan tahun.

Keduanya mendatangi lokasi kejadian dan menaburkan bunga di atas aspal.

Baca juga: Cerita Ibu Muda Didatangi Pria Bawa Pisau Seusai Salat Subuh, Minta Saya Lepas Pakaian

Baca juga: Viral Mantan Kekasih Jadi Kakak Ipar: Pacarannya Sama Aku, Nikahnya Sama Kakakku

Warga Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Gresik, ini tidak kuasa jika kembali melihat foto jasad putra keduanya, yang penuh luka terbaring di kamar jenazah sebelum dikebumikan.

"Semoga segera terungkap kematian anak saya," kata Sumartin, Kamis (7/10/2021).

Bagi Sujiadi, kepergian putranya yang dikenal rajin, dengan cara yang tidak wajar membuatnya terpukul.

Dia berusaha tegar untuk mencari penyebab kematian yang dilaporkan kecelakaan.

Dengan tetesan air mata yang tak tertahan, keduanya berdoa agar sang buah hati tenang di alam sana dan penyebab kematiannya terbongkar.

Bapak tiga anak itu meyakini bahwa SF mengalami penganiayaan berat hingga akhirnya meninggal dunia. Bukan kecelakaan tunggal seperti yang dilaporkan teman SF.

Hal itu terihat dari luka yang dialami SF.

Luka lebam pada kedua mata, luka tusuk pada bagian rahang hingga kepala bagian belakang yang mengalami pendarahan hebat, kata Sujiadi, jelas bukan kecelakaan.

"Bagaimana mungkin kecelakaan hanya di bagian kepala saja, sangat tidak wajar. Apalagi, dari keterangan beberapa saksi mata yang saya temui. Anak saya bersama segerombolan orang tidak dikenal sebanyak 4-6 orang sebelum ditemukan tewas," paparnya.

Ditambah lagi, beberapa waktu belakangan ini kejanggalan yang muncul makin banyak. Mulai dari ada pihak yang menawarkan santunan untuk mencabut laporan.

Kemudian, ada satu tawaran damai datang dari pihak keluarga RN. Orang yang terakhir kali bersama SF sebelum ditemukan meninggal dunia.

Mereka berboncengan sepeda motor milik RN. Saat kejadian, RN kehilangan sepeda motor sedangkan SF ditemukan tewas.

"Saya kehilangan nyawa anak saya. Keluarga RN hanya kehilangan sepeda motor, katanya dibawa kabur orang pasca terjadi kecelakaan. Kami berdua sama-sama korban, kenapa malah minta damai ke saya?" ucapnya.

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari bukti pendukung yang mengarah pada asumsi pihak keluarga yang meyakini SF mengalami aksi pengeroyokan.

Kecelakaan misterus yang menewaskan SF mulai dilimpahkan dari Unit Laka Satlantas Polres Gresik ke jajaran Satreskrim Polres Gresik.

"Masih dalam proses penyelidikan, mohon waktu," ucap Kasat Reskrim Polres Gresik, Iptu Wahyu Rizki Saputro.

Dari informasi yang dihimpun, pihak keluarga korban telah dimintai keterangan. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Unit Laka Satlantas Polres Gresik atas laporan awal kecelakaan tunggal.

Sebelumnya, Sujadi dan istrinya juga pernah datang ke TKP penemuan jasad anaknya yang disebut meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

Sujadi yang tak percaya anaknya meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas mendatangi lagi lokasi kecelakaan yang disebut-sebut merenggut nyawa putranya.

Sujiadi tak percaya luka-luka yang ada di tubuh anaknya hingga menyebabkan nyawanya melayang disebabkan karena kecelakaan lalu lintas.

Sujiadi curiga anaknya dibunuh. Kecurigaannya makin bertambah setelah banyak orang yang mendatanginya untuk meminta damai dengan menawari sejumlah uang.

"Saya yakin anak saya meninggal bukan karena kecelakaan," ucapnya, Minggu (3/10/2021).

Sujiadi hingga kini masih berjuang mencari tahu penyebab di balik kematian putra keduanya yang ditemukan tewas di Jalan Raya Tenaru, Driyorejo, Kabupaten Gresik Jawa Timur  dengan luka di kepala, Minggu (12/9/2021).

Baca juga: Viral Ibu Kecelakaan Tertabrak Truk demi Lindungi Anaknya

Baca juga: Istri Yoris Takut Suaminya Jadi Target Pembunuhan di Subang Berikutnya

Ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai montir dan harus bolak balik dari rumahnya di Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, ke kantor Satlantas Polres Gresik untuk memberikan keterangan.

Sujiadi meyakini putranya meninggal bukan karena kecelakaan.

Sambil menahan kesedihan, dia melihat kembali kondisi jasad putranya saat terakhir kali sebelum dimakamkan.

SF yang masih beranjak remaja sering membantunya bekerja mengalami luka tak wajar layaknya korban kecelakaan.

Kondisi luka di wajah dan kepala membuatnya merasa ada yang janggal dengan kematian buah hatinya itu.

Apalagi saksi RN, saat berboncengan dengan korban terakhir kali tidak mengalami luka layaknya korban kecelakaan.

Unit Laka Satlantas Polres Gresik pun berencana melakukan gelar perkara terkait peristiwa tragis tersebut.

Selama hampir satu bulan ini, Sujiadi bahkan sulit tidur. Terbayang-bayang putra keduanya. Keluarga dan sanak saudara berusaha menenangkannya.

Tetap saja, dia masih belum rela jika penyebab kematian anaknya belum terungkap secara terang benderang.

"Saya yakin anak saya meninggal bukan karena kecelakaan," ucapnya, Minggu (3/10/2021).

Dia bahkan mencari tahu dengan datang ke lokasi. Menanyai beberapa orang di lokasi kejadian untuk mencari titik terang kematian korban.

Keterangan dari beberapa saksi mata yang berhasil ditemuinya, anaknya berkendara motor bersama segerombolan orang tidak dikenal.

"Beberapa jam sebelum ditemukan tewas. Sekitar 4-6 orang mendatangi anak saya," kata dia.

Hal tersebut tentu menjadi dasar kuat untuk menjelaskan luka yang dialami korban yakni luka lebam pada kedua mata korban, luka bacok pada bagian rahang hingga kepala bagian belakang yang mengalami pendarahan hebat.

"Ini bukan kecelakaan seperti yang dilaporkan saksi ke polisi. Anak saya mengalami luka seperti ini, kecelakaan apa," tuturnya.

Yang membuatnya semakin janggal, beberapa oknum mendatanginya mengajak damai.

Meminta kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan ada yang menawarkan santunan sejumlah uang untuk mencabut laporan tersebut.

Bahkan keluarga saksi RN juga melakukan hal demikian padahal RN juga menjadi korban dengan kehilangan sepeda motor.

"Anak saya jadi korban, dia juga korban. Saya kehilangan nyawa anak saya, dia hanya kehilangan sepeda motor katanya dibawa kabur orang pasca terjadi kecelakaan," kata dia.

"Lah ini kok minta damai," terangnya heran.

Sujiadi menguatkan hatinya dengan kembali mendatangi lokasi saat anaknya ditemukan tergeletak tidak bernyawa.

Sambil menaburkan bunga di atas aspal bekas luka, dia mendoakan agar anaknya mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. 

Di sisi lain, pihak kepolisian pun sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tepatnya, di kawasan jalan Raya Tenaru Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo.

Termasuk, mencari bukti pendukung yang mengarah pada asumsi pihak keluarga yang meyakini SF mengalami aksi pengeroyokan. 

Artikel ini telah tayang di jatim.tribunnews.com

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved