Kecelakaan di Tanggamus

Sosok Edi Korban Kecelakaan di Way Gelang Tanggamus, Dikenal Mudah Bergaul

Edi tewas dalam kecelakaan di Jalinbar Pekon Way Gelang, Kota Agung Barat, Tanggamus, Minggu (23/1/2022). Nasib serupa dialami Helda istrinya.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto
Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung menerjunkan Unit Traffic Analyze Accident (TAA) untuk menyelidiki kecelakaan di Jalinbar Pekon Way Gelang, Kota Agung Barat, Tanggamus. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Rumah duka almarhum Edi Setiawan sekeluarga di Pekon Way Panas, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus dipenuhi pelayat, Senin (24/1/2022).

Sejak awal puluhan warga sudah berkumpul di rumah permanen bata merah tersebut.

Edi tewas dalam kecelakaan di Jalinbar Pekon Way Gelang, Kota Agung Barat, Tanggamus, Minggu (23/1/2022).

Nasib serupa dialami Helda istrinya dan Naviya Keysa anak keduanya.

Baca juga: Kecelakaan di Pesawaran, 1 Truk Bisa Dievakuasi

Warga semakin ramai seusai jenazah Edi Setiawan, Helda (istri), dan Naviya Keysa (anak kedua) tiba di rumah duka.

Keluarga besar mereka meluapkan kesedihannya dengan tangis.

Begitupun warga lainnya merasakan harus terima kepergian selamanya keluarga kecil ini.

Ketiganya pun dimakamkan berdampingan di pemakaman umum pekon setempat.

Proses pemakaman berakhir sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan 2 Truk di Pesawaran

Saat digelar doa bersama, kehadiran warga semakin banyak.

Keluarga besar, teman-teman almarhum dan almarhumah datang untuk memanjatkan doa.

Menurut Iskandar, teman almarhum Edi, warga yang datang bukan saja dari pekon setempat, namun ada dari beberapa pekon sekitar seperti warga Pekon Sampang Turus serta lainnya.

"Almarhum orangnya mudah bergaul, baik, jadi banyak warga yang kenal dan akrab dengannya. Jadi wajar kalau yang datang melayat sampai doa bersama ramai," ujar Iskandar.

Menurutnya, tidak banyak orang yang mampu bergaul dengan banyak orang dan menjaga sikap baiknya.

Jika itu ada, maka almarhum sekeluarga termasuk di dalamnya.

Sehingga saat kabar meninggal tersebar banyak orang yang merasa kehilangan serta ikhlas menggerakkan diri untuk datang melayat dan hadiri doa bersama.

Menurut Hardi, warga Wonosobo, selama ini Edi Setiawan bekerja sebagai petani.

"Almarhum selama ini kerja kebun. Apa saja dikerjakan. Yang pasti masih di kebun," ujar Hardi.

Ia mengaku, dengan pekerjaan tersebut jugalah maka almarhum banyak dikenal.

Sebab di antara petani ada rasa kebersamaan dan gotong royong saat salah satunya membutuhkan bantuan.

"Orangnya mudah dimintai tolong. Misalnya sama-sama minta bantu untuk ngangkut panen atau kerjaan lain di kebun," kata Hardi.

Warga tidak menyangka Edi dan keluarga pergi secepat ini.

Apalagi Helda diketahui sedang mengandung anak ketiga.

Sementara itu, Satlantas Polres Tanggamus memproses kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan ketiganya meninggal dunia.

Bahkan Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung menerjunkan Unit Traffic Analyze Accident (TAA) untuk melanjutkan olah kejadian perkara.

Tim dipimpin Kompol M Budhi Setyadi, yang didampingi Kasat Lantas Polres Tanggamus AKP Jonnifer Yolandra, dan Kanit Laka Brigpol Kuswanto.

Jonnifer menerangkan, unit tersebut sengaja datang membawa perangkat peralatan TAA untuk merekonstruksi sebuah peristiwa. 

"Fungsinya semacam untuk merekonstruksi sebuah peristiwa lakalantas. Perangkat utama alat TAA itu adalah kamera yang bisa bergerak 360 derajat. Tujuannya sebagai supporting system hasil olah TKP yang sudah kami lakukan," ujar Jonnifer.

Ia mengakui, kecelakaan antara mobil pikap Mitsubishi L300 BE 9591 ND bermuatan pasir yang dikemudikan Sugiono (39) dan pemotor Honda Beat nopol BE 3533 ZJ mendapatkan atensi khusus dari Ditlantas Polda Lampung.

"Hasil pemeriksaan TAA yang memperkuat hasil olah TKP, akan kami bahas dalam gelar perkara. Rencananya besok kami akan melaksanakan gelar perkaranya. Pastinya kami akan berbuat semaksimal mungkin untuk memberikan keadilan," ujar Jonnifer.

Ia mengaku, dalam waktu dekat akan menemui anak pertama korban sebagai ahli waris satu-satunya.

Kebetulan anak pertama keluarga ini sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren.

( Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved