Longsor di Lampung Barat

Masyarakat Keluhkan Lambannya Penanganan Longsor di Lampung Barat

Dizky mengungkapkan, baru warga setempat saja yang turun ke lokasi longsor untuk melakukan penanganan.

Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani
Longsor di Jatimulyo, Kelurahan Pasar Liwa, Balik Bukit, Lampung Barat, Jumat (21/1/2022). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Masyarakat mengeluhkan lambatnya penanganan longsor di Jatimulyo, Kelurahan Pasar Liwa, Balik Bukit, Lampung Barat.

Warga bernama Dizky mengatakan, pascalongsor pada Kamis (20/1/2022) sekira pukul 17.00 WIB hingga Jumat (21/1/2022) sekira pukul 16.00 WIB, belum ada penanganan dari Pemkab Lampung Barat.

"Kami tadi pagi sudah melaporkan longsor ini ke lurah hingga ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Barat," ujar Dizky, Jumat (21/1/2022).

"Hingga saat ini belum ada penanganan dari Pemkab Lampung Barat," sambungnya.

Baca juga: BREAKING NEWS Longsor Akibat Hujan Deras di Lampung Barat, 2 Rumah Warga Nyaris Rusak

Dizky mengungkapkan, baru warga setempat saja yang turun ke lokasi longsor untuk melakukan penanganan.

Longsor di Balik Bukit Lampung Barat 112
Longsor di Jatimulyo, Kelurahan Pasar Liwa, Balik Bukit, Lampung Barat, Jumat (21/1/2022).

Sebelumnya, longsor juga pernah terjadi di lokasi tersebut pada 2020 silam.

"Dulu tahun 2020 pernah dianggarkan Rp 60 juta dari dana darurat untuk menangani longsor di sini," terangnya.

"Tapi, tetap warga setempat sebagai pelaksananya," tambah dia.

Saat itu, terus dia, 5 rumah warga rusak ikut terbawa meterial longsor.

Baca juga: Bukit Sarno Longsor, Bupati Pringsewu Tidak Hentikan Aktivitas Tambang

"Apa mesti nambah rumah lagi baru ditangani? Atau mesti ada korban jiwa dulu?" ujar Dizky.

Dia menerangkan, pada 2020 lalu pihak Pemkab Lampung Barat telah menjanjikan kerusakan akibat longsor tersebut akan ditangani secara keseluruhan.

"Jangan cuma janji-janji aja," tegas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

"Apalagi kerusakan di tahun 2020 jadi bertambah parah karena longsor kemarin," imbuh dia.

Dizky menyampaikan kekhawatirannya jika longsor tersebut tidak segera ditangani.

"Takutnya gak cuma rumah yang kena, tapi nyawa juga yang kena," ujarnya.

Sebelum mengakhiri sesi wawancara, ia menyempatkan untuk menyampaikan satu pesan kepada Pemkab Lampung Barat.

"Satu pesan saya, coba pemerintah renungkan, bagaimana perasaan kalian kalau memiliki rumah di tepi longsoran," katanya.

"Pasti kalian akan merasakan apa yang kami rasakan," pungkasnya.

Sementara warga lainnya bernama Gibran juga mengungkapkan kekesalan senada dengan Dizky.

"Dulu tahun 2020 pernah ditinjau juga sama bupati dan DPRD," terang Gibran.

"Ngomongnya nanti dikerjain. Tapi belum juga dirampungkan pengerjaannya sampai sekarang," sambungnya.

Ia meminta aspirasi masyarakat setempat guna penanganan kerusakan akibat longsor tersebut didengar oleh Pemkab Lampung Barat.

"Jangan cuma janji manis aja. Kalau janji manis doang, semua juga bisa," ujar Gibran.

BPBD Lampung Barat menjadikan keterbatasan anggaran sebagai alasan.

Setidaknya, untuk memperbaiki kerusakan tersebut diperlukan dana sekitar Rp 2 miliar.

Mendengar hal tersebut, Gibran memberikan tanggapannya.

"Kan sudah ada pembagian anggarannya masing-masing," ujar dia.

"Kecil bagi Indonesia mengeluarkan duit Rp 2 miliar," sambungnya.

Gibran menyampaikan pesannya kepada Pemkab Lampung Barat.

"Harta bisa diganti. Kalau sudah nyawa, mau seberapa pun besarnya harta, gak akan bisa diganti," tandasnya.

( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved