Berita Terkini Nasional

Dulu Kaya Raya Warga 1 Desa Jadi Miliarder Tanah Dibeli Pertamina, Kini Menyesal

Nasib warga kampung di Tuban yang mendadak kaya raya jadi miliarder setelah tanah dan rumahnya dibeli Pertamina kini berakhir menyedihkan.

kolase TikTok @rizkii.02
Nasib warga kampung di Tuban yang mendadak kaya raya jadi miliarder setelah tanah dan rumahnya dibeli Pertamina kini berakhir menyedihkan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TUBAN - Nasib warga kampung di Tuban yang mendadak kaya raya jadi miliarder setelah tanah dan rumahnya dibeli Pertamina kini berakhir menyedihkan.

Sejumlah warga akhirnya menyesal karena telah menjual tanah dan rumahnya. Kini, mereka mengaku kesusahan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja sulit.  

Seorang warga kampung miliarder di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur harus menjual sapinya demi bisa makan sekeluarga.

Musanam (60), warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana pernah ia nikmati setiap tahun bisa memanen sayuran atau jagung.

Baca juga: Jadi Miliarder Dadakan dari Tuban, Siti Tak Pernah Menyangka Tanahnya Dibeli Rp 18 Miliar

Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.

Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022).

Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.

Baca juga: Tanah Diborong Pertamina hingga Miliaran, Warga di Tuban Beli Ratusan Mobil Baru

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.

"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela-sela aksi demo.

Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.

Usai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.

Jika biasanya bisa mendapat Rp 40 juta saat panen, sekarang sudah tak lagi mendapat hasil tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved