Bandar Lampung
Perjuangan Hidup ODHA di Bandar Lampung, ODHA Dapat Bergaul Seperti Manusia Lain
RA, seorang warga Bandar Lampung yang terinfeksi HIV/AIDS atau ODHA. Ia tertular virus HIV dari mendiang suaminya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG UTARA - RA, seorang warga Bandar Lampung yang terinfeksi HIV/AIDS atau ODHA.
Ia tertular virus HIV dari mendiang suaminya.
Suaminya telah meninggal dunia pada September 2020.
Begitu juga anak semata wayangnya, telah pula meninggal dunia di usia 2 bulan diduga karena sakit yang sama.
Sampai saat ini RA terus berjuang hidup. Berikut kisahnya.
Tak pernah terbayangkan oleh RA bakal menjadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Ia juga harus kehilangan dua orang tercintanya karena virus tersebut.
Namun penderitaan tersebut tak membuat RA menyerah begitu saja.
RA tetap semangat menjalani hidup berkat dukungan keluarga.
Dengan terbuka, RA menceritakan awal mula dirinya divonis virus HIV.
Baca juga: Eva Dwiana Harap Situasi Kondusif Jelang Penetapan UMK Bandar Lampung 2022
Menurutnya, penyakit yang ditularkan dari mendiang suami baru diketahui April 2021 ini.
"Awalnya saya tidak mengira kalau HIV, tapi makin hari berat badan saya makin turun dan tentunya kesehatan pun menurun," tutur RA, Selasa (30/11/2021).
RA mengungkapkan gejala awal yang dialami yakni keluar bercak putih di mulut, seperti sariawan.
Gejala penyakit yang tak biasa ini membuat keluarga RA mendorongnya untuk ditangani secara medis.
Tidak hanya itu, keluarga RA juga menyarankan agar berkonsultasi dengan psikolog mengingat beban berat yang dipikul RA pasca ditinggal suami dan anak.
"Keluarga nyuruh saya ke psikolog, mereka mengira saya sakit karena pikiran," kata RA.
Setelah berkonsultasi, psikolog menyarankan RA untuk menjalani serangkaian tes VCT.
Hasilnya 3 reagent menunjukkan reaktif HIV.
Setelah itu RA menjalani pemeriksaan medis lainnya hingga sampai saat ini terapi ARV.
"Dokter bilang kemungkinan saya tertular dari suami. Karena kemungkinan juga suami meninggal karena HIV," kata RA.
Vonis tersebut membuat RA terkejut.
Bagaimana tidak, RA sendiri tak mengetahui jika suami kemungkinan menjadi orang yang membawa virus tersebut.
Pasalnya sejak memutuskan untuk menikah tahun 2019, sang suami tak pernah bercerita tentang penyakit yang diidap.
"Hancur sudah pasti, putus asa, merasa seluruh hidup saya hilang saat itu juga. Karena saat itu juga tidak berpikir beliau (suami) kena HIV," kata RA.
Sejak divonis positif mengidap virus HIV, pikiran RA selalu dihantui satu pertanyaan.
Yaitu, kenapa saya?
Beruntung, besarnya dukungan keluarga membuat RA tetap bisa melanjutkan hidup.
Terutama peran sang ibu, yang begitu setia merawat anaknya selama menjalani pemeriksaan di rumah sakit.
Bahkan sang ibunda turut mendampingi RA saat dokter membacakan hasil pemeriksaan yang menyatakan positif HIV.
"Ada rasa kecewa dan tidak percaya dalam diri ibu saya waktu itu. Tapi saya bilang gini, kalau mama lemah dan nyerah bagaimana dengan saya," kata RA.
Dengan semangat yang dimiliki RA, sang Ibu pun ikut bangkit dan menerima dengan ikhlas.
"Tetap berfikir positif, saya tidak berfikir dari mana dari mana virus ini saya menganggap ini adalah gift dari Tuhan,tentunya tetap menjalani terapi dengan teratur," kata RA.
RA mengakui dunia yang ia jalani kini berubah 360 derajat.
Namun dengan mencari kegiatan positif dan pola hidup sehat, RA mengaku lebih nyaman menjalaninya.
Salah satunya bergabung dengan Jaringan ODHA Berdaya (JOB) Bandar Lampung.
Sebuah organisasi atau wadah bagi para ODHA sekedar sharing atau membantu sesama penderita.
Menurut RA salah satu kegiatan JOB Bandar Lampung ini adalah mendampingi pasien pasien baru dengan cara memberikan motivasi.
Dalam peringatan hari AIDS Sedunia yang bakal diperingati setiap 1 Desember, RA punya pesan bagi masyarakat.
RA mengatakan, ODHA dapat bergaul seperti manusia lainnya.
Untuk itu ia menegaskan, stop stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
"Karena untuk melarang orang melakukan hubungan berisiko atau drugs sepertinya agak sulit," kata RA.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad joviter)