Apa Itu

Apa Itu Pelangi, Fenomena Langit yang Penuh Warna

Kehadiran pelangi biasanya sering ditunggu anak-anak. Namun apa itu pelangi? Berikut penjelasan selengkapnya.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Kiki Novilia
Pixabay/brigachtal
Ilustrasi pelangi. Apa Itu Pelangi, Fenomena Langit yang Ditunggu Anak-anak 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Satu di antara fenomena langit yang indah adalah pelangi. Namun apa itu pelangi?

Peristiwa ini biasanya muncul setelah hujan turun.

Dalam fenomena tersebut, pelangi akan tampak melingkari langit dengan warna-warna cantiknya, dari merah hingga nila.

Banyak yang menantikan kehadirannya, khususnya anak-anak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelangi adalah lengkung spektrum warna di langit, tampak karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun.

Baca juga: Apa Itu Aljabar dalam Matematika

Sementara National Geographic memaknainya dengan busur warna-warni yang dibuat oleh tetesan air yang mencolok.

Pelangi sejatinya merupakan ilusi optik atau hasil pembiasan dan pemantulan cahaya pada tetesan air.

Saat cahaya yang dipantulkan ini meninggalkan tetesan, cahaya tersebut akan dibiaskan lagi dari berbagai sudut.

Menariknya, tidak ada yang bisa melihat pelangi yang sama.

Posisi kemunculannya akan bergantung pada posisi orang yang melihatnya.

Baca juga: Apa Itu Prosa, Ciri-ciri dan Jenisnya

Sebab, setiap orang memiliki titik antisolar dan cakrawala yang berbeda.

Selain itu, pelangi juga tidak selalu muncul setelah hujan turun.

Fenomena alam ini bisa ditemukan di air terjun yang berombak kencang dan memiliki banyak percikan air ke udara.

Jenis pelangi

Dikutip dari Kompas.com dan Grid.id, adapun beberapa jenis pelangi, yaitu:

1. Primer Rainbow (Pelangi Primer atau Pelangi Klasik)

Pelangi primer adalah pelangi yang paling sering dilihat.

Pelangi ini dibentuk oleh pembiasan dan pantulan internal sinar cahaya yang masuk ke titik hujan.

Selain itu, fenomena ini biasa terlihat dengan hanya menampilkan enam warna yang meliputi merah, hijau, kuning, oranye, ungu, dan biru.

Intensitas dari tiap warna juga dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dan waktu.

2. Secondary Rainbow (Pelangi Sekunder)

Ada juga pelangi lain yang kurang intens dan kadang terlihat.

Namanya busur sekunder atau secondary bow.

Busur sekunder, bila terlihat di luar busur utama dan dengan urutan warna yang terbalik.

Ini diproduksi oleh cahaya yang telah dipantulkan dari dua titik berbeda di belakang drop sebelum muncul ke udara.

Pelangi tingkat tinggi sangat lemah, sehingga jarang terlihat.

Cahaya bisa tercermin lebih dari sekali.

Pada pelangi primer biasanya warna yang terlihat berupa mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu).

Namun pada pelangi sekunder ini, warna yang terlihat justru dalam urutan yang terbalik.

3. Circular Rainbows (Pelangi Melingkar)

Pelangi ini sering dikenal dan muncul pada lukisan anak-anak. Bentuknya melingkar seperti busur lingkaran yang sempurna dengan radius tepat 42 derajat.

4. Red Rainbows (Pelangi Merah)

Tidak seperti pelangi yang biasanya terlihat memiliki beragam warna yang cantik, red rainbows ini terlihat didominasi oleh warna merah.

Pelangi ini umumnya muncul ketika pagi hari dan ketika matahari terbenam di sore hari.

Filter atmosfer bumi yang menjadi berwarna biru, kemudian tampak lebih merah atau cahaya jingga dan membiaskan air.

Akibatnya, fenomena pelangi muncul dengan ujungnya yang kemerahan.

5. Supernumerary bows

Pelangi jenis ini biasanya punya warna hijau, merah muda, dan ungu yang dominan.

Supernumerary bows terjadi ketika terkena tetesan air hujan terkena pelangi utama dengan ukuran kecil dan seragam.

Jumlah dan jaraknya dapat berubah dari menit ke menit.

6. Lunar rainbow

Sementara jenis pelangi ini muncul di malam hari dan cukup sulit ditemukan.

Disebut lunar rainbow karena pembiasan cahayanya tidak hanya disebabkan oleh matahari, juga bisa terjadi karena bulan.

Pelangi ini akan muncul setelah badai hujan yang terjadi ketika bulan purnama.

Ketika badainya sudah selesai, moonbows bisa terlihat jika pendar bulan enggak tertutup awan

Pelangi ini hanya membutuhkan tetesan air dan sumber cahaya.

Bulan purnama yang bisa memiliki cahaya yang cukup terang bisa membiasakan tetesan hujan, sama seperti yang terjadi pada matahari.

7. Fogbows (Busur Kabut)

Pelangi ini masuk ke kategori pelangi yang sulit ditangkap fenomenanya.

Hal ini karena fogbows hanya akan terjadi di belakang orang yang melihat.

Kondisi kabut di belakang orang tersebut juga harus dalam kondisi sangat tipis agar sinar matahari bisa bersinar dan menembus kabut tebal di depannya.

8. Waterfall Rainbows (Pelangi Air Terjun)

Pelangi jenis ini jarang kita temui, karena untuk melihatnya kita perlu pergi ke air terjun.

Pelangi ini biasanya terlihat ketika kabut air terjun bercampur dengan aliran udara dengan atmosfer tetap secara terus menerus.

Mitos pelangi

Dalam beberapa kebudayaan di seluruh dunia, terdapat sejumlah mitos pelangi.

Pelangi sering digambarkan sebagai jembatan antara manusia dan makhluk gaib.

Dalam mitologi Nordik, misalnya, pelangi yang disebut Bifrost yang menghubungkan Bumi dengan Asgard, tempat para dewa tinggal.

Sementara dalam kepercayaan kuno Jepang dan Gabon, pelangi adalah jembatan yang digunakan nenek moyang manusia untuk turun ke planet ini.

Bentuk pelangi juga menyerupai busur seorang pemanah.

Hal tersebutlah yang kemudian memunculkan kepercayaan di budaya Hindu bahwa Dewa Indra menggunakan busur pelangi untuk menembakkan panah petir.

Umumnya, pelangi merupakan simbol positif dalam mitos dan legenda.

Dalam Epik Gilgamesh dan Alkitab, pelangi digambarkan sebagai simbol dari dewa (dewi Ishtar dan Dewa Ibrani) untuk tidak pernah lagi menghancurkan Bumi dengan banjir.

Namun, terkadang pelangi adalah simbol negatif. Di Burma, misalnya. Pelangi dianggap sebagai setan yang mengancam anak-anak.

Bahkan, suku-suku di seluruh lembah Amazon mengasosiasikan pelangi dengan penyakit.

Baca juga: Apa Itu Peribahasa dan Contohnya

Namun, mitos pelangi yang paling terkenal adalah legenda Irlandia tentang pot emas di ujung pelangi yang dijaga makhluk licik. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Baca apa itu lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved