Tempat Wisata

Tempat Wisata di Bandung, Menjelajahi Terowongan Sasaksaat di Kota Kembang yang Penuh Misteri

Terowongan Sasaksaat menjadi destinasi wisata berbau mistis di Kota Bandung yang banyak membuat penasaran banyak orang ingin mendatanginya.

Editor: Dedi Sutomo
Instagram/@kawisata
Ilustrasi Terowongan Sasaksaat. Tempat Wisata di Bandung, Menjelajahi Terowongan Sasaksaat di Kota Kembang yang Penuh Misteri. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Terowongan Sasaksaat menjadi destinasi wisata berbau mistis di Kota Bandung yang banyak membuat penasaran banyak orang ingin mendatanginya.

Berada di Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, jalur kereta api Jakarta-Cikampek ini sering menjadi bahan perbincangan.

Sebab, lokasinya disebut-sebut menyimpan cerita mistis yang penuh dengan misteri.

Terlebih, terowongan aktif terpanjang sekaligus tertua di Indonesia ini merupakan saksi bisu kejamnya penjajahan Belanda.

Dari pusat kota, tempat wisata di Bandung ini bisa dicapai dengan perjalanan selama 1,5 jam menggunakan rute jalur kereta Padalarang-Cihaliwung-Cikuda.

Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Nikmati Sensasi Menyuapi Dinosaurus di The Great Asia Afrika

Perjalanan tersebut akan membawamu menuju stasiun Sasaksaat.

Di sana, kamu harus berhati-hati. Sebab, lokasi ini juga masih aktif digunakan meski sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.

Pemandangan lubang gelap yang tinggi berukuran 4,31 x 3,92 meter akan segera terlihat dari stasiun itu.

Namun sebelum masuk, kamu harus meminta izin terlebih dahulu kepada petugas penjaga terowongan demi menghindari kejadian yang tak diinginkan.

Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Nobar Dihiasi Panorama Alam Ala Tenda di Bawah Bintang

Melongok sisi dalam Terowongan Sasaksaat, jalur kereta api yang menembus bukit Cidepong itu menghadirkan sleko atau tempat berlindung untuk pekerja ketika akan mengecek lorong angker tersebut.

Jika ditotal, sleko pada tempat wisata di Bandung itu berjumlah 35 lokasi, terdiri dari 17 sleko di sisi kiri dan 18 sleko di sisi kanan lorong.

Konon, terowongan yang berdiri sekitar tahun 1902-1903 itu dibangun dengan mempekerjakan masyarakat Indonesia secara paksa.

Para pribumi ditugaskan untuk melubangi bukit bernama bukit Cidepong yang berada di jalur antara Purwakarta-Padalarang, tepatnya antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat.

Bahkan pembangunannya hanya bermodalkan peralatan seadanya dan dikerjakan secara manual.

Menariknya, pengerjaan berbekal peralatan sederhana tersebut berhasil menghasilkan bangunan terowongan yang begitu presisi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved