Muktamar NU
Pemilihan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Sebut Banyak Pengurus Wilayah dan Cabang Inginkan Regenerasi
Kandidat calon ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga Katib Aam PBNU mengungkapkan jika NU butuh regenerasi.
TRIBUNLAMPUNG, BANDAR LAMPUNG – Kandidat calon ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga Katib Aam PBNU mengungkapkan jika NU butuh regenerasi.
Menurut dirinya, banyak dari pengurus wilayah dan cabang NU yang menginginkan regenerasi kepengurusan di tubuh PBNU.
"Banyak pengurus wilayah dan cabang yang menginginkan regenerasi ditubuh NU," ujarnya saat konfrensi pers, Kamis (23/12/2021).
Gus Yahya, demikian sapaan akrab dirinya, menyampaikan bila pihaknya telah mendapatkan 477 dukungan dari pengurus wilayah dan cabang untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PBNU.
"Kami telah berkeliling dan berkoordinasi hampir ke seluruh indonesia. Sejauh ini 447 cabang dan wilayah sudah menyatakan siap memberi dukungan," ujarnya.
Baca juga: Muktamar NU 2021, Empat Nama Digadang Bakal Maju Pencalonan Ketua Umum PBNU
Muktamar ke-34 NU telah memasuki hari kedua, dan telah menyelesaikan sidang pleno I dan II yang berlangsung di GSG UIN Raden Intan Lampung.
Sidang Pleno membahas tentang tata tertib persidangan dan laporan pertanggung jawaban (LPJ) pengurus PBNU perode sebelumnya.
Penyampaian LPJ sendiri disampaikan oleh ketua Umum PBNU perode 2015-2020 KH Said Aqil Siroj.
Hasilnya, semua peserta muktamar menerima LPJ pengurus periode sebelumnya.
Namun, KH Yahya Cholil Staquf menyebut jika kebanyakan peserta muktamar menerima LPJ dengan catatan.
Baca juga: Muktamar NU 2021, Begini Mekanisme Pemilihan Rais Aam dan Ketum PBNU
"LPJ memang diterima meskipun cukup banyak catatan yang di sampaikan," katanya.
Gus Yahya Ingin Idealisme Gusdur
Calon Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf optimistis pendukungnya tidak akan mengalihkan suara.
"Ya saya yakinlah, berkhusnudzon. Saya kan kiai, bukan penjahat. Insya Allah mereka mendukung saya," kata Gus Yahya.
Menurut dirinya, hingga saat ini telah meraih dukungan lebih dari 20 Pengurus Wilayah NU (PWNU) dan lebih dari 400 Pengurus Cabang NU (PCNU) di Indonesia.
"Kemarin saya berkumpul dengan 447 PWNU dan PCNU di Grahawangsa (Bandar Lampung). Mereka sepakat mendukung saya," kata Gus Yahya.
Dia menuturkan, kesiapannya sebagai Ketua Umum PBNU bukan tanpa dasar.
Dia memiliki visi untuk menghidupkan kembali idealisme Gus Dur.
"Visi saya menghidupkan Gus Dur. Beliau sosok yang tidak tentu ada seratus tahun lagi. Tapi saya akan menghadirkan Gus Dur kembali dengan idealismenya," tutur Yahya.
Mekanisme Pemilihan Ketua Umum PBNU
Mekanisme pemilihan Rais Aam akan digelar dengan musyawarah.
Sementara, pemilihan Ketua Umum PBNU rencananya digelar melalui voting.
Bagaimana pelaksanaannya ?
Ketua SC Muktamar Ke-34 NU Muhammad Nuh memberikan penjelasan mekanisme pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.
Dia mengatakan, pemilihan Rais Aam dilakukan dengan mengusulkan 9 nama calon oleh setiap pengurus cabang dan pengurus cabang istimewa.
Lalu kemudian, dari 9 nama yang diusulkan tersebut akan mencari 9 nama terbesar untuk menjadi AHWA (ahlul halli wal aqdi).
Nantinya, 9 ulama yang terkumpul dalam AHWA yang akan menunjuk siapa yang akan menjadi Rais Aam PBNU.
"Kalau model pemilihan Rais itu kan mengusulkan 9 nama calon setiap pengurus cabang, wilayah, dan pengurus cabang istimewa. Dari 9 nama tadi itu dicari 9 nama terbesar. Nah, 9 terbesar itulah yang akan menjadi AHWA (ahlul halli wal aqdi) untuk memilih Rais Aam," kata Muhammad Nuh saat diwawancarai di GSG UIN Raden Intan Lampung, Kamis (23/12/2021).
Sementara terkait pemilihan Ketua Umum PBNU, setiap cabang mengusulkan nama.
Menurutnya, siapa saja boleh mengusulkan nama-nama sebagai calon kandidat ketua umum.
Namun, jelas dia, ada syarat minimal dukungan untuk bisa ditetapkan sebagai calon ketua umum.
"Minimal 99 suara. Siapa saja yang mencapai 99 suara atau lebih dari 99 suara itu yang masuk calon Ketum," jelas Nuh.
"Yang dapat 99 suara tadi itu kemudian diminta untuk musyawarah di antara mereka," imbuhnya.
Namun demikian, jika dalam musyawarah tidak ditemukan keputusan siapa yang akan menjadi Ketua PBNU, cara selanjutnya adalah dikonsultasikan kepada Rais Aam.
"Apakah si A saja atau si B saja yang mau maju. Kalau misalnya di antara kandidat itu belum dapat mufakatnya, maka itu dikonsultasikan ke Rais Aam terpilih. Terserah Rais Aam terpilih nanti kalau merekomendasikannya satu, dua atau tiga, itu terserah Rais Aamnya. Kalau Rais Aam sudah memberikan persetujuannya," sambungnya.
Jika calonnya lebih satu, kata Nuh, maka baru akan dilakukan voting.
"Siapa yang dapat suara terbanyak dari situ ya itu yang akan menjadi Ketum. Itu sudah disepakati semua," pungkas Nuh.
Empat Nama Calon Kuat PBNU
Empat nama bakal calon Ketua Umum PBNU digadang bakal maju mengikuti pemilihan pada Muktamar ke-34 NU.
Keempatnya yakni, KH Prof Dr KH Said Aqil Siradj, KH Dr As'ad Said Ali, KH Yahya Cholil Staquf, dan KH Marzuki Mustamar.
Said Aqil adalah petahana yang menjabat dua periode pada dua kali pemilihan, yakni 2010-2015 dan 2015-2020.
Sedangkan Yahya Cholil Staquf merupakan Khatib Aam PBNU yang juga saudara kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Ayahnya, Cholil Bisri merupakan salah satu tokoh yang mendirikan NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Marzuki Mustamar adalah pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang, Jawa Timur.
Marzuki kini juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur periode 2018-2023.
Kiai As'ad pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015 dan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) 2000-2011.
Kiai As'ad banyak melakukan kaderisasi di level bawah dengan mendirikan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU).
Dari empat nama tersebut, nama Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil disebut-sebut
memiliki basis pendukung kuat.
Itu terlihat pula pada peta konstelasi dukungan PWNU dan PCNU. Aksi saling klaim dukungan pun terjadi diantara masing-masing pendukungnya.
Ketua SC Panitia Muktamar M Nuh tak menampik keempat kandidat tersebut akan masuk dalam bursa pencalonan.
Menurut dia, pencalonan kandidat ketua umum dalam organisasi NU sangat terbuka.
"Siapa saja boleh, yang lain selain itu juga boleh jadi silahkan saja," kata M Nuh kepada awak media, Kamis (23/12/02021).
Baca juga: Muktamar NU 2021, Visi Gus Yahya Calon Ketua Umum PBNU: Menghidupkan Gus Dur
Kendati demikian, kata M Nuh, ada syarat minimal dukungan untuk bisa ditetapkan sebagai calon Ketua Umum.
"Minimal 99 suara. Siapa saja yang mencapai 99 suara atau lebih dari 99 suara itu yang masuk calon Ketum," ujar M Nuh.
"Yang dapat 99 suara tadi itu kemudian diminta untuk musyawarah di antara mereka," lanjut M Nuh menambahkan.
( Tribunlampung.co.id / Kiki Adipratama )