Bandar Lampung
Evaluasi PTM di SMPN 11 Bandar Lampung, Bel Sekolah Tidak Bunyi untuk Hindari Kerumunan
Kepala SMPN 11 Bandar Lampung Siti Robiyah kepada Tribun Lampung, Senin (11/10/2021) mengatakan, evaluasi yang dilakukan adalah memulangkan siswa yang
Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dijenjang SMP terus berlangsung sampai dengan siswa kelas VII dan VIII kembali kesekolah.
Dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat sebagai jaminan terselenggaranya PTM.
Adapun evaluasi selama satu bulan terakhir pelaksanaan PTM terbatas dijenjang SMP di Bandar Lampung.
Kepala SMPN 11 Bandar Lampung Siti Robiyah kepada Tribun Lampung, Senin (11/10/2021) mengatakan, evaluasi yang dilakukan adalah memulangkan siswa yang terdekat dari rumah.
Tidak ada bel kepulangan, bel akan di-silent untuk menghindari kerumunan dan bergilir hingga 10 rombel.
"Setiap kelas ada 50 persen atau 15 orang saja yang diperbolehkan masuk dan sisanya secara online," kata Siti
Para siswa juga harus menerapkan prokes yang ketat, dengan harapan terhindar dari wabah Covid.
Wakil Kepsek SMPN 9 Bandar Lampung Zainudin mengatakan bahwa pihaknya juga telah bekerjasama dengan angkutan kota (angkot) untuk mengangkut siswa.
Pihaknya telah mengkoordinir para siswa agar bisa pulang atau berangkat secara bersamaan.
"Supaya anak yang satu jurusan naik satu angkot supaya langsung kedaerahnya masing-masing, " kata Zainudin.
Siswa SMPN 11 ini paling banyak dari jurusan Tamin dan Durian Payung yang merupakan jalur paling dominan rumah siswa yang satu arah.
Sedangkan siswa lainnya dijemput oleh orangtuanya atau menggunakan aplikasi ojek online.
Kepala SMAN 2 Bandar Lampung Hendra Putra mengatakan adapun evaluasi PTM yakni diharapkan kepada para sekolah harus menerapkan blended learning.
Ada sekolah yang masih menerapkan double sift dan itu membuat guru kewalahan mengajarkan siswanya.
Baca juga: Pemkot Bandar Lampung Ubah Mekanisme PTM Pasca Berstatus PPKM Level 2
"Kalau bisa diharapkan kepada para sekolah untuk menerapkan blended learning learning, karena efesiensi waktu bagi guru yang mengajar, " kata Hendra yang juga Wakil Ketua MKKS SMA se Lampung ini
Jadi guru ini dengan menerapkan blended learning ini penggabungan 2 metode antara online dan offline.( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )