Berita Terkini Nasional

Uang Rp 427 Juta Raib Sepulang dari Bank, Awalnya Gara-gara Ban Mobil Kempis

Kisah uang Rp 427 juta raib sepulang dari bank, awalnya gara-gara ban mobil kempis ketika berjalan.

Dokumentasi Polsek Wlingi
Lokasi pencurian uang. Kisah uang Rp 427 juta raib sepulang dari bank, awalnya gara-gara ban mobil kempis ketika berjalan. 

Seusai bertransaksi, kartu ATM milik korban di tukar dengan kartu ATM yang tidak berlaku.

Atas kejadian ini, korban mengalami kerugian berupa uang tunai sebanyak Rp. 38.606.852.

“Atas perbuatannya, keempat tersangka dijerat dengan Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dengan ancaman pidan kurungan penjara selama empat tahun,” pungkasnya.

Kena Order Fiktif

Kasus penipuan sebelumnya juga pernah terjadi di Kota Bandar Lampung.

Umi Kulsum (30), warga Jalan Wartawan, Gang Saburai, Gunung Sulah, Bandar Lampung menjadi korban penipuan.

Penipuan yang dialami Ibu dua anak ini, setelah 180 orderan nasi kotak dari salah satu konsumennya pada Minggu (25/7/2021), ternyata fiktif.

Alhasil, sebagian nasi kotak yang sudah terlanjur dibuat tersebut diberikan untuk anak yatim di panti asuhan.

"Saya sudah ikhlas. Anggap saja ini jadi pengalaman buruk selama saya dagang," kata Umi, Senin (26/7/2021).

Umi menceritakan, usaha nasi kotak ia rintis sejak setahun terakhir.

Namun baru kali ini ia mendapat order fiktif yang masuk ke ponselnya pada Sabtu (24/7/2021) malam.

Si pemesan menyebut atas nama Husen, minta diantar 180 kotak nasi ayam kecap ke depan masjid Al Mabrur, Kupang Kota, Telukbetung Utara, Bandar Lampung.

Menurut Umi, si pemesan beralasan order sebanyak itu untuk disajikan dalam acara yang diadakan di masjid tersebut.

"Minggu siang abis zuhur saya antar ke lokasi. Setengah jam sebelum berangkat dia share lokasi," kata Umi.

Begitu sampai di lokasi, nomor ponsel pemesan masih merespon.

Namun Umi diperintahkan menuju rumah di depan masjid tersebut.

Setelah dihubungi kembali, nomor ponsel Umi sudah di blokir si pengorder fiktif.

"Saya yakin karena dia minta cepat, makanya siang itu saya antar sendiri pake motor," kata Umi.

Untungnya, warga sekitar yang kasihan melihat Umi kompak membeli 80 kotak nasi ayam kecap tersebut.

"Jadi yang 80 kotak itu akhirnya dibayar sama warga. Sisa 100 kotak lagi yang belum saya kirim sudah saya kasih ke panti asuhan," kata Umi.

Umi mengatakan, nasi kotak yang ia jual biasa dipromosikan lewat sosial media Facebook.

Dari sana, calon pembeli bisa menghubungi nomor WhatsApp untuk melakukan pemesanan

"Biasanya memang gak pernah pakai DP, jadi begitu terima baru pesanan saya buat," kata Umi.

Atas kejadian tersebut, Umi memperkirakan kerugian sekitar Rp 1.5 Juta.

Namun dirinya enggan melaporkan ke polisi.

"Dia pesan 150 kotak harga Rp 8 ribu, 30 kotak lagi itu harga per porsinya Rp 12 ribu," kata Umi.

Agar kejadian tersebut tak terulang lagi, Umi mengaku bakal memberlakukan pembayaran pesanan dengan uang muka.

"Iya minimal bayar setengah dulu," kata Umi.

Sementara itu, order fiktif yang dialami pelaku usaha kecil ini sedang dialami aparat kepolisian.

Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Resky Maulana menyebut jajarannya sudah diturunkan ke lapangan memastikan order fiktif tersebut.

Menurutnya, sejumlah warga yang menjadi korban sudah dimintai keterangan.

"Sementara ini belum ada laporan yang masuk," kata Resky.

Resky berharap korban yang merasa dirugikan secara materil bisa membuat laporan ke Polsek atau Polresta.

Kendati demikian, pihaknya tetap menelusuri pelaku yang membuat sejumlah pedagang kecil merugi.

"Kepada masyarakat ke depannya dapat tetap waspada dan tidak mudah percaya. Agar hal serupa tidak terulang lagi," kata Resky.

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dan TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved