Wawancara Eksklusif

Wawancara Khusus Ketua Paguyuban Pasundan Lampung Bustomi Rosadi, Gelar Sundanese Arts Festival

wawancara khusus wartawan Tribunlampung.co.id, Kiki Adipratama dengan Ketua Umum Paguyuban Pasundan Lampung Bustomi Rosadi.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id / Deni Saputra
wawancara khusus wartawan Tribunlampung.co.id, Kiki Adipratama dengan Ketua Umum Paguyuban Pasundan Lampung Bustomi Rosadi. 

Bagaimana proses adaptasi warga etnis Sunda di Lampung selama ini menurut Anda?

Sebagaimana biasanya orang sunda itu mudah berbaur, begitu juga di Lampung ini. Jadi saat ini sudah berkembang pesat dan beradaptasi dengan baik.  Itu ditunjukan dengan kolaborasi budaya Sunda dengan Lampung. 

Memang masalah budaya ini bukan maslah yang  bersifat memaksa.  Tetapi, dengan kearifan lokal kita, etnis sunda yang sedang berada di Lampung jadi  kita berkolaborasi dengan budaya Lampung. Mulai dari bahasa yang sudah tercampur, kemudian juga tari-tarian dan banyak budaya lainnya.

Dari sisi perkawinan pun apakah saat ini sudah saling silang dengan etnis lain, termasuk etnis Lampung?

Ya, istilah kawin silang itu sudah sangat banyak dan berkembang ya di Lampung sendiri, tidak hanya dengan etnis Lampung, tapi juga dengan etnis-etnis lainnya seperti Semendo, Jawa, etnis lainnya dan termasuk Lampung.

Ada acara khusus yang bersifat budaya terkait proses akulturasi ini?

Jadi itulah mengapa Paguyuban Pasundan Lampung membuat satu festival yang dinamakan dengan Lampung Sundanese Arts Festival. Dan itu sudah berjalan lima kali sejak 2010. Dan saat ini akan kita adakan lagi yang ke enam di Tulangbawang Barat.

Festival ini menjadi ajang akulturasi budaya Sunda dengan Lampung. Acara ini kita lakukan dua tahunan sekali sebagai bentuk menyambung silaturahmi dengan seluruh warga sunda dan secara umum kepada masyarakat Lampung.

Apa saja mata acaranya? Apakah memang melibatkan warga etnis lain?

Ada empat gagasan dibentuknya Lampung Sundanese Arts Festival.  Pertama Silaturahmi, kolaborasi, sadar wisata, dan kebersamaan. Jadi kolaborasi itu mencoba menggabungkan budaya-budaya dengan perlombaan.

Misal kalo solo song kan bisa menyanyi lagu sunda dan lagu Lampung, kemudian tari jaipong dan tari bedana, atau rampak silat sunda rampak silat Lampung jadi kita dilombakan.  Jadi ada  yang bisa dikomunikasikan, tapi pada intinya kita bangun silaturahmi kebersamaan. Kemudian sadar wisata untuk meningkatkan wisata daerah Lampung.

Jadi nanti  ada lima finalis yang bisa ditampilkan di dalam festival.  Sebelumnya mereka sudah disaring jadi lima  finalis ini diseleksi secara online dengan menunjukan latar belakang wisata daerahnya. Kemudian kebersamaan

Bagaimana kontribusi Paguyuban Pasundan Lampung untuk daerah ?

Sebetulnya kami ini masih ada hal-hal yang harus diperbaiki, terutama dalam usaha-usaha perekonomian yang bersifat UMKM. Kemarin sudah ada kerjasama dengan pemerintah pusat untuk mengembangkan usaha melalui UMKM tapi ini masih perlu ditindaklanjuti lagi kedepannya seperti apa.

Baca juga: Kesamaptaan Periodik II TA 2021, Kodim 0410/KBL Lakukan Penilaian Postur Prajurit

Apakah jumlah warga etnis Sunda terus bertambah dari sisi perpindahan penduduk terutama dari Pulau Jawa?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved