Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Pitted Keratolysis dan Bagaimana Cara Mencegahnya
Mendengar istilah pitted keratolysis mungkin akan terasa asing di telinga sebagian kita orang awam.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Mendengar istilah pitted keratolysis mungkin akan terasa asing di telinga sebagian kita orang awam.
Namun, istilah ini akan familiar bagi kalangan dunia medis.
Pitted keratolysis adalah penyakit kulit yang kerap terjadi pada telapak kaki.
Lalu, bagaimana mencegah pitted keratolysis?
dr Desidera Husadani SpDV dari Klinik Skin Rachel mengatakan, perlu menjaga telakap kaki agar tidak berkeringat.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Pitted Keratolysis
Untuk itu bisa mengoleskan anti-prespirant, melakukan botox, atau melakukan iontophoresis pada telapak kaki.
Sedangkan untuk menjaga agar telapak kaki tidak lembap dengan tidak menggunakan sepatu terlalu lama.
Menjaga telapak kaki tetap bersih, tidak berkeringat, dan tidak lembap akan mencegah telapak kaki ditempeli oleh bakteri bernama corynebacteria, dermatophilus congolensis, kytococcus sedentarius, actinomyces, atau streptomyce.
Bakteri tersebut menempel di telapak kaki karena memakai sepatu, sandal, atau handuk yang sama dengan orang yang telapak kakinya ada pitted keratolysis.
Tak hanya itu, bakteri bisa menempel di telapak kaki karena memiliki penyakit kronis yang mengakibatkan imun tubuh rendah.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Disentri Basiler dan Gejalanya
Kalau telapak kaki bersih, tidak berkeringat, dan tidak lembap, serta tidak memiliki penyakit kronis, bakteri tersebut tidak akan menempel di telapak kaki.
Saat bakteri tersebut menempel di telapak kaki, akan timbul bau dan gatal pada telapak kaki.
Bakteri ini kalau dibiarkan terus menempel ditelapak kaki, akan memakan kulit telapak kaki hingga muncul lubang berukuran kecil.
"Lubang itu awalnya hanya satu. Lalu lama-kelamaan menjadi banyak. Keberadaan lubang inilah yang disebut sebagai penyakit kulit bernama pitted keratolysis," kata Desidera, Jumat (26/11/2021).
Sebenarnya keberadaan lubang tersebut bisa dicegah jika saat bakteri masih menimbulkan bau dan gatal, langsung dioleskan salep dari dokter.
Tapi kalau sudah telanjur berlubang, pengobatannya juga mengoleskan salep.
"Pengobatan ini tidak bisa ditunda, karena akan mengakibatkan lubang-lubang kecil menempel dan menimbulkan lecet yang rasanya perih," ucap Desidera.
( Tribunlampung.co.id / Jelita Dini Kinanti )