Kesehatan

Halo Dokter, Apa Itu Usus Buntu dan Apa Penyebabnya

Simak penjelasan apa itu usus buntu dan penyebab usus buntu. Penyakit usus buntu merupakan iritasi pada usus buntu atau apendiks.

Editor: Hanif Mustafa
Tribunnews.com
Ilustrasi. Halo Dokter, apa itu usus buntu dan penyebab usus buntu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Simak penjelasan apa itu usus buntu yang merupakan penyakit pencernaan yang kerap diderita banyak orang.

Penyakit usus buntu merupakan iritasi pada usus buntu atau apendiks.

Usus buntu adalah organ yang berbentuk kantong kecil dan tipis dan berukuran 5-10 cm, serta terhubung pada usus besar.

Penderita usus buntuk umumnya akan merasa nyeri di perut bagian kanan bawah.

Pada kebanyakan kasus, rasa sakitnya bermula di sekitar pusar kemudian berlanjut ke bagian lainnya.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Sembelit

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja. Namun, dilansir dari Mayo Clinic, usus buntu paling sering terjadi pada orang dengan usia 10-30 tahun.

Sebuah riset tahun 2018 yang berjudul Acute Appendicitis: Efficient Diagnosis and Management melaporkan bahwa usus buntu adalah satu di antara penyakit penyebab paling umum dari nyeri akut pada orang dewasa dan anak-anak.

Bahkan penyakit ini membawa risiko terserang sebesar 8,6 persen pada pria dan 6,7 persen pada wanita.

Meski begitu, sayangnya masih banyak yang meremehkan permasalahan pencernaan ini.

Padahal, saat kondisi usus buntuk pecah selama 2-6 hari setelah gejala usus buntu muncul, hal tersebut bisa mengancam jiwa.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Akalasia dan Bagaimana Gejala serta Peyebabnya

Faktanya, penyakit ini merupakan alasan paling sering untuk melakukan operasi darurat pada anak-anak.

Penyebab usus buntu

Dikutip dari Healthline, penyebab usus buntu masih belum diketahui dengan pasti.

Para ahli kesehatan meyakini kondisi tersebut disebabkan karena adanya penyumbatan pada organ usus buntu.

Saat usus buntu tersumbat, bakteri akan dengan mudah berkembang biak.

Hal tersebut pun akan menyebabkan pembentukan nanah dan pembengkakan yang mengakibatkan nyeri di bagian perut.

Namun ada beberapa hal yang bisa berpontensi menjadi penyebab usus buntu, di antaranya:

1. Penumpukan kotoran yang mengeras.

2. Folikel lomfoid yang membesar.

3. Benda asing.

4. Cacing usus atau parasit.

5. Cedera traumatis.

6. Tumor.

Gejala usus buntu

Tanda atau gejala usus buntu dapat berbeda pada setiap orang.

Hanya saja, secara umum usus buntu dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut:

1. Nyeri mendadak dari sisi kanan perut bagian bawah.

2. Nyeri mendadak dimulai dari sekitar pusar dan bergeser ke perut kanan bawah.

3. Rasa sakit akan memburuk saat batuk atau berjalan.

4. Selera makan menurun bahkan menghilang.

5. Mual dan muntah.

6. Demam ringan

7. Sembelit atau diare.

8. Perut kembung.

Sementara pada wanita hamil, rasa sakit akibat usus buntu berada di sekitar perut atas.

Hal tersebut disebabkan karena posisi usus buntu berada lebih tinggi dari kondisi normal saat hamil.

Komplikasi usus buntu

Ketika usus buntu tidak diobati dengan tepat dan segera mungkin, usus buntu yang meradang dapat pecah.

Hal tersebut dapat mengakibatkan bakteri ke dalam rongga perut, khususnya bagian tengah tubuh yang terdiri dari hati, lambung, serta usus.

Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan peritonitis, yaitu iritasi serius pada lapisan rongga perut.

Sayangnya, iritasi itu dapat mengancam jiwa, kecuali diobati dengan antibiotik berkonsentrasi kuat.

Diagnosis usus buntu

Dilansir dari Healthline, terdapat beberapa cara dalam mendiagnosis usus buntu.

Hal tersebut dicek melalui serangkaian tes untuk memastikan gejala yang dialami adalah gejala usus buntu.

Tes tersebut di antaranya:

1. Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih sebagai tanda adanya infeksi.

2. Tes urine untuk mencegah kemungkinan adanya penyakit lain.

3. CT scan atau USG untuk memastikan rasa nyeri pada perut tersebut terjadi karena penyakit usus buntu.

4. Pemeriksaan panggul untuk memastikan rasa nyeri bukan disebabkan oleh permasalahan reproduksi atau infeksi panggul lainnya.

5. Tes kehamilan untuk memastikan rasa nyerinya bukan disebabkan kehamilan ektopik.

6. Foto rontgen dada untuk memastikan rasa nyeri tidak disebabkan karena pneumonia.

Pengobatan usus buntu

Dalam pengobatan usus buntu, umumnya dokter akan melakukan beberapa cara berikut:

1. Antibiotik

Ketika usus buntu tidak terlalu parah, dokter akan memberikan resep berupa obat antibiotik.

Akan tetapi, sebagian besar kasus usus buntu memerlukan pembedahan untuk pengangkatan penyakit.

2. Pembedahan

Saat antibiotik tidak efektif, prosedur pembedahan akan dilakukan oleh dokter.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pusar untuk mengeluarkan penyumpatan pada usus buntu.

Masa pemulihannya akan memakan waktu sekitar 2-4 minggu.

Baca juga: Halo Dokter, Bagaimana Cara Merawat Orang Diare

Namun dalam kasus usus buntu yang pecah, masa pemulihannya akan lebih lama. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved