Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Toksoplasmosis dan Seperti Apa Gejalanya dan Penyebabnya
Toksoplamosis merupakan penyakit yang mirip dengan flu. Penyakit ini disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Toksoplamosis merupakan penyakit yang mirip dengan flu. Penyakit ini disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii.
Dilansir dari Healthline, kebanyakan orang yang menderita toksoplasmosis tidak pernah memiliki gejala sama sekali.
Berdasarkan laporan WHO, diperkirakan lebih dari satu juta kasus toksoplasmosis terjadi di negara-negara Eropa pada 2015.
Sementara menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 60 juta orang Amerika Serikat terinfeksi parasit ini.
Infeksi itu dapat terjadi karena memakan daging yang kurang matang, terpapar kotoran kucing yang terinfeksi, serta penularan dari ibu ke janin selama kelahiran.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Wajah V-Shape dan Bagaimana Prosedurnya
Parasit tersebut dapat bertahan lama dalam kurun waktu yang lama bahkan seumur hidup di dalam tubuh manusia atau hewan.
Pada orang yang memiliki daya tahan kuat, gejalanya akan tampak seperti flu.
Bahkan penyakit toksoplasmosis itu dianggap sebagai penyebab utama kematian akibat makanan di Amerika Serikat.
Penyakit ini akan sangat berbahaya bagi para ibu hamil. Sebab, dapat menyebabkan keguguran hingga bayi terlahir cacat.
Bayi tersebut juga dapat tertular oleh sang ibu yang terinfeksi parasit patogen itu.
Baca juga: Halo Dokter, Cara Mengobati Pitted Keratolysis yang Menyebabkan Bau Tak Sedap Pada Kaki
Sayangnya, semua orang dapat terinfeksi parasit tersebut,
Namun ada sejumlah kelompok yang memiliki tingkat risiko begitu tinggi, seperti:
1. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi toksoplasmosis selama atau sebelum hamil;
2. Penderita AIDS;
3. Orang yang menjalani jenis kemoterapi tertentu, dan;
4. Orang yang baru saja menerima transplantasi organ.
Penyebab
Toxoplasma gondii merupakan parasit penyebab toksoplasmosis yang hidup dalam kotoran hewan seperti kucing hingga burung.
CDC mengatakan ada banyak penyebab lain dari penyakit ini, di antaranya:
1. Makan daging yang kurang matang dan terkontaminasi parasit tersebut.
2. Penggunaan alat makan yang terkontaminasi.
3. Mengonsumsi air yang mengandung parasit penyebab toksoplasmosis.
4. Lupa cuci tangan setelah membersihkan kotoran hewan.
5. Tidak cuci tangan selepas berkebun.
6. Makan buah dan sayur yang tidak dicuci bersih.
7. Bayi tertular dari ibu hamil yang terkena toksoplasma.
Gejala
Melansir Mayo Clinic dan Healthline, kebanyakan orang yang memiliki kondisi prima tidak mengalami gejala saat terinfeksi toksoplasmosis.
Namun pada beberapa orang, gejala toksoplasmosis yang timbul, di antaranya:
1. Badan pegal.
2. Kelenjar getah bening bengkak.
3. Sakit kepala.
4. Demam,
5. Badan mudah lelah padahal tidak banyak aktivitas.
Gejala itu dapat berlangsung selama satu bulan atau lebih dan biasanya sembuh dengan sendirinya.
Penyakit toksoplasmosis ini sangat serius bagi orang yang memiliki sistem imunitas lemah.
Sebab, dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya lainnya, meliputi:
1. Peradangan otak, ditandai dengan gejala tambahan berupa sakit kepala, kejang, kebingungan, dan koma.
2. Infeksi paru-paru, ditandai dengan batuk, demam, dan sesak napas.
3. Infeksi mata, mengakibatkan penglihatan kabur dan sakit mata.
Pada janin yang terinfeksi, gejala toksoplasmosis yang timbul kemungkinan ringan, tetapi bisa juga serius.
Toksoplasmosis pada bayi yang belum lahir akibat tertular oleh ibunya begitu berbahaya.
Hal itu karena dapat mengancam nyawa bayi segera setelah lahir.
Komplikasi
Saat toksoplasmosis pada bayi tidak ditangani dengan baik, kemungkinan akan berisiko mengalami masalah serius, yang meliputi:
1. Kejang.
2. Infeksi mata yang parah.
3. Pembesaran hati dan limpa.
4. Penyakit kuning.
Pencegahan
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa cara pencegahan toksoplasmosis, di antaranya:
1. Memakai sarung tangan saat berkebun.
2. Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang.
3. Mencuci bersih peralatan dapur.
4. Mencuci bersih buah dan sayuran.
5. Hindari mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
6. Rajin mencuci tangan. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )
Baca berita kesehatan lainnya