Bandar Lampung

Harga Cabai Merah Keriting di Bandar Lampung Naik Rp 10 Ribu per Kg

Belum saja harga minyak goreng turun, kini harga aneka cabai ikut naik. Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai merah keriting dan cabai merah besar.

Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto
Illustrasi - Cabai merah. Harga cabai naik. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejumlah komoditas pangan utama terus mengalami kenaikan.

Belum saja harga minyak goreng turun, kini harga aneka cabai ikut naik.

Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai merah keriting dan cabai merah besar.

Cabai merah keriting naik hingga Rp Rp 10 ribu per kilogram (kg).

Sementara cabai merah besar naik Rp 7.000 per kg.

Hal ini berdasarkan pantauan Tribun di Pasar Pasir Gintung, Way Halim, dan Pasar Tempel Sukarame, Kota Bandar Lampung, Minggu (21/11).

Pedagang di Pasar Pasir Gintung, Satiyem mengatakan, harga cabai merah keriting semula Rp 24 ribu per kg.

Namun saat ini naik jadi Rp 34 ribu per kg.

Untuk cabai merah semula Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 33 ribu per kg, sementara cabai merah besar dari Rp 23 ribu/kg menjadi Rp 30 ribu/kg atau naik Rp 7.000. Kenaikan terjadi sejak sepekan terakhir.

Sementara cabai rawit dijual Rp 20 ribu/kg.

Baca juga: Pengusaha Langgar Aturan PPKM, Hiburan Malam di Bandar Lampung Buka sampai Dini Hari

Cabai rawit hijau dari Rp 30 ribu kg naik jadi Rp 33 ribu/kg.

"Kenaikan harga sayur dan cabai-cabaian ini, pasti sangat tinggi, berbeda dengan bahan sembako lain, kalau naik atau turun hanya sedikit," kata dia, Minggu.

Menurut Satiyem, kenaikan harga cabai itu akibat cuaca yang lebih sering hujan belakangan ini.

"Kalau sering hujan ini, cabai cepat busuk. Jadi stoknya sedikit, sehingga harganya naik," kata dia.

Sementara itu komoditas minyak goreng terpantau masih belum turun harga.

Di tiga pasar yang dipantau Tribun, harga minyak goreng ini bertahan tinggi, di kisaran harga Rp 32 ribu-Rp 36 ribu per 2 liter kemasan bermerek.

Bambang, pemilik toko sembako di Pasar Tempel Sukarame Bandar Lampung mengatakan, tren kenaikan harga minyak goreng memang sudah terjadi sejak awal November lalu. Kenaikan itu bervariasi.

Seperti minyak goreng kemasan 900 ml saat ini Rp 17 ribu.

Padahal sebelumnya hanya Rp Rp 13.500-Rp 15 ribu.

Menurutnya, kenaikan itu akibat sulitnya bahan baku sawit.

"Ya memang katanya lagi kurang (sawit), tapi ya namanya mau hari besar, memang harga harga pada naik," kata Bambang.

Sementara itu, Parno pedagang sembako di pasar Pasir Gintung Bandar Lampung menjelaskan, sejumlah barang sembako mengalami kenaikan.

Namun yang paling tinggi yakni harga minyak goreng.

"Untuk minyak satu liternya Rp 17 ribu, sebelumnya 15 ribu.

Sementara untuk yang ukuran 2 liter sebesar 36 ribu rupiah sebelumnya kisaran Rp 27 ribu-29 ribu," ujar Parno.

Meski cabai dan minyak goreng naik, ada pula komoditas lain yang turun harga.

Yakni, bawang merah dan telur ayam.

Menurut Satiyem, pedagang di Pasar Pasir Gintung, bawang merah yang semula Rp 26 ribu per kg, saat ini turun jadi Rp 20 ribu per kg.

"Kalau telur baru hari ini turun, tapi biasanya akhir tahun nanti naik lagi," kata Satiyem.

Sementara Mahmud, pedagang telur di Pasar Pasir Gintung mengatakan, harga telur turun 1.000 per kg, dari semula Rp 23 ribu menjadi Rp 22 ribu per kg.

Di Pasar Way Halim, harga telur ayam Rp 22.500 per kg. Candra, pedagang sembako di Pasar Way Halim mengungkapkan, harga telur memang mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.

Namun penurunan tidak terlalu banyak.

"Di sini Rp 22.500 per kilonya, memang turun kalo dari bulan-bulan sebelumnya. Kalo dulu bisa Rp 25 ribu," ujar Candra.

(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved