Muktamar NU

Muktamar NU, Gus Yahya Klaim Kantongi 469 Suara: Semua Real

Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya mengklaim sudah mengantongi 469 suara jelang Muktamar

Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung.co.id / Deni Saputra
Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya mengklaim sudah mengantongi 469 suara jelang Muktamar Ke-34 NU. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya mengklaim sudah mengantongi 469 suara jelang Muktamar Ke-34 NU.

Diketahui Muktamar Ke-34 NU akan digelar di Lampung pada 22-23 Desember 2021.

Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf mengatakan jika 469 suara tersebut bukan sekadar klaim.

“Dukungan itu solid dan bisa dicek langsung dari mana saja dukungan itu. Semua real, bukan sekedar klaim angka-angka,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers bertajuk “Ngopi Bareng Gus Yahya dari Arena Muktamar” di Hotel Novotel, Kota Bandar Lampung, Selasa (21/12/2021) siang.

Muktamar NU yang akan dibuka oleh Presiden Jokowi di Pesantren Darussa’adah Lampung Tengah itu salah satu agenda utamanya adalah pemilihan Ketua Umum PBNU.

Baca juga: Muktamar NU, Gus Yahya Tawarkan Jabatan Wakil Rais Aam ke Kiai Said Aqil Siradj

Sampai Selasa malam, ada dua calon kuat. Pertama, Kiai Said Aqil Siradj yang saat ini masih menjabat Ketua Umum PBNU. Ia sudah menjabat selama dua periode.

Kedua, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang saat ini menjabat Katim Aam PBNU. Ia baru pertama kali mencalonkan diri menjadei ketua umum tanfidziyah.

Dalam acara ngopi bareng tersebut, Gus Yahya didampingi Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul dan beberapa ulama pengasuh pondok pesantren dan pengurus NU daerah.

Hadir juga para pemimpin redaksi dan reporter media massa di Lampung, serta tim peliput muktamar yang datang dari Jakarta. 

Kegiatan tersebut juga ditayangkan melalui zoom meeting dan diikuti oleh media massa nasional di Jakarta.

Baca juga: Muktamar NU, Terungkap Pemilik Privat Jet atau Pesawat Pribadi yang Dipakai Gus Yahya ke Lampung

Gus Yahya mengaku informasi soal 469 suara dukungan itu berasal dari Gus Ipul.

“Beliau yang mengawal suara dukungan itu, dan saya meneripa laporannya,” ujar dia.

Jika Gus Yahya mengklaim mendapat 469 suara, maka sejatinya pemilihan ketua umum sudah selesai sebelum muktamar dibuka.

Namun, masalahnya, calon lain yakni Kiai Said Aqil juga mengklaim mendapat dukungan suara mayoritas. Dalam beberapa kesempatan, kubu Kiai Said Aqil menyebut angka 389 suara dukungan untuk menjabat periode ketiga memimpin PBNU.

Jika suara Gus Yahya yang 469 dan suara Kiai Said yang 389 dijumlahkan, maka total terdapat 858 suara.

Padahal, menurut Gus Ipul, jumlah suara yang memiliki hak pilih totalnya 587, namun karena ada sejumlah kepengurusan yang bermasalah, maka total suara sah dalam muktamar kali ini sebanyak 519.

Dengan demikian, ada kelebihan 339 suara. Apakah  itu suara ghaib?

Menurut Gus Ipul, angka 469 suara dukungan yang dipaparkan Gus Yahya semaunya real dan jelas siapa orangnya, siapa pengurusnya.

“Kami terbuka, ada daftarnya kalau ada yang mau mengecek,” ujarnya.

Namun, dia bertanya, apakah pihak lain yang juga mengklaim suara mayoritas punya daftarnya dan bersedia dicek secara langsung?

Pada bagian lain, Gus Ipul mengingatkan agar panitia pelaksana berhati-hati dalam melakukan verifikasi peserta, terutama peserta yang memiliki hak suara.

Hasil pemantauan di lapangan, kata dia, verifikasi digital tidak bisa membedakan SK yang sah dan SK yang tidak sah. Sehingga, perlu dilakukan verifikasi secara manual.

“Kami punya daftar pengurus yang sah, dan yang lain juga punya daftarnya. Itu sama daftarnya. Kita semua tahu. Jadi, jangan ada yang coba bermain,” tegasnya.

Tawarkan Jabatan

Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf yang biasa disapa Gus Yahya, menyatakan sudah menawarkan jabatan Wakil Rais Aam kepada calon Ketua Umum PBNU lainnya, Said Aqil Siradj.

Namun, menurut Gus Yahya, Kiai Said Aqil belum bersedia menerima tawaran tersebut.

Hal itu disampaikan Gus Yahya dalam konferensi pers bertajuk “Ngopi Bareng Gus Yahya dari Arena Muktamar” di Hotel Novotel, Kota Bandar Lampung, Selasa (21/12/2021).

Dalam acara ngopi bareng tersebut, Gus Yahya didampingi Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul dan beberapa ulama pengasuh pondok pesantren dan pengurus NU daerah.

Hadir juga para pemimpin redaksi dan reporter media massa di Lampung, serta tim peliput muktamar yang datang dari Jakarta. 

Kegiatan tersebut juga ditayangkan melalui zoom meeting dan diikuti oleh media massa nasional di Jakarta.

Gus Yahya mengatakan, tawaran tersebut disampaikan ke Kiai Said Aqil sebagai upaya musyawarah untuk bermufakat.

“Tradisi NU adalah musyawarah mufakat. Kecuali tidak tercapai mufakat, barulah kita melakukan pemungutan suara,” jelasnya.

Mengapa yang ditawarkan jabatan Wakil Rais Aam, bukan Rais Aam?

Gus Yahya menjelaskan, penentuan Rais Aam bukan kewenangannya bahkan pun jika dirinya terpilih jadi ketua umum tanfidziyah.

Rais Aam dipilih secara musyawarah mufakat oleh Ahlul Halli Wal 'Aqdi dalam muktamar. Sementara untuk Ahlul Halli Wal 'Aqdi diusulkan dari nama-nama kiai senior yang nantinya berjumlah 9 orang.

“Kalau jabatan wakil Rais Aam kita bisa perjuangkan agar dipilih,” jelas Gus Yahya.

Rais Aam diambil dari bahasa Arab yang berarti Ketua Umum. Dalam tradisi NU, Rais Aam lebih kepada syuriyah yang beranggotakan para kiai besar NU. Jabatan ketua umum lebih kepada tanfidziyah (pelaksana) yang beranggotakan pengurus seperti organisasi lainnya.

Dukungan untuk Gus Yahya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kepulauan Riau (Kepri) Juramadi Ersam menyebut mayoritas NU di Pulau Sumatra mendukung Yahya Cholil Staquf, alias Gus Yahya, dalam Muktamar NU 2021.

Ketua PWNU Kepri Juramadi Ersam mengungkapkan hal itu saat diwawancarai Tribun Lampung terkait suara Muktamar NU, di Gedung Serbaguna Universitas Lampung, Selasa (21/12/2021).

Juramadi Ersam dan peserta lainnya, khususnya dari Kepri, sudah tiba di Provinsi Lampung yang menjadi tuan rumah Muktamar NU.

"Dari PWNU Kepri, ada 13 orang yang akan memberikan dukungan dalam acara Muktamar NU, hajat besar lima tahun ini," katanya.

Juramadi mengungkapkan, selain PWNU, total ada tujuh PCNU kabupaten/kota di Kepri.

Baca juga: Muktamar NU 2021, Penampakan Venue Utama Pembukaan di Ponpes Darussa’adah Lampung Tengah

Terkait dukungan, Juramadi menyatakan PWNU Kepri tidak bisa mengintervensi PCNU-PCNU kabupaten/kota di provinsi pecahan Provinsi Riau itu.

"Semua diserahkan kepada PCNU masing-masing mengenai siapa pilihannya nanti," ujarnya.

Lalu bagaimana dengan PWNU Kepri?

Juramadi menjawab, "Untuk PWNU Kepri, saya tidak bisa bicara secara vulgar. Pastinya sudah ada pilihan antara Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) atau Said Aqil Siradj."

Menurut Juramadi, Said Aqil Siradj dan Gus Yahya merupakan dua tokoh NU yang bagus.

"Saya masih merahasiakan (soal dukungan PWNU Kepri). (NU di) Sumatra tidak sama. Tapi, mayoritas mendukung Gus Yahya untuk regenerasi," bebernya.

Baca juga: Muktamar NU, Gus Yahya Klaim Sudah Raih 469 Suara, Gus Ipul Ingatkan Jangan Ada yang Coba Bermain

Juramadi mengungkapkan tim Said Aqil dan Gus Yahya sudah melakukan lobi untuk meraih dukungan. 

"Siapapun yang terpilih, maka itu adalah yang sudah Allah SWT, apakah petahana (Said Aqil) atau Gus Yahya," katanya. ( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra ) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved