UMKM Lampung

Kuliner Lampung, Produksi Kue Keranjang Khas Imlek Mulai Meningkat 

Tahun ini pembuat kue keranjang kembali bergairah dibandingkan tahun sebelumnya di tengah pandemi Covid-19.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter
Rumah produksi kue keranjang cap teratai, di Jalan Sadewo Atas, Kampung Sawah, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, Sabtu (22/1/2022). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga Bandar Lampung mengenal kue keranjang dengan sebutan kue tutun.

Kue khas ini biasanya disajikan dalam perayaan tahun baru kalender Tiongkok atau Imlek

Tahun ini pembuat kue tutun kembali bergairah dibandingkan tahun sebelumnya di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Hasan Kurniawan, pemilik rumah produksi kue keranjang cap teratai, di Jalan Sadewo Atas, Kampung Sawah, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, Sabtu (22/1/2022).

Menurut Hasan, produksi tahun ini meningkat sekitar 65 persen dibandingkan sebelum pandemi.

"Tahun ini kita bisa produksi dalam sehari rata-rata sekitar 400 buah kue tutun," kata Hasan.

Jumlah produksi harian tersebut sebagian besar sudah dipesan lebih dulu oleh pelanggan.

Selain dapat dibeli satuan, Hasan juga menyediakan kue tutun tersebut untuk dijual kembali oleh pengecer.

Satu buah kue tutun dengan berat 1 Kilogram, biasa dijual dengan harga Rp 25 ribu.

"Banyak yang datang beli langsung ke sini, selainnya juga bisa dibeli di supermarket," kata Hasan.

Baca juga: Mahasiswa Itera Beri Pelatihan Membuat Pestisida Alami dari Daun Pepaya

Hasan mengatakan, harga kue tutun sedikit mengalami kenaikan.

Hal ini menyesuaikan dari bahan baku gula, ikut merangkak naik.

Kue tutun sendiri dibuat dari berbagai macam olahan tepung beras ketan, gula merah dan gula pasir.

"Biasa kita jual seharga Rp 24 ribu, terpaksa kita naikan karena bahan baku pembuatan nya juga naik," kata Hasan.

Hasan mengakui, kue tutun banyak dicari warga keturunan Tionghoa untuk dijadikan penganan pelengkap saat tahun baru Imlek.

Dia mengibaratkan, kue tutun sama dengan halnya ketupat bagi umat muslim saat merayakan Lebaran.

"Karena bentuk dan teksturnya yang lengket, jadi kue ini bisa jadi melambangkan keakraban dalam satu keluarga," kata Hasan.

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved