Korban Anak Nia Daniaty Ungkap Kejanggalan di Kasus Dugaan CPNS Fiktif

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Korban anak Nia Daniaty bernama Agustin ungkap kejanggalan di kasus dugaan CPNS fiktif .

Hal ini diungkap Agustin saat ditemui di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021).

Mantan guru Olivia Nathania, Agustin menilai pengakuan menantu Nia Daniaty, Rafly Noviyanto Tilaar tidak mengetahui soal rekening pribadinya dipakai untuk menampung uang korban dugaan CPNS fiktif adalah mustahil.

Agustin adalah satu di antara korban dugaan CPNS fiktif yang diduga dilakukan anak Nia Daniaty ini,

"Hal yang mustahil kalau Rafly tidak tahu-menahu," kata Agustin saat ditemui di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Anak Nia Daniaty, Olivia Nathania Diduga Cari Korban Baru

Bukan tanpa sebab, Agustin mengklaim justru Rafly yang memperkenalkan dirinya dengan Olivia untuk membicarakan soal seleksi CPNS fiktif tersebut.

"Saya diperkenalkan sama Rafly pada 2019, dia datang ke kami dengan Olivia dan bahkan ada transaksi di mana orang menyerahkan uangnya itu ada Rafly," ungkapnya.

Dari pertemuannya, ia menceritakan bagaimana putri artis Nia Daniaty itu meyakinkan dirinya dan para korban soal tes CPNS fiktif tersebut.

Lantaran, Oi menyebut sudah 4 tahun menangani tes CPNS sehingga membuat Agustin tertarik akan pengalamannya.

"Dia bilang ke saya sudah empat tahun mengurus ini dan ini yang kelima (mengurus Tes CPNS)," terangnya.

"Waktu itu saya tanya apakah ada contoh orang yang sudah sukses, tapi dia bilang orangnya nggak mau di ekspos," tambahnya.

Sebelumnya, Rafly Noviyanto Tilaar mengaku tidak mengetahui kalau rekeningnya yang digunakan untuk menampung uang korban dugaan penipuan CPNS fiktif.

Bahkan, ia mengaku kaget saat mengetahui istrinya menerima uang tersebut.

Olivia pun menjelaskan, jika dirinya kala itu tak terlalu dekat dengan sang suami, karena Rafly harus pergi menjalankan pendidikan CPNS usai menikah dengannya.

Hal ini diungkapkan Olivia Nathania untuk menjawab pertanyaan terkait ketidaktahuan Rafly soal ATM-nya yang digunakan untuk terima uang dari terduga korban.